Pages

Minggu, 30 Oktober 2011

KODE ETIK PROFESI KONSELOR INDONESIA

KODE ETIK PROFESI KONSELOR INDONESIA KODE ETIK PROFESI KONSELOR INDONESIA (ASOSIASI BIMBINGAN KONSELING INDONESIA) PENDAHULUAN Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) adalah suatu organisasi profesi yang beranggotakan guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan kualifikasi pendidikan akademik strata satu (S-1) dari Program Studi Bimbingan dan Konseling dan Program Pendidikan Konselor (PPK). Kualifikasi yang dimiliki konselor adalah kemampuan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling dalam ranah layanan pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir bagi seluruh konseli. Konselor profesional memberikan layanan berupa pendampingan (advokasi) pengkoordinasian, mengkolaborasi dan memberikan layanan konsultasi yang dapat menciptakan peluang yang setara dalam meraih kesempatan dan kesuksesan bagi konseli berdasarkan prinsip-prinsip pokok profesionalitas: 1. Setiap individu memiliki hak untuk dihargai, diperlakukan dengan hormat dan mendapatkan kesempatan untuk memperoleh layanan bimbingan dan konseling. Konselor memberikan pendampingan bagi individu dari berbagai latar belakang kehidupan yang beragam dalam budaya; etnis, agama dan keyakinan; usia; status sosial dan ekonomi; individu dengan kebutuhan khusus; individu yang mengalami kendala bahasa; dan identitas gender. 2. Setiap individu berhak memperoleh informasi yang mendukung kebutuhannya untuk mengembangkan dirinya. 3. Setiap individu mempunyai hak untuk memahami arti penting dari pilihan hidup dan bagaimana pilihan tersebut akan mempengaruhi masa depannya. 4. Setiap individu memiliki hak untuk dijaga kerahasiaan pribadinya sesuai dengan aturan hukum, kebijakan, dan standar etika layanan. Kode etik Profesi Konselor Indonesia memiliki lima tujuan, yaitu: 1. Melindungi konselor yang menjadi anggota asosiasi dan konseli sebagai penerima layanan. 2. Mendukung misi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. 3. Kode etik merupakan prinsip-prinsip yang memberikan panduan perilaku yang etis bagi konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling. 4. Kode etik membantu konselor dalam membangun kegiatan layanan yang profesional. 5. Kode etik menjadi landasan dalam menghadapi dan menyelesaikan keluhan serta permasalahan yang datang dari anggota asosiasi. A. Pengertian Etika adalah suatu sistem prinsip moral, etika suatu budaya. Aturan tentang tindakan yang dianut berkenaan dengan perilaku suatu kelas manusia, kelompok, atau budaya tertentu. Etika Profesi Bimbingan dan Konseling adalah kaidah-kaidah perilaku yang menjadi rujukan bagi konselor dalam melaksanakan tugas atau tanggung jawabnya memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada konseli. Kaidah-kaidah perilaku yang dimaksud adalah: 1. Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan penghargaan sebagai manusia; dan mendapatkan layanan konseling tanpa melihat suku bangsa, agama, atau budaya. 2. Setiap orang/individu memiliki hak untuk mengembangkan dan mengarahkan diri. 3. Setiap orang memiliki hak untuk memilih dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambilnya. 4. Setiap konselor membantu perkembangan setiap konseli, melalui layanan bimbingan dan konseling secara profesional. 5. Hubungan konselor-konseli sebagai hubungan yang membantu yang didasarkan kepada kode etik (etika profesi). Kode Etik adalah seperangkat standar, peraturan, pedoman, dan nilai yang mengatur mengarahkan perbuatan atau tindakan dalam suatu perusahaan, profesi, atau organisasi bagi para pekerja atau anggotanya, dan interaksi antara para pekerja atau anggota dengan masyarakat. Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku profesional yang dijunjung tinggi, diamalkan dan diamankan oleh setiap anggota profesi Bimbingan dan Konseling Indonesia. Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia wsajib dipatuhi dan diamalkan oleh pengurus dan anggota organisasi tingkat nasional , propinsi, dan kebupaten/kota (Anggaran Rumah Tangga ABKIN, Bab II, Pasal 2) B. Dasar Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling 1. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (pasal 28 ayat 1, 2 dan 3 tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan) 4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. BAB I KUALIFIKASI, KOMPETENSI DAN KEGIATAN PROFESIONAL KONSELOR A. Kualifikasi 1. Sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan Konseling. 2. Berpendidikan profesi konselor (PPK). B. Kompetensi Sosok utuh kompetensi konselor terdiri atas dua komponen yang berbeda namun terintegrasi dalam praksis sehingga tidak bisa dipisahkan yaitu kompetensi akademik dan kompetensi profesional. Kompetensi tersebut dijabarkan seperti tertera pada gambar berikut. 1. MEMAHAMI SECARA MENDALAM KONSELI YANG HENDAK DILAYANI 1. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas, kebebasan memilih, dan mengedepankan kemaslahatan konseli dalam konteks kemaslahatan umum 2. Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku konseli 2. MENGUASAI LANDASAN TEORETIK BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan 2. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang, satuan pendidikan 3. Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseling 4. Menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling 3. MENYELENGGARAKAN BIMBINGAN DAN KONSELING YANG MEMANDIRIKAN 1. Merancang program Bimbingan dan Konseling 2. Mengimplementasikan program Bimbingan dan Konseling yang komprehensif 3. Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling. 4. Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan masalah konseli 4. MENGEMBANGKAN PRIBADI DAN PROFESIONALITAS SECARA BERKELANJUTAN 1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang kuat 3. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional 4. Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja 5. Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling 6. Mengimplementasikan kolaborasi antarprofesi C. KEGIATAN PROFESIONAL KONSELOR 1. INFORMASI, TESTING DAN RISET a. Penyimpanan dan penggunaan Informasi 1) Catatan tentang diri konselispt; wawancara, testing, surat-menyurat, rekaman dan data lain merupakan informasi yg bersifat rahasia dan hanya boleh dipergunakan untuk kepentingan konseli. 2) Penggunaan data/informasi dimungkinkan untuk keperluan riset atau pendidikan calon konselor sepanjang identitas konselidirahasiakan. 3) Penyampaian informasi ttg konselikepada keluarganya atau anggota profesi lain membutuhkan persetujuan konseli 4) Penggunaan informasi ttg Konselidalam rangka konsultasi dgn anggota profesi yang sama atau yang lain dpt dibenarkan asalkan kepentingan konselidan tidak merugikan konseli. 5) Keterangan mengenai informasi profesional hanya boleh diberikan kepada orang yang berwenang menafsirkan dan menggunakannya. b. Testing Suatu jenis tes hanya diberikan oleh konselor yang berwenang menggunakan dan menafsirkan hasilnya. 1) Testing dilakukan bila diperlukan data yang lebih luas tentang sifat, atau ciri kepribadian subyek untuk kepentingan pelayanan 2) Konselor wajib memberikan orientasi yg tepat pada konselidan orang tua mengenai alasan digunakannya tes, arti dan kegunaannya. 3) Penggunaan satu jenis tes wajib mengikuti pedoman atau petunjuk yg berlaku bagi tes tersebut 4) Data hasil testing wajib diintegrasikan dengan informasi lain baik dari konselimaupun sumber lain 5) Hasil testing hanya dapat diberitahukan pada pihak lain sejauh ada hubungannya dgn usaha bantuan kepada konseli c. Riset 1) Dalam mempergunakan riset thdp manusia, wajib dihindari hal yang merugikan subyek 2) Dalam melaporkan hasil riset, identitas konselisebagai subyek wajib dijaga kerahasiannya. 2. PROSES PELAYANAN a. Hubungan dalam Pemberian Pelayanan 1) Konselor wajib menangani konseliselama ada kesempatan dlm hubungan antara konselidgn konselor 2) Konselisepenuhnya berhak mengakhiri hubungan dengan konselor, meskipun proses konseling belum mencapai hasil konkrit 3) Sebaliknya Konselor tidak akan melanjutkan hubungan bila konselitidak memperoleh manfaat dari hubungan tersebut. b. Hubungan dengan Konseli 1) Konselor wajib menghormati harkat, martabat, integritas dan keyakinan konseli. 2) Konselor wajib menempatkan kepentingan konselinya diatas kepentingan pribadinya. 3) Konselor tidak diperkenankan melakukan diskriminasi atas dasar suku, bangsa, warna kulit, agama, atau status sosial tertentu. 4) Konselor tidak diperkenankan memaksa seseorang untuk memberi bantuan pada seseorang tanpa izin dari orang yang bersangkutan. 5) Konselor wajib memberi pelayanan kepada siapapun terlebih dalam keadaan darurat atau banyak orang menghendakinya. 6) Konselor wajib memberikan pelayanan hingga tuntas sepanjang dikehendaki konseli. 7) Konselor wajib menjelaskan kepada konseli sifat hubungan yang sedang dibina dan batas-batas tanggung jawab masing-masing dalam hubungan profesional. 8) Konselor wajib mengutamakan perhatian terhadap konseli. BAB II HUBUNGAN KONSELING A. KESEJAHTERAAN BAGI ORANG YANG DILAYANI KONSELOR Konselor mendorong pertumbuhan dan perkembangan konseli dengan cara membantu kesejahteraan konseli dan memajukan pembentukan hubungan yang sehat. Konselor harus secara aktif untuk memahami perbedaan latar belakang budaya yang dimiliki konseli yang sedang dilayani. Konselor harus mengeksplorasi identitas budaya dan dampaknya terhadap nilai dan kepercayaan dalam proses konseling. Konselor mendorong konseli untuk dapat berkontribusi pada masyarakat dengan mendedikasikan kemampuan yang dimilikinya. 1. TANGGUNG JAWAB KONSELOR Tanggung jawab konselor adalah menghargai dan meningkatkan kesejahteraan konseli. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut maka konselor harus melaksanakan tanggung jawab sebagai berikut. a. Tanggung jawab Konselor terhadap Siswa 1) Konselor memiliki kewajiban utama untuk memperlakukan siswa sebagai individu yang unik dengan sikap respek. 2) Konselor secara penuh membantu konseli dalam mengembangkan potensi atau kebutuhannya (baik yang terkait dengan personal, sosial, pendidikan, maupun vokasional); dan mendorong konseli untuk mencapai perkembangan yang optimal. 3) Menahan diri dari upaya menorong siswa untuk menerima nilai, gaya hidup, dan keyakinan yang menjadi orientasi pribadi konselor sendiri. 4) Bertanggung jawab untuk memelihara hak-hak konseli. 5) Memelihara kerahasiaan data konseli. 6) Memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan konseli. b. Tanggung Jawab Terhadap Orang Tua 1) Melakukan hubungan kerjasama (kolaborsi) dengan orang tua siswa dalam memfasilitasi perkembangan siswa secara optimal. 2) Memberikan informasi kepada orang tua siswa tentang peranan konselor, terutama tentang hakikat hubungan konseling yang rahasia antara konselor dan konseli. 3) Memberikan informasi yang akurat, komprehensif, dan relevan dengan tujuan. 4) Melakukan sharing informasi tentang konseli. c. Tanggung jawab terhadap Kolega/Pihak Sekolah 1) Membangun dan memelihara hubungan kooperatif dengan kepala sekolah, guru-guru, dan staf sekolah dalam rangka memfasilitasi pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling. 2) Menerima masukan pendapat atau kritikan dari kepala sekolah, dan guru-guru sebagai dasar untuk mengembangkan atau memperbaiki program Bimbingan dan Konseling. d. Tanggung Jawab terhadap Dirinya Sendiri 1) Menyadari bahwa karakteristik pribadinya memberikan dampak terhadap kualitas layanan konseling. 2) Memiliki pemahaman terhadap batas-batas kompetensi yang dimilikinya, dan menerima tanggung jawab terhadap kegiatan yang dilakukannya. 3) Berusaha secara terus menerus untuk mengembangkan kompetensi (wawasan pengetahuan, dan keahlian) profesionalitas, dan kualitas kepribadiannya. e. Tanggung Jawab Terhadap Organisasi Profesi 1) Dalam melaksanakan hak dan kewajibannya Konselor wajib mengaitkannya dengan tugas dan kewajibannya terhadap konseli dan profesi sesuai kode etik untuk kepentingan dan kebahagiaan konseli 2) Konselor tidak dibenarkan menyalahgunakan jabatannya sebagai konselor untuk maksud mencari keuntungan pribadi atau maksud lain yang merugikan konseli, atau menerima komisi atau balas jasa dalam bentuk yang tidak wajar. BAB III KERAHAASIAAN DALAM KOMUNIKASI DAN HAL-HAL YANG BERSIFAT PRIBADI Konselor menyadari bahwa kepercayaan merupakan hal yang paling utama dalam hubungan konseling. Konselor berusaha mendapatkan kepercayaan konseli melalui hubungan konseling, menciptakan batasan dan keleluasan yang sepatutnya, hingga menjaga kerahasiaan. Konselor mengkomunikasikan tolok ukur kerahasiaan dengan cara yang baik dan bisa diterima oleh konseli. 1. Menghargai hak-hak konseli a. Kesadaran konselor akan keberagaman atau hal yang bersifat multikultural. b. Menghargai hal-hal yang bersifat pribadi menyangkut kehidupan konseli. c. Menghargai kerahasiaan informasi mengenai konseli. Dalam hal ini konselor hanya berbagi informasi seizin konseli atau berdasarkan pertimbangan etis dan hukum. d. Menjelaskan berbagai keterbatasan kerahasiaan ataupun situasi-situasi tertentu yang menyebabkan kerahasiaan harus dibuka. Hal ini bisa dilakukan pada tahap pengenalan dalam proses konseling. 2. Berbagi Informasi dengan pihak lain a. Pegawai Lembaga, dalam hal ini konselor harus memastikan keamanan dan kerahasian informasi mengenai data-data konseli yang diurus oleh pegawai lembaga, termasuk pegawai, mahasiwa, asisten dan tenaga sukarela. b. Team Konselor, jika penanganan konseli melibatkan sejumlah konselor dengan peranannya masing-masing, maka konseli terlebih dahulu diberitahukan mengenai hal tersebut dan informasi-informasi apa saja mengenai dirinya yang akan dibagi dalam tim tersebut. c. Pihak ketiga yang membiayai, konselor akan membagi informasi kepada pihak ketiga mengenai konseli jika konseli membuat perjanjian dengan pihak yang memiliki otoritas. d. Memindahkan informasi rahasia, konselor memperhatikan dan memastikan keamanan pemindahan data-data rahasia dengan komputer melalui surat elektronik, mesin fax, telepon, dan perlengkapan teknologi komputer lainnya. 3. Rekaman Data Konseling a. Kerahasiaan rekaman, terkait dengan proses dan tempat penyimpanan hingga orang-orang yang memiliki wewenang untuk rekaman tersebut. b. Izin untuk merekam, konselor meminta izin kepada konseli untuk merekam proses konseling dalam bentuk elektronik maupun bentuk lain. c. Izin untuk observasi, konselor meminta izin dari konseli dalam rangka observasi sesi konseling dalam lingkungan pelatihan, seperti meninjau hasil transkrip bersama peninjau dan fakultas. d. Rekaman bagi Konseli, konselor hanya memberikan salinan rekaman kepada konseli yang memang memerlukan. Konselor membatasi pemberian salinan rekaman atau sebagian salinan kepada konseli hanya jika isi rekaman tersebut akan mengganggu atau menyakiti perasaan konseli. Dalam situasi konseling yang melibatkan banyak konseli, maka konselor hanya memberikan salinan rekaman data yang menyangkut konseli yang memintanya dan tidak menyertakan salinan data yang menyangkut konseli lain. e. Bantuan dengan rekaman data, konselor memberikan bantuan kepada konseli dengan cara memberikan konsultasi dalam memaknai rekaman data. f. Membuka atau memindahkan rekaman, konselor meminta persetujuan tertulis dari konseli untuk membuka atau memindahkan rekaman data kepada pihak ketiga yang memiliki wewenang. g. Penyimpanan dan pemutihan rekaman setelah konseling berakhir, jika konselor mengatur penyimpanan rekaman-rekaman data konseling dengan mengikuti tahapan pengakhiran agar memudahkan proses membuka data tersebut di masa yang akan datang ataupun jika rekaman tersebut akan dimusnahkan. Konselor memelihara data rekaman konseli dengan tetap menjaga kerahasiaannya. 4. Penelitian dan pelatihan a. Persetujuan institusi atau lembaga, jika konselor akan menggunakan informasi-informasi mengenai konseli sebagai bagian dari perencanaan penelitian, maka konselor harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari institusi atau lembaga tempat konselor bekerja. b. Informasi rahasia yang diperlukan dalam penelitian, konselor menjaga kerahasiaan setiap rekaman data konseli dengan sebaik-baiknya jika penelitian yang akan dilakukan melibatkan banyak pihak. 5. Konsultasi a. Perjanjian, jika konselor memberikan konsultasi terkait dengan permasalahan konseli dengan pihak lain, konselor membuat perjanjian dengan setiap individu-individu yang terlibat, dengan memberitahukan bahwa konselini memiliki hak untuk dijaga kerahasiaannya kepada setiap individu dan menjelaskan akibat-akibat yang mungkin terjadi jika kerahasian tersebut dibocorkan ke pihak lain.. b. Menghargai hal-hal yang bersifat pribadi, konselor memberikan konsultasi ataupun mendiskusikan permasalahan konseli dengan tujuan professional hanya kepada pihak-pihak yang terkait, dengan tetap menjaga kerahasiaan identitas konseli. BAB IV EVALUASI, ASESMEN DAN INTERPRETASI Konselor menggunakan instrument asesmen sebagai salah satu komponen dari proses konseli dengan disesuaikan pada pribadi konseli dan budaya yang dimiliki. Konselor berusaha menciptakan kebermaknaan dari konseli atau kelompok konseli dengan membangun dan menggunakan instrument asesmen pendidikan, psikologi dan karir. 1. Asesmen Tujuan utama dari asesmen karir, psikologi dan pendidikan adalah untuk menyediakan pengukuran yang valid dan reliable, dalam rangka memperoleh data yang akurat mengenai konseli dan lingkungannya. Assesmen yang dilakukan tidak hanya terbatas pada: pengukuran bakat, kepribadian, minat, dan intelegensi. 2. Kesejahteraan konseli Konselor tidak diperkenankan untuk menyalahgunakan hasil asesmen dan interpretasinya, dan konselor harus mencegah terjadinya penyalahgunaan. Konselor harus menghormati hak konseli untuk mengetahui hasil dan interpretasi yang dibuat, dan melihat keputusan dan rekomendasi yang dibuat konseli. a. Kompetensi dalam menggunakan dan menginterpretasi instrumen asesmen meliputi: 1) Pemahaman terhadap keterbatasan kompetensi 2) Pemahaman terhadap penggunaan hasil asesmen secara tepat 3) Pengambilan keputusan yang berbasis hasil asesmen b. Pemberian ijin memberi informasi dalam asesmen dilakukan dengan: a. Memberikan penjelasan kepada konseli b. Memberikan penjelasan kepada penerima hasil BAB V PELANGGARAN TERHADAP KODE ETIK A. Pendahuluan Konselor wajib mengkaji secara sadar tingkah laku dan perbuatannya bahwa ia mentaati kode etik. Konselor wajib senantiasa mengingat bahwa setiap pelanggaran terhadap kode etik akan merugikan diri sendiri, konseli, lembaga dan pihak lain yg terkait. Pelanggaran terhadap kode etik akan mendapatkan sangsi yang mekanismenya menjadi tanggung jawab Dewan Pertimbangan Kode Etik ABKIN sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ABKIN, Bab X, Pasal 26 ayat 1 dan 2 sebagai berikut: (1) Pada organisasi tingkat nasional dan tingkat propinsi dibentuk DEWAN PERTIMBANGAN KODE ETIK BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA. (2) Dewan Pertimbangan Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia sebagaimana yang dimaksud oleh ayat (1) mempunyai fungsi pokok: a. Menegakkan penghayatan dan pengalaman Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia. b. Memberikan pertimbangan kepada Pengurus Besar atau Pengurus Daerah ABKlN atau adanya perbuatan melanggar Kode Etik Bimbingan dan Konseling oleh Anggota setelah mengadakan penyelidikan yang seksama dan bertanggungjawab. c. Bertindak sebagai saksi di pengadilan dalam perkara berkaitan dengan profesi bimbingan dan konseling. B. Bentuk Pelanggaran 1. Terhadap Konseli a. Menyebarkan/membuka rahasia konseli kepada orang yang tidak terkait dengan kepentingan konseli b. Melakukan perbuatan asusila (pelecehan seksual, penistaan agama, rasialis). c. Melakukan tindak kekerasan (fisik dan psikologis) terhadap konseli. d. Kesalahan dalam melakukan pratik profesional (prosedur, teknik, evaluasi, dan tindak lanjut). 2. Terhadap Organisasi Profesi a. Tidak mengikuti kebijakan dan aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi. b. Mencemarkan nama baik profesi (menggunakan organisasi profesi untuk kepentingan pribadi dan atau kelompok). 3. Terhadap Rekan Sejawat dan Profesi Lain Yang Terkait a. Melakukan tindakan yang menimbulkan konflik (penghinaan, menolak untuk bekerja sama, sikap arogan) b. Melakukan referal kepada pihak yang tidak memiliki keahlian sesuai dengan masalah konseli. C. Sangsi Pelanggaran Konselor wajib mematuhi kode etik profesi Bimbingan dan Konseling. Apabila terjadi pelanggaran terhadap kode etik Profesi Bimbingan dan Konseling maka kepadanya diberikan sangsi sebagai berikut. 1. Memberikan teguran secara lisan dan tertulis 2. Memberikan peringatan keras secara tertulis 3. Pencabutan keanggotan ABKIN 4. Pencabutan lisensi 5. Apabila terkait dengan permasalahan hukum/ kriminal maka akan diserahkan pada pihak yang berwenang. D. Mekanisme Penerapan Sangsi Apabila terjadi pelanggaran seperti tercantum diatas maka mekanisme penerapan sangsi yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mendapatkan pengaduan dan informasi dari konseli dan atau masyarakat 2. Pengaduan disampaikan kepada dewan kode etik di tingkat daerah 3. Apabila pelanggaran yang dilakukan masih relatif ringan maka penyelesaiannya dilakukan oleh dewan kode etik di tingkat daerah. 4. Pemanggilan konselor yang bersangkutan untuk verifikasi data yang disampaikan oleh konseli dan atau masyarakat. 5. Apabila berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh dewan kode etik daerah terbukti kebenarannya maka diterapkan sangsi sesuai dengan masalahnya. http://boharudin.blogspot.com/2011/05/kode-etik-profesi-konselor-indonesia.html

Selasa, 11 Oktober 2011

LAPORAN STUDI KASUS DI SEEKOLAH

LAPORAN STUDI KASUS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman banyak menimbulkan perubahan dan kemajuan di berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat. Seiring dengan perkembangan tersebut, masalah yang dihadapi manusia pun semakin kompleks. Dari masalah yang sederhana sampai dengan masalah yang berat. Begitu juga dengan siswa, Seorang guru di dalam kegiatan belajar mengajar sering dihadapkan pada siswa yang mengalami kesulitan . Oleh sebab itu maka peranan program bimbingan dan penyuluhan sekolah sangat diperlukan, karena program ini dapat membantu siswa baik yang bermasalah ataupun yang tidak bermasalah, sehingga siswa yang bersangkutan dapat belajar dan mencapai tujuan yang optimal.
Untuk itu, Mahasiswa PPL Universitas Kanjuruhan Malang semester ganjil 2011/2012 mendapatkan tugas untuk membuat bentuk layanan bimbingan kesulitan belajar pada siswa yang dirasa memerlukan bantuan dalam belajarnya atau memberikan motivasi untuk meningkatkan belajar siswa. Pemilihan target layanan bimbingan disesuaikan dengan kondisi penilain siswa yang perlu membutuhkan layanan bimbingan dan konseling.

1.2 Pengertian Bimbingan dan Penyuluhan
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri (Sukardi, 1993:2). Kemandirian yang menjadi tujuan usaha bimbingan ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi yang mandiri, yaitu; (a). mengenal diri sendiri dan lingkungannya sebagamana adanya, (b). menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis, (c). mengambil keputusan, (d). mengarahkan diri sendiri, dan (e). mewujudkan diri sendiri.
Lebih lanjut, untuk memudahkan ingatan kita tentang pengertian umum bimbingan, dibawah ini disimpulkan unsur-unsur pokok yang ada dalam usaha bimbingan (Prayitno, 1983:3 & 1987:36) yaitu:
B = Bantuan
I = Individu
M = Mandiri
B = Bahan
I = Interaksi
N = Nasehat
G = Gagasan
A = Alat dan Asuhan
N = Norma
Dengan memasukkan semua unsur diatas dapat dikatakan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu (seseorang) atau kelompok (sekelompok orang) agar mereka dapat mandiri, melalui berbagai bahan, interaksi, nasehat, gagasan, alat dan asuhan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku.
Sedangkan penyuluhan adalah selaku upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka, antara penyuluh dan klien (penyuluh dan konseli) yang berisi usaha yang laras dan manusiawi, yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas norma-norma yang berlak, agar klien dapat memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan mungkin pada masa yang akan datang (Sukardi, 1993:6).
Untuk memudahkan kita dalam megingat tentang pengertian umum penyuluhan, dibawah ini disimpulkan unsur-unsur pokok yang ada dalam usaha penyuluhan (Prayitno, 1983:5 & 1987:38) yaitu;
P = Pertemuan
E = Empat mata
N = Klien
Y = Penyuluh
U = Usaha
L =Laras
U = Unik
H = Human
A = Ahli
N = Norma
Dengan memasukkan unsur diatas dapat dikatakan bahwa penyuluhan merupakan pertemuan empat mata antara klien dan penyuluh yang berisi usaha yang laras, untuk dan human (Manusiawi) yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas norma yang berlaku.

1.3 Tujuan Bimbingan dan Penyuluhan
1. Tujuan bimbingan secara umun antara lain sebagai berikut:
a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karien serta kehidupan dimasa yang akan datang.
b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal munkin.
c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkunga kerjanya.
d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerjanya.

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah sebagai berikut :
a. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
b. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
c. Memiliki keterampilan atau tekhnik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
d. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
e. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

1.4 Manfaat Bimbingan Konseling
1. Bagi Kepala Sekolah
Dapat memperoleh informasi tentang keadaan siswa yang mengalami masalah dan sebagai masukan dalam menetapkan kebijakan - kebijakan sekolah, perencanaan dan pelaksanaan program di sekolah.
2. Bagi Guru Bidang Studi
Memberikan masukan dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar, dalam memilih metode pembelajaran dan materi pelajaran, sehingga komponen-komponen belajar dapat diterima siswa dan berfungsi secara optimal.
3. Bagi Mahasiswa PPL
Mahasiswa PPL akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan di bidang pendidikan dan pengajaran serta mengetahui berbagai problem yang dihadapi konseli dan memberikan alternatif pemecahannya.
4.Bagi siswa
Dapat mengenali dirinya secara baik ,Memperoleh berbagai informasi yang mungkin bermanfaat untuk meningkatkan prestasi belajar, Mendapat bantuan untuk mengindentifikasi kasus dan upaya pemecahannya.

1.5 Alasan Pemilihan Objek
Penulis mempunyai beberapa alasan dan pertimbangan dalam pemilihan klien. Dalam penyusunan layanan bimbingan ini penulis sengaja memilih siswa yang bersangkutan untuk dibahas kasusnya, berdasarkan pengamatan penulis pada siswa dan tingkah lakunya baik disekolah (terutama saat berlangsungnya belajar mengajar di kelas) maupun diluar sekolah yaitu dilingkungan masyarakat:
Di sekolah:
a. Siswa terlihat kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
b. Siswa sering kelihatan tidak memakai baju dengan rapi.
c. Siswa tidak berkonsentrasi menerima pelajaran.
d. Siswa sering bicara dalam kelas saat kegiatan belajar mengajar
e. Siswa sering mondar-mandir di kelas saat proses belajar mengajar.
f. Siswa sering kelihatan merasa tidak mampu pada bidang studi tertentu.
g. Siswa sering tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
Dari beberapa faktor yang ada maka penulis beranggapan bahwa keadaan diatas harus segera diatasi dengan beberapa solusi yang bijak, karena jika tidak, maka akan menyebabkan kesulitan bagi siswa. Berdasarkan pertimbangan prestasi siswa yang bersangkutan juga akan terganggu. Oleh karena itu penulis memilih siswa tersebut untuk dijadikan sasaran dalam pembahasan layanan bimbingan siswa ini.

1.6 Fokus Masalah
Pemberian Layanan bimbingan siswa hanya terbatas kepada kesulitan dalam proses belajar mengajar di sekolah dan upaya membantu siswa dalam mencapai prestasi yang maksimal. Membantu siswa dalam membentuk sikap dan tanggung jawab sebagai manusia dewasa.

1.7 Metode Pengumpulan Data
Dalam usaha memperoleh informasi dan data yang akurat dari siswa yang bermasalah tentunya kita membutuhkan cara sebagai berikut:
a. Metode Wawancara
Dengan menanyakan keadaan langsung pada objek agar memperolaeh data yang lebih valid.
b. Metode Angket dan Metode Dokumenter
Pengambilan data dengan menggunakan metode ini adalah mengisi angket yang baru sebagai data penunjang untuk penelitian ini. Siswa diberi angket untuk di isi. Kemudian penulis mengambil data dari buku pelanggaran yang ada di guru BK.

BAB II
LAYANAN BIMBINGAN SISWA
2.1 Identifikasi kasus
Identifikasi kasus adalah suatu usaha untuk mencari, menetapkan dan menempatkan siswa yang tergolong mengalami kesulitan.. Dalam hal ini siswa adalah siswa kelas X TKJ 1 yang merupakan siswa dari kelas yang dibina oleh penulis. Selain dari identifikasi di atas, siswa ini juga ditemukan berdasarkan informasi rekan sesama pengajar kelas X TKJ 1 SMA N 10 Malang.
Adapun yang cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi tersebut adalah :
a. Mempelajari prestasi yang dicapai siswa kasus/klien pada mata pelajaran yang diajarkan selama dia mengikutikegiatan belajar mengajar dikelas.
b. Mempelajari data yang berhubungan dengan pribadi siswa dengan menggunakan angket dan wawancara.
1. Observasi
Metode observasi ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung
terhadap keadaan, sikap dan tingkah laku konseli baik di dalam maupun di luar kelas.
2. Angket
Melalui angket ini, Klien yang bersangkutan mengisi data secara langsung dan jujur.Dengan cara ini diharapkan dapat diperoleh data/ informasi langsung dari konseli yang menjadi sumber penyebab timbulnya masalah dalam dirinya.
3. Wawancara.
Metode wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi yang terperinci terkait dengan masalah belajar yang dialami konsel
. Sumber data juga di peroleh dari :
Siswa yang bersangkutan, Beberapa teman siswa, Guru-guru pengajar

2.2 Prosedur dan Teknik Pelayanan Bimbingan Siswa
Konselor atau layanan bimbingan hendaknya memiliki kemampuan sebagai sosok yang mampu mendalami masalah siswa, mudah berkomunikasi, mampu menjaga kerahasiaan siswa.
Untuk lebih memudahkan pemecahan berbagai masalah yang terjadi pada siswa diperlukan data diri siswa. Data yang diberikan siswa sebagaimana kerahasiaan tetapi masih berhubungan dengan data sebenarnya. Langkah penyusunan data melalui:
2.2.1 Analisis
Pada data analisis ini berisi tentang keterangan siswa. Hal ini dapat diketahui melalui beberapa data tentang pribadi siswa yang lengkap:
1 Indentitas Klien:
Nama :
Tempat/ Tgl lahir :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Agama :
Kedudukan :
2. Identitas orang Tua (Ayah)
Nama lengkap :
Tempat, tanggal lahir :
Alamat :
Agama :
Suku :
Pendidikan :
Pekerjaan :
3. Identitas Orang Tua (Ibu)
Nama lengkap :
Tempat, tanggal lahir :
Alamat :
Agama :
Suku :
Pendidikan :
Pekerjaan :
4. Informasi yang diperoleh dari Klien :
1. Melalui observasi
Informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah sebagai berikut:
• siswa kadang-kadang tidak memperhatikan dengan seksama ketika praktikan menerangkan.
• siswa terkadang mencari kesibukan sendiri ketika guru pratikan menjelaskan pelajaran
• siswa kurang teliti dan hati-hati dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru pratikan
• jika praktikan memberikan pertanyaan siswa dapat menjawab walaupun tidak dengan sempurna
2. Melalui Wawancara
Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara adalah sebagai berikut:
• Salah satu faktor konseli malas belajar dan malas mendengarkan pelajaran
• Berdasarkan wawancara dengan teman siswa, siswa sedang mengalami putus cinta dikarenakan cintanya di tolak
• Siswa tidak pernah di antar sekolah oleh orang tua hanya adiknya sanya yang selalu di antar.
• Siswa kurang percaya diri akan hasil jawaban yang ia peroleh

3. Melalui Chek
Pemberian tanda cek pada sejumlah pertanyaan yang diberikan oleh konselor yang diperoleh sebagai berikut:
1. Masalah kesehatan
a.
2. Masalah kebiasaan belajar
a.
3. Masalah keadaan dirumah / keluarga
a.
4. Masalah rekreasi / olah raga
a.
5. Masalah hubungan sosial
a.
6. Masalah sekolah / pengajaran
a.
7. Masalah agama dan moral
a.
8. Masalah ulangan
a.
9. Masalah muda mudi
a

2.2.2 Sintesis
Data yang diberikan dari tahap analisis masih relevan tetapi juga banyak yang menyimpang sehingga diperlukan kesimpulan:
“Siswa merupakan keluarga sederhana. Seluruh keuangan yang digunakan siswa berasal dari bapak dan ibu dan kadang-kadang juga tidak menentu. Karena berasal dari keluarga yang sederhan maka banyak keinginan yang sering tidak terpenuhi, sehingga siswa merasa ingin lebih bebas di luar rumah dan menginginkan suatu pekerjaan untuk penghasilan. Dalam kehidupan sosial tidak suka mengatakan tentang persoalan dirinya sendiri/ pribadinya kepada orang lain.

2.2.3 Diagnosis
Diagnosis merupakan rumusan masalah yang dihadapai siswa. Dengan demikian dapat diperoleh masalah yang dihadapi siswa tersebut penyebabnya:

Indentifikasi Masalah
a. Masalah Akademik / Pendidikan
Siswa kurang mampu memanfaatkan waktu luang
b. Masalah Belajar
Sering terganggu oleh ulah temannya
Tidak tahu bagaimana belajar yang baik
Belajar jika disuruh atau ada ulangan saja

2.2.4 Prognosis
Tahap ini dimaksudkan untuk menetapkan jenis atau teknik bantuan yang diberikan. Untuk itu dilakukan dengan wawancara guru BP dan staf sekolah yang lain guna menetapkan kesulitan yang dihadapai di atas.
Secara garis besar dalam menghadapi masalah siswa ini dapat dibagi menjadi masalah yang berlatar belakang pribadi, kehidupan keluarga, dan masalah sosial
Untuk itu dapat dilakukan hal-hal yang memperingatkan masalah klien:
1. Pemberian bimbingan dan penyuluhan
2. Pemberian bantuan dengan pendekatan orang tua siswa
2.2.5 Treatment
Hal ini dilakukan setelah menganalisa masalah dan menemukan pemecahanya. Untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien ditemukan 3 tahapan pemecahan antara lain:
1. Usaha Bantuan Yang Direncanakan berupa:
a. Layanan Konselor
Konselor ingin mengubah sikap siswa yang pesimistis dan tidak menyiapkan masa depan yang jelas. Memberikan motivasi agar memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
b. Home Visit
Memberikan surat kepada orang tua agar memberikan motivasi pada siswa agar bersemangat dalam menghadapi sekolah dan masa depan.
c. Test IQ
Test ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa sehingga dapat kelayakan kesukaran yang dihadapi siswa. Selain itu berupa saran yang dapat memotivasi siswa.
Adapun saran –sarannya berupa:
a. Saran untuk siswa
Berusaha menata semua kegiatan yang positif
Berusaha bersifat terbuka kepada orang tua agar orang tua menaruh kepercayaan
Berusaha membentuk kelompok belajar
Saran untuk Guru:
Memberikan nasehat bagaimana cara belajar yang baik
Memberikan motivasi pada klien
Melalui teman dekatnya diharapkan memberikan dorongan dalam belajar dan kesungguhan bersekolah
Saran untuk Orang Tua:
Jangan membiarkan anak terpuruk dalam kegalauannya
Meningkatkan kesadaran kita bahwa kedewasaan anak perlu bimbingan.
2. Usaha Bantuan Yang Telah Diberikan:
Usaha bantuan yang telah diberikan kepada siswa adalah:
Selalu menjaga semangat belajar
Memberikan gambaran cara belajar yang baik
Meningkatkan kedisiplinan dalam bersekolah
Menanamkan rasa percaya diri yang tinggi untuk masa depan
3. Usaha Bantuan Yang dilaksanakan:
Dari semua uji coba pemberian penyuluhan yang diadakan ternyata siswa mulai menata diri untuk menatap masa depan. Mulai menumbuhkan rasa percaya diri dalam hal keterbukaan diri dan cara belajar yang baik. Hal itu memang masih belum terlalu kelihatan akan tetapi jika terus diingatkan terhadap siswa maka akan mencapai keberhasilan. Hasil pengamatan ini diharapkan mampu membantu pihak sekolah dalam menyelesaikan permaslahan siswa khususnya objek. Namun karena keterbatasan waktu usaha yang belum dilakukan adalah Home Visit dan test IQ.
2.2.6 Evaluasi
Evaluasi adalah untuk menilai sejauh mana treatment yang dilakukan, misalnya mengadakan wawancara dengan siswa. Bidang evaluasi ini memang sangat diperlukan, jika perlu memanggil orang tua.
2.2.7 Follow-up
Follow-up atau tindak lanjut adalah langkah penentuan efektif tidaknya suatu bantuan yang telah dilakukan. Tindak lanjut merupakan bantuan yang telah diberikan kepada siswa serta langkah yang akan ditempuh setelah memberikan tugas.




BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian yang disajikan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Setelah mempelajari angket, problem cek list, maupun pengamatan langsung serta wawancara, maka dapat di uraikan bahwa penyebab utama masalah belajar siswa adalah dari teman, pribadi dan keluarga.
2. Gejala yang sering menonjol adalah seringnya siswa terlambat masuk kelas dan kurang berkonsentrasi dalam pelajaran.
3. Kurang persiapan dalam menerima pelajaran di sekolah
4. Melihat gejala tersebut, maka siswa layak mendapat bimbingan dan yang terpenting adalah kesadaran dari siswa sendiri.

3.2 Saran-Saran
Berkaitan dengan keberhasilan bantuan yang telah diberikan kepada siwa, beberapa saran ditujukan pada beberapa pihak yang berkaitan dengan penyusunan studi kasus ini, diantaranya:
1. Siswa
Adanya kesadaran dan semangat yang tinggi dalam diri siwa untuk belajar dan sekolah serta mengembangkan perilaku yang baik. Hal ini diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.


2. Orang tua siwa
Orang tua hendaknya lebih memperhatikan perkembangan pribadi siswa dan memberi perhatian khusus serta membantunya dalam hal belajar.
3. Guru
a. Hendaknya memberikan motivasi belajar dan contoh membagi waktu dengan baik, sehingga siswa tidak lupa belajar.
b. Hendaknya dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan sehingga siswa tidak merasa bosan belajar di kelas.
c. Hendaknya lebih perhatian dan dekat dengan siswa.
d. Hendaknya lebih tanggap atau cepat mengambil tindakan (bantuan) terhadap siswa yang mempunyai masalah.
4. Konselor (Praktikan/Penulis)
a. Hendaknya dilakukan secara intensif dalam pelaksanaan usaha bantuan kepada klien atau siswa yang bermasalah.
b. Hendaknya lebih mempunyai keterampilan dasar komunikasi untuk mendukung dalam melaksanakan proses konseling agar berjalan dengan baik.
c. Hendaknya menguasai pendekatan dan teknik konseling sehingga mudah membantu klien dalam menghadapi masalahnya.






DAFTAR PUSTAKA

K.Yin, Prof. Dr. Robert. 1987. Studi Kasus : Desain & Metode. Alih bahasa Drs. M. Djauzi Mudzakir, M.A. 1995. Jakarta: Rajawali Pers
Sukardi, Drs. Dewa Ketut. 1993. Proses Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas akhir, laporan Penelitian. Malang : Penerbit Universitas Negeri Malang.
Yusuf, Dr. Syamsu, L. N. & Nurihsan, Dr. A. Juntika. 2005. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung : Kerjasama Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT Remaja Rosdakarya
Tim LP3L Univ. Kanjurahan. 2007. Pedoman Praktik Pengalaman Lapangan. Malang












SMK Negeri 10 MALANG
Jl. Raya Tlogowaru – Kelurahan Tlogowaru – Kec. Kedung Kandang
Kota Malang 65133
Telp. (0341) 754086 Fax. (0341) 754087
E-mail: smkn10_malang@yahoo.co.id ; Website: www.smkn10-mlg.sch.id

ANGKET UNTUK SISWA

DATA PRIBADI SISWA

1. Nama Lengkap : ……………………………………
2. Jenis Kelamin : …………………………………....
3. Golongan darah : …………………………………....
4. Tempat/Tanggal Lahir : …………………………………….
5. Alamat Siswa : ……………… ……………………
6. Suku Bangsa : ………… ………………………....
7. Agama : …….……………………………....
8. Hobby : ………….…………………………
9. Cita-cita : 1. …………………………………
2. .………………………………..
10. Sekarang tinggal bersama : …………………………………….
11. Berapa jumlah saudara kandung : 2…………………………………...
12. Berapa orang jumlah penghuni rumah anda? …….……..orang
13. Apa Anda mempunyai saudara laki-laki?(kakak atau adik)
Nama :…………………..................................................................................
Pekerjaan :……………....................................................................................
Nama :...............................................................................................................
Pekerjaan :........................................................................................................
Nama :..............................................................................................................
Pekerjaan :........................................................................................................
14. Apa Anda mempunyai saudara perempuan?(kakak atau adik)
Nama :..............................................................................................................
Pekerjaan :........................................................................................................
Nama :...............................................................................................................
Pekerjaan :........................................................................................................
Nama :..............................................................................................................
Pekerjaan :........................................................................................................
15. Diantara saudara kandung Anda anak keberapa?.....................................…...
16. Riwayat pendidikan siswa?(Dari Terrendah - Tertinggi)
Pendidikan Tahun Masuk Tahun Lulus Nama Sekolah
SD
SMP
SMK

17. Apakah selama menempuh pendidikan anda pernah merai prestasi? ………..........
18. Siapa orang yang dianggap dekat dan sering melakukan CURHAT (Curahan Hati)?........................................................................................................................
19. Masalah apa yang biasa di curhat kan? ………………............................................

20. Keterangan tentang orang tua/wali murid :
A. IDENTITAS ORANG TUA ( AYAH )
1) Nama lengkap : ………..…………………………………
2) Tempat/tanggal lahir : …………………………………………..
3) Usia : …………………………………………..
4) Alamat : …………….…………………………….
5) Agama : .……..…………………………………..
6) Pekerjaan : …………………………………………..
7) Suku bangsa : ……….……………..……………………
8) Pendidikan terakhir : …..………………………………………

B. IDENTITAS ORANG TUA ( IBU )
1) Nama lengkap : ……….……………………………………
2) Tempat/tanggal lahir : …………………………………………….
3) Usia : …………………………………………….
4) Alamat : …………………………………………….
5) Agama : …….………………………………………
6) Pekerjaan : ……………………………………………
7) Suku bangsa : ……………………………………………
8) Pendidikan terakhir : ……….……………………………………
14. Apakah Anda pernah berlainan pendapat dengan orang tua Anda?.............................
15. Jika berlainan pendapat , biasanya tentang apa saja?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
16. Keterangan tentang saudara Anda :
No. Nama Hubungan Sekolah di / bekerja
1.
2.
3.
4.
5.

17. Pernahkah Anda tidak naik kelas?
a. Tidak pernah
b. Pernah ……..kali, yaitu di kelas ………..
18. Pernahkah Anda tidak lulus ujian?
a. Tidak pernah
b. Pernah …….. kali, yaitu di …………
19. Sebelum Anda merencanakan masuk SMK, apakah sudah mengetahui tentang sekolah in
a. Sudah tahu b. Sedikit tahu c. Tidak tahu
20. Sejak kapan Anda merencanakan masuk SMK? .....................................……
21. Siapa yang menganjurkan anda masuk SMK ini? ...........................................
22. Apakah alasan Anda memilih masuk SMK?
………………………………………………………………………………..
23. Apa rencana Anda setelah tamat dari SMK?...... ……………………………..
24. Jika Anda melanjutkan sekolah, perguruan tinggi /jurusan apa yang akan Anda inginkan? ………………………………………………………………………
25. Menurut pikiran Anda sekarang, kesukaran apa yang mungkin timbul untuk mencapai itu? ……………………………………………..………………………………
26. Pendidikan tertinggi yang anda inginkan………………………………………
27. Jarak sekolah dari rumah ………….Km
28. Transportasi ke sekolah ………………………………………………………
29. Sarana belajar yang dimiliki
a. Ruang belajar ( )
b. Meja belajar ( )
c. Buku paket ( )
d. Alat pelengkap yang lain ( )
(sebutkan) …………………………………………………...........................................
30. Kebiasaan belajar anda
a. Belajar sambil mendengarkan radio ( )
b. belajar sambil nonton TV ( )
c. Belajar sambil makan makanan kecil ( )
d. Belajar di waktu sepi dan tenang ( )
31. Pelajaran apa saja yang Anda senangi?
a. …………………. alasannya…………………..……
b. ………………… alasannya....………………………
c. ………………… alasannya....………………………
32. Pelajaran apa saja yang kurang Anda senangi?
a. …………………. alasannya……………..…………
b. ………………… alasannya ...………………...........
c. ………………… alasannya ...……………………..

33. Bagaimana sikap Anda terhadap pelajaran yang kurang Anda senangi? ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
34. Apakah Anda memiliki tempat belajar sendiri?
a. tidak b. ya
35. Menurut Anda bagaimana keadaan tempat belajar Anda?
a. Baik sekali c. Baik
b. Kurang d. Kurang sekali
36. Apakah Anda memiliki waktu brlajar yang cukup?
a. tidak b. ya
37. Jika kurang waktu belajar karena …………………………….……………………
38. Siapakah yang membantu Anda pada waktu belajar di rmah? …………….………
39. Kapan biasanya Anda belajar?
a. Siang hari c. Sore hari e. Pagi hari
b. Malam hari d. Tidak tentu
40. Berapa jam Anda belajar dalam sehari? ..............….jam
41. Apakah di luar jam sekolah, Anda mengikuti bimbingan belajar atau les privat? ………….…….
42. Kegiatan apa saja yang biasanya Anda lakukan di luar jam sekolah? ………….…..
43. Pilihlah (X) kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakat Anda!
a. Pramuka ( ) f. Pecinta Alam ( )
b. Seni rupa ( ) g. OSIS ( )
c. Seni musik ( ) h. Jurnalistik ( )
d. Olah raga ( ) i. Paskibra ( )
e. Seni tari ( ) j. Keagamaan ( )
44. Penyakit apa yang sering Anda derita?.......................................................................................................................
45. Pernahkah Anda mengalami sakit yang berat?
a. Tidak pernah b. Pernah
46. Apakah Anda merasa terganggu dengan sakit tersebut sampai saat ini?
a. Tidak terganggu b. Terganggu
47. Kesulitan-kesulitan apa yang sering Anda alami di waktu belajar, baik di rumah maupun di sekolah?
a. …………….………………………………………………………
b. ……………………………………………………………………..
48. Berapa rata-rata jumlah dalam satu hari Anda menggunakan waktu untuk belajar?
Pagi hari ……….jam, dari jam ……..…Sampai jam …………..
Siang hari ……….jam, dari jam ……..…Sampai jam …………..
Malam hari ……...jam, dari jam ……..…Sampai jam …………..
49. Apakah Anda memerlukan keterangan mengenai cara-cara belajar yang baik? (ya/tidak)
Bila memerlukan masalah-masalah apa saja yang ingin anda peroleh?
a. Cara belajar yang efektif
b. Cara menghafal
c. Cara membaca
d. Cara membuat ringkasan
e. Cara mempelajari jenis pelajaran tertentu
f. Lain-lain…………………………………………………………………
50. Bila Anda mengalami suatu masalah,apa yang Anda lakukan?
a. …………………………..…………………………………………………
b. ……………………………………………………………………………..
51. Bila Anda mengalami suatu masalah, apakah Anda menceritakan kepada orang lain?
a. Tidak b. Ya
52. Jika ya, kepada siapakah Anda menceritakannya?
a. ……..…….…… b. ………….……… c. ……………………
53. Apakah dalam menyelesaikan masalah, Anda menyelesaikan sendiri?
a. Tidak b. Ya
54. Permasalahan apa yang sedang Anda alami/hadapi pada saat ini? (Jelaskan masalah tersebut?
a. …………………………..................
b. ……………………………………..
55. Apakah Anda merasa senang jika ada orang lain yang ingin membantu Anda dalam menyelesaikan masalah tersebut
a. Tidak senang b. Senang
56. Jika ya, apa harapan-harapan Anda?
………………………………………………………………………………………
57. Bila tidak, apa alasan Anda?
………………………………………………………………………………………
58. Pekerjaan apa yang Anda cita-citakan? ………………………………………...…………………………………………….
59. Pekerjaan yang diinginkan oleh orang tua Anda ?…………………………………
60. Apakah cita-cita Anda untuk kehidupan yang akan datang?
a. …………………………………………………………………………
b. …………………………………………………………………………
Malang, …… Oktober 2011
Siswa yang mengisi











SMK Negeri 10 MALANG
Jl. Raya Tlogowaru – Kelurahan Tlogowaru – Kec. Kedung Kandang
Kota Malang 65133
Telp. (0341) 754086 Fax. (0341) 754087
E-mail: smkn10_malang@yahoo.co.id ; Website: www.smkn10-mlg.sch.id


Daftar Cheek Masalah

Petunjuk cheek Masalah :
Di bawah ini bermacam-macam masalah. Bila masalah tersebut yang anda hadapi silahkan anda lingkari nomer yang sesuai. Kejujuran anda adalah bantuan terbesar bagi kelancaran tugas kami. Semua informasi yang anda berikan dalam cheek list ini akan dirahasiakan dan tidak mempengaruhi nilai.

I. MASALAH KESEHATAN
1. Saya sering sakit
2. Saya sering pusing
3. Mata sering terganggu
4. Saya sering pingsan
5. Saya mempunyai penyakit menular
6. Pendengaran saya berkurang
7. Saya pernah mengalami kecelakaan
8. Saya merasa kurang bahagia
9. Saya sering kurang tidur
10. Saya sering merasa lelah, tidak bersemangat
11. Perut saya sering merasa terganggu
12. Saya sering bermimpi yang menakutkan
13. Saya sering gugup dan grogi

II. MASALAH KEBIASAAN BELAJAR
1. saya mempunyai waktu yang cukup untuk belajar di rumah
2. saya tidak mempunyai waktu yang cukup untuk belajar di rumah
3. saya belajar setiap hari secara teratur
4. saya belajar jika ada ulangan
5. saya terlalu banyak membantu pekerjaan orang tua dirumah
6. saya mempunyai waktu / jadwal belajar
7. saya tidak mempunyai waktu / jadwal belajar
8. saya mempunyai kelompok belajar dirumah
9. ada kamar belajar sendiri dirumah
10. teman-teman saya menganggu bila saya belajar
11. suara bising sering menganggu bila saya belajar
12. biasanya bahan-bahan yang sulit, saya pelajari terlebih dahulu baru kemudian bahan-bahan yang saya anggap sulit
13. saya tidak merencanakan bahan apa yang saya akan pelajari
14. ada beberapa pelajaran yang sulit saya ikuti
15. orang tua saya kadang-kadang memperhatikan waktu belajar saya
16. saya belajar jika mendapat teguran atau perintah dari orang tua
17. saya belajar karena dorongan teman
18. saya belajar karena kebutuhan saya sendiri
19. saya kurang tahu mata pelajaran yang saya ikuti
20. buku pelajaran saya tidak lengkap
21. buku pelajaran saya cukup lengkap
22. catatan saya cukup lengkap dan rapi
23. buku dan catatan saya kurang lengkap dan maburadul

III. MASALAH KEADAAN DIRUMAH / KELUARGA
1. saya sering dimanja
2. dirumah sering diabaikan
3. merasa tidak kerasan dirumah
4. tidak tinggal bersama orang tua
5. keluarga saya tidak rukun
6. merasa kurang puas dengan keadaan hidup saya
7. tidak pernah ada waktu untuk bercanda dengan orang tua
8. hubungan dengan orang tua tidak harmonis
9. orang tua saya tidak mengerti dengan perkembangan jiwa saya
10. ayah dan ibu sering bertengkar
11. orang tua jarang dirumah
12. ayah keras sifatnya
13. ibu keras sifatnya
14. rumah sering ramai karena banyak saudara
15. hidup dengan saudara tanpa orang tua

IV. MASALAH REKREASI / OLAH RAGA
1. merasa tidak diberi kesempatan untuk rekreasi
2. tidak suka rekreasi
3. tidak ada waktu untuk rekreasi
4. tidak senag olah raga
5. hampir sebagaian waktu rekreasi
6. sukar membatasi nonton TV
7. lebih suka membaca buku hiburan
8. terpaksa melakukan hobby dengan sembunyi-sembunyi
9. meras senang untuk memilih hiburan yang sehat
10. pernah merasa menyesal yang mendalam karena melakukan hobby yang kurang sehat
11. merasa sulit untuk meninggalakan hobby yang kurang sehat
12. pelajaran terganggu karena hobby

V. MASALAH HUBUNGAN SOSIAL
1. sulit menyesuaikan diri
2. sukar memulai perkenalan
3. merasa rendah dalam perkenalan
4. merasa mudah resinggung
5. merasa diasingkan dengan pergaulan
6. selalu ingin berkuasa
7. sering gagal mendapatkan teman
8. sering merasa bingung menghadapi orang banyak
9. merasa mudah terpedaya
10. merasa diancam oleh teman
11. enggan bergaul dengan teman
12. tidak senang bermain denagn teman-teman dirumah



VI. MASALAH SEKOLAH / PENGAJARAN
1. pelajaran disekolah terlalu sulit
2. pelajaran disekolah terlalu menjemukan
3. merasa tertekan oleh peraturan sekolah
4. sering merasa khawatir bila mendapatkan tugas dari guru
5. merasa takut dengan guru
6. lebih menyukai pelajaran bahasa dari pada yang lain
7. lebih menyukai pelajaran IPA
8. lebih menyukai pelajaran IPS
9. lebih menyukai pelajaran matematika
10. lebih menyukai pelajaran kesenian dan keterampilan
11. ingin pindah sekolah
12. merasa malas untuk masuk sekolah
13. sering meninggalkan pelajaran disekolah
14. sering melamun pada waktu pelajaran
15. merasa diperlakukan tidak adil oleh guru
16. karena pengaruh pribadi seseorang, maka sulit menerima pelajaran
17. sering merasa keterangan yang diberikan oleh guru kurang jelas
18. guru terlalu cepat menerangkan pelajaran
19. suara guru terlalu pelan dan tidak terlalu jelas
20. merasa dimusuhi oleh guru
21. merasa putus asa karena sering mendapatkan nilai kurang

VII. MASALAH AGAMA DAN MORAL
1. sulit melaksanakan ibadah
2. kurang toleransi terhadap agama
3. sering berdusta dan ingkar janji
4. sering iri hati
5. sering lupa mengembalikan barang pinjaman
6. sering tidak mengakui kesalahan
7. sering mengejek orang lain
8. sering menyakiti orang lain
9. sering tidak sadar mengambil barang milik orang lain
10. sering mempunyai dorongan melanggar peraturan susila
11. sering merasa berdosa
12. merasa senang bila orang lain menderita

VIII. MASALAH ULANGAN
1. sering merasa kurang siap menghadapi ulangan
2. sering kurang yakin terhadap pikiran sendiri
3. sering sulit konsentrasi pada saat pelajaran
4. sering merasa ngantuk sebelum selesai pelajaran
5. cepat bosan saat belajar
6. sering merasa payah
7. saya suka belajar sambil tiduran
8. sering merasa malas untuk belajar
9. sering menghentikan belajar karena tetarik pada TV
10. belum mempunyai tempat belajar khusus

IX. MASALAH MUDA MUDI
1. merasa mulai mencintai seseorang
2. merasa mulai dicintai seseorang
3. mersa diganggung seseorang
4. pernah dikecewakan seseorang
5. merasa minder untuk bergaul dengan teman lawan jenis
6. pilihanku tidak sesuai dengan pilihan orang tua
7. terpaksa pacaran sembunyi-bunyi

RPP Pengukuran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(R P P)


Satuan Pendidikan : S M K
Mata Pelajaran : F i s i k a
Kelas / Semester : X / 1
Program Keahlian : Semua Program Keahlian
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (Pertemuan Kedua)

Standart Kompetensi
1. Mengukur Besaran dan Menerapkan Satuannya

Kompetensi Dasar
1.2 Menggunakan alat ukur yang tepat untuk mengukur suatu besaran fisis

Indikator
1. Instrumen disiapkan secara tepat serta pengukuran dilakukan dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa, waktu, dengan mempertimbangkan aspek ketepatan (akurasi), kesalahan matematis yang memerlukan kalibrasi, ketelitian (presisi), dan kepekaan (sensitivitas) .
2. Nilai yang ditunjukkan alat ukur dibaca secara tepat, serta hasil pengukuran ditulis sesuai aturan penulisan angka penting disertai ketidakpastiannya (batas ketelitian alat) dengan tepat.

1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
a. Menjelaskan pengertian pengukuran dan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari
b. Menyiapkan secara tepat alat-alat ukur serta melakukan pengukuran dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa, waktu, dengan mempertimbangkan aspek ketepatan (akurasi),
c. Kesalahan matematis yang memerlukan kalibrasi, ketelitian (presisi), dan kepekaan (sensitivitas)
d. Membaca Nilai yang ditunjukkan alat ukur secara tepat, serta hasil pengukuran ditulis sesuai aturan penulisan angka penting disertai ketidakpastiannya (batas ketelitian alat) dengan tepat.

2. Materi Pembelajaran
1. Pengertian pengukuran dan ketidakpastian Pengamatan
Pengukuran adalah kegiatan mengukur besaran fisika dari sebuah obyek atau benda. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan.
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan mempunyai satuan.
Satuan adalah pembanding dalam suatu pengukuran.
Pengukuran adalah aktivitas membandingkan sesuatu yang diukur dengan sesuatu yang lain yang sejenis dan telah ditetapkan satuannya.
Contoh:
1. Pak Abu mengukur panjang meja, hasilnya panjang meja Pak Abu adalah 7 jengkal.
Besaran = panjang meja = panjang
Besarnya = 7
Satuannya = jengkal
2. Abdel mengukur tinggi badan Temon dengan meteran, hasilnya tinggi badan Temon adalah 172 cm.
Besaran = tinggi badan = panjang
Besarnya = 172
Satuan = cm
Mengukur selalu menimbulkan ketidakpastian. Artinya, tidak ada jaminan bahwa pengukuran ulang akan memberikan hasil yang tepat sama. Ada tiga sumber utama yang menimbulkan ketidakpastian pengukuran, yaitu:
1) Ketidakpastian Sistematik
Ketidakpastian sistematik bersumber dari alat ukur yang digunakan atau kondisi yang menyertai saat pengukuran. Bila sumber ketidakpastian adalah alat ukur, maka setiap alat ukur tersebut digunakan akan memproduksi ketidakpastian yang sama.
Yang termasuk ketidakpastian sistematik adalah antara lain:
a. Ketidakpastian Alat
Ketidakpastian ini muncul akibat kalibrasi skala penunjukkan angka pada alat tidak tepat, sehingga pembacaan skala menjadi tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Misalnya, kuat arus listrik yang melewati suatu beban sebenarnya 1,0 A, tetapi bila diukur menggunakan suatu Ampermeter tertentu selalu terbaca 1,2 A. Karena selalu ada penyimpangan yang sama, maka dikatakan bahwa Ampermeter itu memberikan ketidakpastian sistematik sebesar 0,2 A.Untuk mengatasi ketidakpastian tersebut, alat harus di kalibrasi setiap akan dipergunakan.
b. Kesalahan Nol
Ketidaktepatan penunjukan alat pada skala nol juga melahirkan ketidakpastian sistematik. Hal ini sering terjadi, tetapi juga sering terabaikan. Sebagian besar alat umumnya sudah dilengkapi dengan sekrup pengatur/pengenol. Bila sudah diatur maksimal tetap tidak tepat pada skala nol, maka untuk mengatasinya harus diperhitungkan selisih kesalahan tersebut setiap kali melakukan pembacaan skala.
c. Waktu Respon Yang Tidak Tepat
Ketidakpastian pengukuran ini muncul akibat dari waktu pengukuran (pengambilan data) tidak bersamaan dengan saat munculnya data yang seharusnya diukur, sehingga data yang diperoleh bukan data yang sebenarnya. Misalnya, kita ingin mengukur periode getar suatu beban yang digantungkan pada pegas dengan menggunakan stopwatch. Selang waktu yang diukur sering tidak tepat karena pengukur terlalu cepat atau terlambat menekan tombol stopwatch saat kejadian berlangsung.
d. Kondisi Yang Tidak Sesuai
Ketidakpastian pengukuran ini muncul karena kondisi alat ukur dipengaruhi oleh kejadian yang hendak diukur. Misalkan mengukur panjang kawat baja pada suhu tinggi menggunakan mistar logam. Hasil yang diperoleh tentu bukan nilai yang sebenarnya karena panas mempengaruhi objek yang diukur maupun alat pengukurnya.
2) Ketidakpastian Random (Acak)
Ketidakpastian random umumnya bersumber dari gejala yang tidak mungkin dikendalikan secara pasti atau tidak dapat diatasi secara tuntas. Gejala tersebut umumnya merupakan perubahan yang sangat cepat dan acak hingga pengaturan atau pengontrolannya di luar kemampuan kita.
Misalnya:
a. Fluktuasi pada besaran listrik.
Tegangan listrik selalu mengalami fluktuasi (perubahan terus menerus secara cepat dan acak). Akibatnya kalau kita ukur, nilainya juga berfluktuasi. Demikian pula saat kita mengukur kuat arus listrik.
b. Getaran landasan.
Alat yang sangat peka (misalnya seismograf) akan melahirkan ketidakpastian karena gangguan getaran landasannya.
c. Radiasi latar belakang. Radiasi kosmos dari angkasa dapat mempengaruhi hasil pengukuran alat pencacah, sehingga melahirkan ketidakpastian random.
d. Gerak acak molekul udara. Molekul udara selalu bergerak secara acak (gerak Brown), sehingga berpeluang mengganggu alat ukur yang halus, misalnya mikro-galvanometer dan melahirkan ketidakpastian pengukuran.
3) Ketidakpastian Pengamatan
Ketidakpastian pengamatan merupakan ketidakpastian pengukuran yang bersumber dari kekurangterampilan manusia saat melakukan kegiatan pengukuran. Misalnya: metode pembacaan skala tidak tegak lurus (paralaks), salah dalam membaca skala, dan pengaturan atau pengesetan alat ukur yang kurang tepat.

Posisi A dan C menimbulkan kesalahan paralaks.
Posisi B yang benar.
Seiring kemajuan teknologi, alat ukur dirancang semakin canggih dan kompleks, sehingga banyak hal yang harus diatur sebelum alat tersebut digunakan. Bila yang mengoperasikan tidak terampil, semakin banyak yang harus diatur semakin besar kemungkinan untuk melakukan kesalahan sehingga memproduksi ketidakpastian yang besar pula.
Besarnya ketidakpastian berpotensi menghasilkan produk yang tidak berkualitas, sehingga harus selalu diusahakan untuk memperkecil nilainya, di antaranya dengan kalibrasi, menghindari gangguan luar, dan hati-hati dalam melakukan pengukuran.







2. Jenis alat ukur besaran pokok
Untuk mengetahui nilai suatu besaran maka dipakai alat ukur dan hasilnya dinyatakan dalam satuan besaran tersebut. Hasil pengukuran ini tergantung pada ketelitian alat yang dipakai. Artinya semakin teliti alat yang dipakai maka hasil pengukuran juga makin baik. Berikut ini beberapa contoh alat ukur besaran.
a. Mengukur Panjang
Ketika sistim metrik ditetapkan pertama kali oleh para ahli fisika di Perancis pada tahun 1792,”satu meter dinyatakan sebagai 10 – 7 kali jarak dari ekuator kutub utara melalui kota Paris”. Tetapi pada tahun 1960 ”satu meter dinyatakan sebagai jarak antara dua garis batang platina iridium” yang disimpan oleh National Bureau Standard, namun pernyataan inipun tidak dipakai. Yang akhirnya disepakati untuk digunakan (melalui kesepakatan ditetapkan pada tahun 1983) adalah : “satu meter adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang vakum (hampa udara) selama sekon”. Penetapan ini diperoleh dari hasil pengukuran kecepatan cahaya di ruang hampa.
Panjang satuan SI nya adalah meter (m). Besaran panjang dapat diukur dengan menggunakan mistar, jangka sorong, mikrometer skrup, dan alat ukur panjang lainnya.
a) Mistar
Mistar adalah alat ukur panjang yang paling sering dipergunakan oleh para siswa. Selain sebagai alat ukur panjang, Mistar sering difungsikan sebagai penggaris. Mistar memiliki daya ukur maksimum bervariasi mulai dari 10 cm, 20 cm, 30 cm, 50 cm, sampai 100 cm.
Perhatikan cara mengukur panjang sebuah benda dengan Mistar seperti pada gambar berikut! Mistar di bawah ini memiliki skala terkecil cm = 0,1 cm = 1 mm.
Letakkan ujung sebelah kiri benda tepat berimpit dengan titik nol, dan perhatikan angka yang ditunjukkan skala mistar pada ujung sebelah kanan.


b) Jangka Sorong
Jangka Sorong adalah alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah bola, dalam dan diameter luar dari sebuah pipa, dengan batas ukur maksimum ± 15 cm. Jangka Sorong memiliki ketelitian mm = 0,1 mm = 0,01 cm
Perhatikan gambar benda yang sedang diukur diameternya!



Kegiatan 1

Tugas:
Coba ulangi kegiatan 1 dengan dua macam benda yang berbeda.
a. Catat berapa skala utama dan skala nonius untuk setiap benda yang anda ukur.
b. Nyatakan hasil yang anda dapat dengan satuan cm dan mm.

c) Mikrometer Skrup
Mikrometer Skrup adalah alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk
mengukur ketebalan plat, misalnya plat baja. Mikrometer sekrup lebih teliti dibandingkan jangka sorong. Ketelitiannya mm = 0,01 mm.


Kegiatan 2 membaca skala diameter mur

Tugas:
Coba ulangi kegiatan 6 dengan dua macam benda yang berbeda.
a. Catat berapa skala utama dan skala nonius untuk setiap benda yang anda ukur.
b. Nyatakan hasil yang anda dapat dengan satuan cm dan mm.

b. Mengukur Massa
Massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan massa dalam SI adalah satu kilogram yang dinyatakan sebagai massa suatu silinder logam Iridium yang tersimpan pada Lembaga Internasional tentang berat dan ukuran (International Bureau of Weight and Measures) di Sevres, Perancis.
Massa standard ditetapkan pada tahun 1887, dan sampai saat ini tidak berubah karena Platina-Iridium adalah logam yang stabil, yang berbentuk silinder dengan ukuran diameternya 3,9 cm dan tingginya 3,9 cm. Massa berbeda dengan berat. Berat adalah besarnya gaya yang dialmi benda akibat gaya tarik bumi pada benda tersebut. Satuan SI-nya Newton (N). Besaran massa dapat diukur dengan menggunakan neraca. Neraca terdiri atas:
a. Neraca Pasar atau timbangan
b. Neraca elektronik atau digital
c. Neraca sama lengan
d. Neraca Ohaus


Alat pengukur massa yang sering digunakan di supermarket adalah neraca digit, sedangkan yang digunakan di warung atau di pasar disebut neraca pasar.

Contoh :
Seorang siswa mengukur massa sebuah benda dengan menggunakan Neraca Ohaus seperti terlihat pada gambar berikut !


Massa benda tersebut adalah = 400g + 40g + 2,4g = 442,4 g
c. Mengukur Waktu
Pengukuran waktu sangat penting artinya baik bagi orang awam maupun bagi para ilmuwan. Sebelum tahun 1960 batasan waktu standard dinyatakan dalam hari matahari rata-rata pada tahun 1900 ( satu hari adalah waktu yang diperlukan mencapai titik tertinggi di langit sampai titik tertinggi berikutnya), sehingga satu detik mata hari mula-mula dinyatakan sebagai hari mata hari.
Pada tahun 1967 pada pertemuan “General Conference on Weights and Measures” dan dinyatakan sebagai berikut : “ Satu detik adalah waktu yang diperlukan oleh satu atom Cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9 192 631 770 kali”. Waktu satuan SI-nya adalah sekon (s). Contoh alat ukur waktu: jam, stop watch, arloji. Sedangkan alat ukur waktu yang paling akurat adalah jam atom.

Contoh:
Seorang siswa mengukur waktu 20 kali ayunan sebuah Bandul Sederhana, Tepat ayunan ke duapuluh skala Stopwatch terlihat seperti gambar berikut !

Hasil pengukurannya adala: 25,5 sekon.



3. Metoda Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : - Direct Instruction
- Cooperative Learning
2. Metode Pembelajaran : - Ceramah
- Diskusi
- Demonstrasi

4. Langkah-Langkah Pembelajaran

No Tahapan Kegiatan Waktu Metode
Guru Siswa
1 Pra Pendahuluan Mengucapkan salam Menjawab salam 10 menit Informasi dan Diskudi
Menanyakan Kabar dan presensi kelas Menanggapi guru (diabsen pada saat mengerjakan tugas)
Merefresh kembali pelajaran yang lalu
(Besaran dan satuan) Menanggapi guru
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan mempunyai satuan.
Satuan adalah pembanding dalam suatu pengukuran.
Guru dibantu teman guru untuk menyiapkan dan memasang peralatan presentasi (LCD Proyektor) -

2 Pendahuluan Motivasi :
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat atau melakukan aktivitas yang berkaitan dengan pengukuran.

Apersepsi :
Memberikan pertanyaan tentang pengukuran dan alat yang dipakai dalam pengukuran
Ex:
Dengan alat apakah kalian dapat mengukur panjang meja?
Dengan apakah kita dapat mengetahui massa suatu benda?
Dengan apakah kita dapat mengetahui lama waktu perjalanan kita dari rumah ke sekolah?
Nah hari ini kita akan belajar tentang jenis jenis alat ukur
Siswa menanggapi penjelasan guru








Siswa menjawab pertanyaan
Ex:
- Dengan meteran pak.
- Dengan timbangan

- Dengan jam tangan/ hp yang ada jamnya. 10 menit Diskusi
Penjelasan singkat tentang pengukuran dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari
Pengukuran adalah aktivitas membandingkan sesuatu yang diukur dengan sesuatu yang lain yang sejenis dan telah ditetapkan satuannya. Mendengarkan dan memperhatikan guru
Menyampaikan tujuan dari pelajaran hari ini adalah setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. 1. Menyiapkan secara tepat alat-alat ukur serta melakukan pengukuran dengan benar berkaitan dengan besaran pokok panjang, massa, waktu, dengan mempertimbangkan aspek ketepatan (akurasi),
2. 2. kesalahan matematis yang memerlikan kalibrasi, ketelitian (presisi), dan kepekaan (sensitivitas)
3. Membaca Nilai yang ditunjukkan alat ukur secara tepat, serta hasil pengukuran ditulis sesuai aturan penulisan angka penting disertai ketidakpastiannya (batas ketelitian alat) dengan tepat. Merespon dan mendengarkan guru

3 Inti Menjelaskan pengertian pengukuran dan ketidakpastiannya
Pengukuran adalah kegiatan mengukur besaran fisika dari sebuah obyek atau benda. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan satuan.
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan mempunyai satuan.
Satuan adalah pembanding dalam suatu pengukuran. Mendengarkan, memperhatikan dan menulis penjelasan dari guru 5 menit Ceramah dan diskusi
Memberitahukan dan menunjukan kepada siswa macam-macam alat ukur panjang Mendengarkan dan memperhatikan petunjuk guru 5 menit
Meminta siswa mengukur panjang buku tulisnya masing-masing dengan menggunakan mistar dan mencatat hasil pengukurannya dalam LKS yang disediakan Mengukur panjang buku tulis dengan menggunakan mistar dan mencatat hasilnya. 5 menit
Mendemonstrasikan cara mengukur diameter dalam dan luar penyangga isolasi dengan menggunakan jangka sorong. Demonstrasi cara mengukur diameter dalam dan luar tutup botol air mineral dengan jangka sorong. 10 menit
Mendemonstrasikan cara mengukur ketebalan buku dengan menggunakan mikrometer sekrub Demonstrasi cara mengukur ketebalan buku dengan mikrometer sekrup 10 menit

4 Penutup Memotivasi siswa untuk menyimpulkan materi yang diberikan mulai awal pembelajaran Perwakilan menyimpulkan dengan dibantu guru 15 menit Informasi dan
Tes tulis
Memberikan tugas rumah berupa soal latihan Mengerjakan tugas dan mengumpulkan pada pertemuan yang akan datang.
Mengucapkan salam penutup Menjawab salam


5. Alat / Bahan / Sumber Belajar
• Alat : Mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.
• Bahan : Buku tulis, Bolpoint, Spidol, Penyangga isolasi.
• Sumber Belajar : Modul Fisika untuk SMK Tekhnik-semester gasal (penerbit hayati tumbuh subur) yang dirangkum dalam MS power point

6. Penilaian Hasil Belajar
• Tekhnik Penilaian
- Tes tertulis
• Bentuk instrumen
- Essai (Terlampir)
• Contoh instrumen
- Instrumen penilaian (terlampir)


Malang, September 2011
Guru Mata Diklat Guru Praktikan


Drs. S U P A R D I M U S A W W I R
Nip.19590401198603 1 025 Npm:080401070013

Mengetahui
Kepala Sekolah


Dra. F A I Z A H
NIP. 19610125198103 2 005


Lembar Kerja Siswa

A. Tujuan
Membaca Nilai yang ditunjukkan alat ukur secara tepat, serta dapat mengerti apa yang dimaksud dengan pengukuran
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Mistar, Mikrometer Sekrup, dan Jangka Sorong
2. Bahan
Buku tulis, Spidol, dan isolasi
C. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ukur panjang buku tulis dengan mistar dan catat berapa panjang buku tersebut dalam table yang disediakan dibawah
3. Ukur tebal buku tulis dengan micrometer sekrup dan catat berapa tebal buku tulis tersebut dalam tebel yang disediakan dibawah
4. Ukur diameter bolpoint dengan micrometer sekrup dan catat berapa diameter bolpoint tersebut dalam tebel yang disediakan dibawah
5. Ukur diameter luar isolasi dan catat hasil pengamatannya daam table dibawah
6. Ukur diameter dalam isolasi dan catat hasil pengamatannya daam table dibawah
7. Masukkan hasil pengamatan ke dalam table pengamatan
D. Tabel Pengamatan
No. Alat Benda Hasil pengamatan Keterangan
1 Mistar Buku tulis
2 Mikrometer sekrup Buku tulis
3 Mikrometer sekrup Bolpoint
4 Jangka sorong Isolasi
5 Jangka sorong Isolasi
6


E. Pertanyaan
Dengan pengamatan tersebut diatas maka tulislah jawaban dari pertanyaan diabawah ini:
1. Apa yang anda ketahui tentang pengukuran?
2. Apakah setiap bendan mempunyai alat tersendiri untuk diukur? Berikan contoh 2 saja!
3. Jelaskan fungsi dari micrometer sekrup?
4. Jelaskan fungsi dari jangka sororng?
5. sebutkan persamaan dan perbedaan micrometer sekrup dengan jangka sorong?

F. Jawaban
1. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
5. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………





Tugas Rumah
Soal Essai
1. Tuliskan pengertian dari pengukuran ?
2. Tuliskan 3 alat yang digunakan untuk mengukur panjang ?
3. Tuliskan dan jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi ketidakpastian dalam pengukuran !
4. Tuliskan bagaimana cara membaca hasil pengukuran dari alat ukur jangka sorong!
5. Tuliskan bagaimana cara membaca hasil pengukuran dari alat ukur micrometer sekrup!

Tugas Rumah
Soal Essai
1. Tuliskan pengertian dari pengukuran ?
2. Tuliskan 3 alat yang digunakan untuk mengukur panjang ?
3. Tuliskan dan jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi ketidakpastian dalam pengukuran !
4. Tuliskan bagaimana cara membaca hasil pengukuran dari alat ukur jangka sorong!
5. Tuliskan bagaimana cara membaca hasil pengukuran dari alat ukur micrometer sekrup!

Tugas Rumah
Soal Essai
1. Tuliskan pengertian dari pengukuran ?
2. Tuliskan 3 alat yang digunakan untuk mengukur panjang ?
3. Tuliskan dan jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi ketidakpastian dalam pengukuran !
4. Tuliskan bagaimana cara membaca hasil pengukuran dari alat ukur jangka sorong!
5. Tuliskan bagaimana cara membaca hasil pengukuran dari alat ukur micrometer sekrup!





Jawaban

1. Pengukuran adalah aktivitas membandingkan sesuatu yang diukur dengan sesuatu yang lain yang sejenis dan telah ditetapkan satuannya.
2. Alat ukur panjang (mistar, mikrometer sekrup, dan jangka sorong)
3. Factor yang mempengaruhi ketidak pastian dalam pengukuran sebagai berikut :
- Kesalahan umum / keteledoran yaitu kesalahan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan pengamat ex: kurang terampil dalam menggunakan alat ukur.
- Kesalahan sistematik yaitu kesalahan yang disebabkan oleh kesalahan instrument/ alat ukur, antar lain: kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan arah pandang pengamat, kondisi yang kurang mendukung, dll.
- Kesalahan acak yaitu kesalahan yang disebabkan kondisi lingkungan yang kurang mendukung seperti oleh fluktasi-fluktasi halus sebagai akibat adanya gerak brown molekul-molekul udara, tegangan listrik PLN, dll.

4. Cara membaca hasil pengukuran jangka sorong sebagai berikut :
a. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka
b. Buka rahang dengan cara geser rahang sorong ke kiri hingga benda dapat masuk ke rahang.
c. Letakkan benda yang diukur pada rahang, dan sorong kembali rahang sorong sampai tepat.
d. Putarlah pengunci sampai rahang tetap dan rahang sorong tidak dapat digerakkan.
e. Perhatikan angka pada skala utama yang berdekatan dengan angka 0 “nol” disebelah kiri pada skala nonius. ( untuk mendapatkan angka pasti) misalnya
0 1

0 5 10
f. Perhatikan garis pada skala nonius yang segaris dengan garis pada skala utama.
g. Jumlahkan angka yang didapat dari hasil poin “e” dan poin “f”.
5. Cara membaca hasil pengukuran micrometer sekrup sebagai berikut :
a. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka
b. Buka rahang dengan cara memutar ke kiri pada skala putar hingga benda dapat masuk ke rahang.
c. Letakkan benda yang diukur pada rahang, dan putar kembali sampai tepat.
d. Putarlah pengunci sampai skala putar tidak dapat digerakkan dan terdengar bunyi 'klik'
e. Perhatikan angka pada skala utama yang berdekatan dengan selubung atau skala nonius.
f. Perhatikan garis mendatar pada selubung atau skala nonius yang tepat berimpit dengan garis mendatar pada skala utama.
g. Jumlahkan angka yang didapat dari hasil poin “e” dan poin “f”.
Keterangan nilai untuk soal Essai :
Dalam soal essai terdapat 5 soal Essai dengan rincian sebagai berikut:
No. Soal Skor Jumlah Skor
1, 2 10 2 soal x 10 = 20
3 20 1 soal x 20 = 20
4,5 30 2 soal x 30 = 60
Skor Total 100

Keterangan lain:
1. Jawaban salah diberi skor 5
2. Jawaban mendekati benar diberi nilai separuh dari nilai yang ditetapkan dalam table.
3. Jawaban benar diberi nilai sesuai dengan tabel








Lembar Penilaian Proses/ Kinerja

Lembar Penilaian Proses/ Kinerja
Mata Pelajaran Fisika

Kegiatan Pembelajaran Tanggal :
Metode: ceramah, diskusi dan demonstrasi Kelas : X
No Nama Siswa Aspek yang dinilai Jumlah/ Rata-rata
Keaktifan Kerjasama Ketepatan
1
2
3
4
5
dst



















Lembar Penilaian Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi Hasil Belajar
Mata Pelajaran :Fisika
Kelas : X
Semester : Ganjil
No Nama Siswa Aspek yang dinilai KKM Ket. tuntas/ tidak tuntas
Proses Nilai Tulis Nilai Akhir
1 75
2 75
3 75
4 75
5 75
dst 75




















Analisis Hasil Evaluasi Belajar

Analisis Hasil Evaluasi Belajar
Mata Pelajaran :Fisika
Kelas : X
Semester : Ganjil
KKM : 75
No Nama Siswa Nilai Akhir % Keberhasilan Tindak Lanjut Ket. tuntas/ tidak tuntas
Perbaikan Pengayaan
1 Adi Saputra 80 80 %  Tuntas
2
3
4
5
dst

RPP Besaran dan Satuan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(R P P)


Satuan Pendidikan : S M K
Mata Pelajaran : F i s i k a
Kelas / Semester : X / 1
Program Keahlian : Semua Program Keahlian
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (Pertemuan Pertama)

Standart Kompetensi
1. Mengukur Besaran dan Menerapkan Satuannya

Kompetensi Dasar
1.1 Menguasai konsep besaran dan satuannya

Indikator
1. Besaran pokok dan besaran turunan dibandingkan
2. Satuan besaran pokok diterapkan dalam Sistem Internasional
3. Dimensi Pokok dan Dimensi Turunan

1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. Membandingkan besaran pokok dan besaran turunan, serta dapat memberikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menerapkan satuan besaran dalam sistem internesional.
3. Menentukan dimensi besaran pokok dan besaran turunan.
4. Menganalisa persamaan fisika dengan menggunakan dimensi

2. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Besaran dan Satuan
2. Jenis- jenis Besaran.
3. Konversi Satuan
4. Dimensi besaran


3. Metoda Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : - Direct Instruction
- Cooperative Learning
2. Metode Pembelajaran : - Ceramah
- Diskusi

4. Langkah-Langkah Pembelajaran

No Tahapan Kegiatan Waktu Metode
Guru Siswa
1 Pra Pendahuluan Mengucapkan salam Menjawab salam 10 menit Informasi dan Diskudi
Memimpin do’a Berdo’a
Menanyakan Kabar dan absensi kelas Menanggapi guru
Merefresh kembali pelajaran yang lalu Menanggapi guru

2 Pendahuluan Motivasi :
Dalam pembelajaran fisika, banyak sekali kegiatan pengukuran yang dilakukan, misalnya mengukur panjang, massa, volume, suhu, dan kuat arus. Hasil pengukuran yang didapat dan dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan acuan yang digunakan disebut satuan.
Apersepsi :
Memberikan pertanyaan tentang pengukuran dan alat yang dipakai dalam pengukuran
Ex:
Apa yang kalian tahu tentang besaran dan satuan?
Siswa menanggapi penjelasan guru










Siswa menjawab pertanyaan 10 menit Diskusi
Penjelasan singkat tentang besaran dan satuan. Mendengarkan dan memperhatikan guru
Menyampaikan tujuan pembelajaran Merespon dan mendengarkan

3 Inti Menjelaskan pengertian besaran dan satuan. Mendengarkan penjelasan guru 5 menit Diskusi kelompok
Memberitahukan kepada siswa jenis-jenis besaran. Mendengarkan petunjuk guru 5 menit
Menjelaskan tentang konversi satuan dan meminta siswa untuk mengkonversikan satuan yang diberikan guru. Mendengarkan penjelasan guru 5 menit
Menjelaskan tentang dimensi besaran dan memberikan soal tentang dimensi. Mendengarkan penjelasan guru 10 menit
Memberikan soal-soal untuk dikerjakan dalam kelas. Mendengarkan penjelasan guru 10 menit

4 Penutup Memotivasi siswa untuk menyimpulkan materi yang diberikan mulai awal pembelajaran Perwakilan menyimpulkan dengan dibantu guru 15 menit Informasi dan
Tes tulis
Memberikan tugas rumah berupa soal latihan Mengerjakan tugas dan mengumpulkan pada pertemuan yang akan datang.
Mengucapkan salam penutup Menjawab salam


5. Alat / Bahan / Sumber Belajar
• Modul Fisika untuk SMK Tekhnik-semester gasal (penerbit hayati tumbuh subur)
• Buku referensi yang relevan

6. Penilaian Hasil Belajar
• Tekhnik Penilaian
- Tes tertulis
• Bentuk instrumen
- Essai (Terlampir)
• Contoh instrumen
- Instrumen penilaian (terlampir)

Malang, 28 September 2011
Guru Mata Diklat Guru Praktikan


Drs. S U P A R D I M U S A W W I R
Nip.19590401198603 1 025 Npm:080401070013

Mengetahui
Kepala Sekolah


Dra. F A I Z A H
NIP. 19610125198103 2 005











Soal Essai
1. Tuliskan pengertian Besaran, Satuan, konversi satuan, dan dimensi besaran?
2. Tuliskan dan jelaskan jenis-jenis besaran serta berikan contohnya?
3. Buatlah table 7 besaran pokok, satuan, dan lambang satuannya!
4. Konversikan satuan berikut ini:
a. 1 km = …………………. cm
b. 3050 mm = ………………… km
c. 2,5 kg = …………………. gram
d. 4,25 hari = …………………. jam
e. 7550 kg = …………………. ton
5. Tuliskan satuan dan dimensi dari besaran beikut ini:
No Besaran Satuan Dimensi
1 Panjang m
2 Massa kg
3 Waktu S (det)
4 Kecepatan m/s
5 Percepatan m/s2

Soal Essai
1. Tuliskan pengertian Besaran, Satuan, konversi satuan, dan dimensi besaran?
2. Tuliskan dan jelaskan jenis-jenis besaran serta berikan contohnya?
3. Buatlah table besaran pokok dan satuannya!
4. Konversikan satuan berikut ini:
a. 1 km = …………………. cm
b. 3050 mm = ………………… km
c. 2,5 kg = …………………. gram
d. 4,25 hari = …………………. jam
e. 7550 kg = …………………. ton
5. Tuliskan satuan dan dimensi dari besaran beikut ini:
No Besaran Satuan Dimensi
1 Panjang
2 Massa
3 Waktu
4 Kecepatan
5 Percepatan

Jawaban

1. Besaran adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai (dapat diukur) dan dapat di nyatakan dengan angka.
Satuan adalah ukuran pembanding yang telah diperjanjikan terlebih dahulu.
Konversi satuan adalah system pengubahan satuan dari satuan-satuan imperial (system inggris) kedalam stuan-satuan metric.
Dimensi besaran adalah cara penyusunan suatu besaran dari besaran-besaran pokok.

2. Jenis besaran:
a. Besaran scalar dan besaran vector
Besaran scalar adalah besaran yang hanya mempunyai nilai saja. contohnya (massa, panjang, waktu, suhu, dll)
Besaran vector adalah besaran yang mempunyai nilai dan mempunyai arah. contohnya (gaya, perpindahan, kecepatan, impuls, momentum, dll)
b. Besaran pokok dan besaran turunan
Besaran pokok adalah besaran-besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu untuk digunakan sebagai dasar dalam menentukan satuan-satuan pada besaran-besaran lain. contohnya (panjang, massa, waktu, arus listrik, dll)
Bsaran turunan adalah besaran-besaran yang diturunkan dari satu atau lebih besaran pokok. contohnya (gaya, tekanan, usaha, daya, dll)

3. Table besaran pokok dan satuannya.
No Besaran pokok Satuan Lambang satuan
1 Panjang meter m
2 Massa koligram kg
3 Waktu sekon (detik) s (det)
4 Arus listrik ampere A
5 Suhu kelvin K
6 Intensitas cahaya candela Cd
7 Jumlah zat mole mol


4. Konversi satuan.
1. 1 km = 100000 cm = 1 x 105 cm
2. 3050 mm = 0,003050 km = 3050 x 10-6 km
3. 2,5 kg = 2500 gram
4. 4,25 hari = 102 jam
5. 7550 kg = 7,55 ton = 7550 x 10-3 ton

5. Table dimensi besaran
No Besaran Satuan Dimensi
1 Panjang m L
2 Massa kg M
3 Waktu S (det) T
4 Kecepatan m/s L/M atau LM-1
5 Percepatan m/s2 L/MM atau LM-2

Keterangan nilai untuk soal Essai :
Dalam soal essai terdapat 5 soal Essai dengan rincian sebagai berikut:
Table penskoran.
No. Soal Skor Jumlah Skor
1, 2 15 2 soal x 15 = 30
3 20 1 soal x 20 = 20
4,5 25 2 soal x 25 = 50
Skor Total 100

Keterangan lain:
1. Jawaban salah diberi skor 5
2. Jawaban mendekati benar diberi nilai separuh dari nilai yang ditetapkan dalam table penskoran.
3. Jawaban benar diberi nilai sesuai dengan table penskoran.

Sabtu, 08 Oktober 2011

MEMBUAT PERAHU BERTENAGA SABUN

Percobaan Fisika Asyik: Perahu Bertenaga Sabun
Sabun, tak ada hal yang aneh kan? benda tersebut biasanya kalian gunakan untuk mandi dan keperluan rumah tangga lainnya tapi pernahkan kalian mencoba menggunakan sabun sebagai tenaga untuk menggerakkan perahu?! Untuk itu marilah kita membuatnya, perhatikan ya!

Alat dan bahan yang diperlukan:
1. karton yang agak tebal
2. gunting
3. ember/baskom penuh air
4. detergen

Langkah-langkah pembuatan:
• Buatlah rangka perahu dari karton seperti pada gambar kira-kira 7 cm x 3 cm (ukuran dapat disesuaikan). Ini gambarnya:
• Letakkan perahu perlahan ke dalam ember yang telah diisi air.
• Masukkan detergen sedikit demi sedikit di bagain belakang perahu. Dan lihat apakah yang akan terjadi.
• Ternyata perahu akan melaju, mengapa ya? Ini disebabkan karena adanya pengaruh tegangan permukaan. Seperti yang kita tahu, karena adanya gaya kohesi antar molekul air khususnya di bagian permukaan membuat sebuah lapisan tipis dan fleskibel yang disebut tegangan permukaan. Dengan menambah detergen ternyata akan memecah lapisan air dan membuat perahu melaju.
Catatan:
Setelah melakukan satu kali percobaan, bersihkan kembali embernya kemudian gunakan air yang baru jika ingin melakukan percobaannya lagi.
at 8/30/2009
Labels: Eksperimen Fisika