PERCOBAAN MASSA JENIS ZAT CAIR
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui massa jenis zat cair
2. Untuk mengetahui berbagai cara menentukan massa jenis zat cair
B. DASAR TEORI
Massa jenis merupakan bagian sifat penting dari zat. Massa Janis (ρ) adalah perbandingan antara massa zat dengan volum zat tersebut. Massa jenis biasanya dinyatakan dengan huruf ρ (rho) yang berasal dari bahasa Yunani.
ρ = m/V
Ket.: m = massa (Kg)
V = volume (m3)
ρ = massa jenis (Kg/m3)
Hukum utama hidrostatistika
“Zat cair yang sejenis dan terletak pada satu bidang datar akan memiliki tekanan yang sama”.
ha hs
P1 = P2
ρa . g . ha = ρs . g . hs
C. ALAT DAN BAHAN
1. Pipa U
2. Air
3. Zat cair (spiritus)
4. Mistar
5. Gelas ukur
6. Neraca
D. LANGKAH PERCOBAAN
a. Metode 1 (menggunakan pipa U)
1. Menyiapkan pipa U, lalu tuangkan air secukupnya, amati ketinggian air di masing-masing kaki pipa
2. Menuangkan spiritus secukupnya pada salah satu kaki pipa U
3. Mengamati ketinggian air dan spiritus pada masing-masing kaki pipa U, membandingkan apakah ketinggiannya sama? Mengapa demikian?
4. Mengukur ketinggian spiritus, dan mengukur ketinggian air dari pelurus spiritus
5. Mengulangi langkah 1-4 hingga 3 kali
6. Mencatat hasil pengamatan ke dalam table
b. Metode 2 (menggunakan neraca)
1. Menyiapkan neraca, lalu mengkalibrasikan neraca tersebut
2. Menimbang botol kosong dengan menggunakan neraca
3. Memasukkan air ke dalam botol, kemudian menimbangnya
4. Mengulangi langkah 1- 3 dengan volum yang berbeda
5. Mengulangi untuk zat cair yang lain
6. Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel
E. TABEL PENGAMATAN
1. Metode 1
NO H1 (air) H2 (spiritus) P1 P2 Massa jenis zat cair (spiritus)
1 4.2 cm 5 cm 4.2 4.2 0.84 gr/cm3
2 6.1 cm 7.6 cm 6.1 6.08 0.80 gr/cm3
3 5.0 cm 5.9 cm 5.0 4.95 0.84 gr/cm3
2. Metode 2
No. Cairan Massa Volume Massa Jenis
1.
Air 22 gr 20 ml 1.1 gr/ml
31.5 gr 30 ml 1.05 gr/ml
41.5 gr 40 ml 1.03 gr/ml
2.
Spiritus 18.9 gr 20 ml 0.945 gr/ml
26.9 gr 30 ml 0.89 gr/ml
35.6 gr 40 ml 0.89 gr/ml
F. PEMBAHASAN
1. Metode 1
a. Pertanyaan
1. Hitunglah P1 dan P2
2. Hitunglah massa jenis zat cair
3. Berikan contoh aplikasi zat cair dalam keseharian beserta penjelasannya
b. Jawaban
1. Menghitung P1 dan P2
P1 = P2
ρa . g . ha = ρs . g . hs
ρa . ha = ρs . hs
1 . 4.2 = 0.84 . 5.0
4.2 = 4.2
P1 = P2
ρa . g . ha = ρs . g . hs
ρa . ha = ρs . hs
1 . 6.1 = 0.80 . 7.6
6.1 = 6.08
P1 = P2
ρa . g . ha = ρs . g . hs
ρa . ha = ρs . hs
1 . 4.2 = 0.84 . 5.0
4.2 = 4.2
P1 = P2
ρa . g . ha = ρs . g . hs
ρa . ha = ρs . hs
1 . 4.2 = ρs . 5
4.2 = ρs . 5
ρs = 0.84 gr/cm3
P1 = P2
ρa . g . ha = ρs . g . hs
ρa . ha = ρs . hs
1 . 6.1 = ρs . 7.6
6.2 = ρs . 7.6
ρs = 0.80 gr/cm3
P1 = P2
ρa . g . ha = ρs . g . hs
ρa . ha = ρs . hs
1 . 5.0 = ρs . 5.9
5.0 = ρs . 5.9
ρs = 0.84 gr/cm3
2. Contoh aplikasi zat cair dalam keseharian beserta penjelasannya
Dapat digunakan para tukang bangunan untuk mengukur tinggi bangunan supaya bangunan tersebut tidak miring.
2. Metode 2
ρair = m/v
ρair = 22 gr / 20 ml
= 1.1 gr/ml
ρair = m/v
ρair = 31.5 gr / 30 ml
= 1.05 gr/ml
ρair = m/v
ρair = 41.5 gr / 40 ml
= 1.03 gr/ml
ρspiritus = m/v
ρspiritus = 18.9 gr / 20 ml
= 0.945 gr/ml
ρspiritus = m/v
ρspiritus = 26.9 gr / 30 ml
= 0.89 gr/ml
ρspiritus = m/v
ρspiritus = 35.6 gr / 40 ml
= 0.89 gr/ml
G. KESIMPULAN
setelah dilakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa. Massa Janis (ρ) adalah perbandingan antara massa zat dengan volum zat tersebut. Untuk menentukan massa jenis suatu zat cair dapat dilakukan dengan beberapa metode diantaranya dengan menggunakan pipa U dan menggunakan neraca.
PERCOBAAN ATWOOD
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui percepatan benda jatuh
2. Untuk mengetahui percepatan gravitasi bumi
B. DASAR TEORI
a. Gerak Lurus Beratran (GLB)
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda dengan kecepatan tetap. Kecepatan tetap adalah sebuah benda menempuh jarak yang sama untuk selang waktu yang sama, sehingga perpindahan da[pat diganti dengan jarak dan kecepatan tetap dapat diganti dengan kelajuan tetap. Maka gerak lurus beraturan dapat juga didefinisikan sebagai gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap.
(v) kecepatan (s) (cm)
0 t (waktu) 0 t (s)
(a) (b)
Keterangan:
(a) Grafik v – t berbentuk garis lurus horizontal yang sejajar sumbu waktu
(b) Grafik s – t kecepatan selalu tetap.
Berdasarkan grafik (a) maka untuk mengetahui jarak yang ditempuh benda adalah sama dengan luas bidang yang diarsir. Secara matematis dapat ditulis :
s = v.t
s = luas persegi panjang
s = jarak yang ditempuh (m)
v = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)
jika benda bergerak pada kedudukan xo dan berakhir pada kedudukan x pada waktu to dan berakhir pada waktu t, maka :
v = ∆x / ∆t atau ∆x = v. t
jika to = 0 maka x – xo = v. t atau x = xo + v.t
keterangan:
x =kedudukan akhir (m)
xo = kedudukan awal (m)
v = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)
b. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan dapat didefinisikan sebagai gerak suatu benfda pada lintasan garis lurus dengan percepatan tetap. Percepatan tetap adalah besar maupun arahnya teta, serta mengalami perubahan kecepatan secara teratur.secara matematis dapat ditulis:
a = ∆v/∆t
keterangan:
a = percepatan (m/s2)
∆v = v – vo = perubahan kecepatan (m/s)
∆t = t – to = selang waktu (s)
Persamaan – persamaan pada GLBB
1. v = vo + at
2. s = vo t +1/2 at2
3. v2 = vo2 + 2as
keterangan:
v = kecepatan sesaat t
vo = kecepatan awal
a = percepatan
t = waktu
s = jarak
• jika a positif maka GLBB dipercepat
• jika a negative maka GLBB diperlambat
• pada gerak jatuh bebas a = g dan vo = 0
• pada gerak dilempar vertikal ke atas a = g
C. ALAT DAN BAHAN
1. Beban 50 gr, 20 gr, 10 gr
2. Benang
3. Katrol
4. Paku
5. Pencatat waktu / stopwatch
D. LANGKAH PERCOBAAN
1. Menyiapkan alat seperti gambar dengan beban m1 = m2 = 50 gr, dan mengamati posisi benda dalam keadaan seimbang
2. Menambahkan 20 gr pada m2, lalu menarik m1 hingga menyentuh tanah
3. Mengukur ketinggian m2 dari tanah
4. Melepaskan m1 dan membiarkan m2 jatuh menyentuh tanah serta mencatat waktu untuk menyentuh tanah
5. Mengulangi langah 1-4 untuk tambahan beban yang berbeda-beda (3x)
6. Mencatat hasil pengamatan ke dalam table pengamatan
E. TABEL PENGAMATAN
m1 (gram) m2 (gram) M tambahan Waktu jatuh h (cm) a (m/s2) g (m/s2)
50 50 20 01.44 99 0.47 2.93
50 50 30 01.02 106 0.01 4.39
50 50 40 01.02 102 0.98 3.5
100 100 20 02.42 106 0.18 2
100 100 30 02.75 110 0.14 1.07
100 100 50 01.29 108 0.64 3.2
F. PEMBAHASAN
a. Pertanyaan
1. Hitunglah besar percepatan
2. Hitunglah besarnya g
3. Bagaimana kesimpulan saudara
b. Jawaban
1. Menghitung percepatan
a1 = h/t2
a1 = 0.99 m / (1.44 s)2
= 0.99 m / 2.07 s2
= 0.47 m/s2
a2 = h/t2
a2 = 1.06 m / (1.02 s)2
= 1.06 m / 1.04 s2
= 1.01 m/s2
a3 = h/t2
a3 = 1.02 m / (1.02 s)2
= 1.02 m / 1.04 s2
= 0.98 m/s2
a4 = h/t2
a4 = 1.06 m / (2.42 s)2
= 1.06 m / 5.85 s2
= 0.18 m/s2
a5 = h/t2
a5 = 1.10 m / (2.75 s)2
= 0.99 m / 7.56 s2
= 0.14 m/s2
a6 = h/t2
a6 = 1.08 m / (1.29 s)2
= 1.08 m / 1.67 s2
= 0.64 m/s2
2. Menghitung besarnya g
a1 = (m2 – m1) g / m1 + m2
0.47 = (70 – 50) g / 50 + 70
0.47 = 20 g / 120
g = 0.47 / 0.16
g = 2.93 m/s2
a2 = (m2 – m1) g / m1 + m2
1.01 = (80 – 50) g / 50 + 80
1.01 = 30 g / 130
g = 1.01 / 0.23
g = 4.39 m/s2
a3 = (m2 – m1) g / m1 + m2
0.98 = (90 – 50) g / 50 + 90
0.98 = 40 g / 140
g = 0.98 / 0.28
g = 3.5 m/s2
a4 = (m2 – m1) g / m1 + m2
0.18 = (120 – 100) g / 100 + 120
0.18 = 20 g / 220
g = 0.18 / 0.09
g = 2 m/s2
a5 = (m2 – m1) g / m1 + m2
014 = (130 – 100) g / 100 + 130
0.14 = 30 g / 230
g = 0.14 / 0.13
g = 1.07 m/s2
a6 = (m2 – m1) g / m1 + m2
0.64 = (150 – 100) g / 100 + 150
0.64 = 50 g / 250
g = 0.64 / 0.2
g = 3.2 m/s2
G. KESIMPULAN
setelah dilakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ketinggiannya semakin banyak waktu yang diperlukan benda yang bermassa m untuk mencapai lantai, hal ini karena dipengaruhi oleh gravitasi dan percepatan.
PERCOBAAN TITIK BERAT BENDA
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui titik berat benda yang bentuknya teratur
2. Untuk mengetahui titik berat benda yang bentuknya tidak teratur
B. DASAR TEORI
Pusat Massa Dan Titik Berat
Pusat massa dan titik berat suatu benda memiliki pengertian yang sama, yaitu suatu titik tempat berpusatnya massa/berat dari benda tersebut. Perbedaannya adalah letak pusat massa suatu benda tidak dipengaruhi oleh medan gravitasi, sehingga letaknya tidak selalu berhimpit dengan letak titik beratnya.
1. Pusat Massa
Koordinat pusat massa dari benda-benda diskrit, dengan massa masing-masing M1, M2,....... , Mi ; yang terletak pada koordinat (x1,y1), (x2,y2),........, (xi,yi) adalah:
X = ( Mi . Xi)/(Mi)
Y = ( Mi . Yi)/(Mi)
2. Titik Berat (X,Y)
Koordinat titik berat suatu sistem benda dengan berat masing-masing W1, W2, ........, Wi ; yang terletak pada koordinat (x1,y1), (x2,y2), ............, (xi,yi) adalah:
X = ( Wi . Xi)/(Wi)
Y = ( Wi . Yi)/(Wi)
Letak/Posisi Titik Berat
1. Terletak pada perpotongan diagonal ruang untuk benda homogen berbentuk teratur.
2. Terletak pada perpotongan kedua garis vertikal untuk benda sembarang.
3. Bisa terletak di dalam atau diluar bendanya tergantung pada homogenitas dan bentuknya.
Titik Berat Beberapa Benda
Nama Letak Titik Berat Keterangan
Garis lurus yo = 1/2 AB z = di tengah-tengah AB
Busur lingkaran yo = AB/AB . R AB = tali busur
AB = busur AB
R = jari-jari lingkaran
Busur setengah lingkaran yo = 2.R/p R = jari-jari lingkaran
Juring lingkaran yo = AB/AB.2/3.R AB = tali busur
AB = busur AB
R = jari-jari lingkaran
Setengah lingkaran yo = 4.R/3 R = jari-jari lingkaran
Selimut setengah bola yo = 1/2 R R = jari-jari lingkaran
Selimut limas yo = 1/3 t t = tinggi limas
Selimut kerucut yo = 1/3 t t = tinggi kerucut
Setengah bola yo = 3/8 R R = jari-jari bola
Limas yo = 1/4 t t = tinggi limas
Kerucut yo = 1/4 t t = tinggi kerucut
Dalam menyelesaikan persoalan titik berat benda, terlebih dahulu bendanya dibagi-bagi sesuai dengan bentuk benda khusus yang sudah diketahui letak titik beratnya, kemudian baru diselesaikan dengan rumusan yang ada.
Contoh:
Dua silinder homogen disusun seporos dengan panjang dan massanya masing-masing: l1 = 5 cm ; m1 = 6 kg ; l2 = 10 cm ; m2 = 4 kg. Tentukan letak titik berat sistem silinder tersebut !
Jawab:
Kita ambil ujung kiri sebagai acuan, maka:
x1 = 0.5 . l1 = 2.5 cm
x2 = l2 + 0.5 . l1 = 5 + 5 = 10 cm
X = ( mi . xi)/(mi)
X = (m1.x1) + (m1.x1)/(m1 + m2)
X = (6 . 2.5 + 4 . 10)/(6 + 4)
X = (15 + 40)/(10) = 5.5 cm
Jadi titik beratnya terletak 5.5 cm di kanan ujung m1
http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Fisika/0272%20Fis-1-3a.htm
Titik Berat
Salah satu gaya yang bekerja pada setiap benda yang terletak di permukaan bumi adalah gaya gravitasi. Gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda di sebut gaya berat (w). Untuk benda yang mempunyai ukuran (bukan titik. kalau titik tidak punya ukuran), gaya gravitasi yang bekerja pada benda tersebut sebenarnya bukan cuma satu. Sebagaimana yang telah gurumuda jelaskan di atas, setiap benda bisa kita anggap terdiri dari banyak partikel alias banyak titik. Gaya gravitasi sebenarnya bekerja pada tiap-tiap partikel yang menyusun benda itu. Perhatikan gambar di bawah.
Benda ini kita anggap terdiri dari partikel-partikel. Partikel2 itu diwakili oleh titik hitam. Tanda panah yang berwarna biru menunjukkan arah gaya gravitasi yang bekerja pada tiap2 partikel. Seandainya benda kita bagi menjadi potongan2 yang sangat kecil, maka satu potongan kecil itu = satu partikel. Jumlah partikel sangat banyak dan masing-masing partikel itu juga punya massa. Secara matematis bisa ditulis sebagai berikut :
m1 = partikel 1, m2 = partikel 2, m3 = partikel 3, m4 = partikel 4, m5 = partikel 5, ……, mn = partikel terakhir. Jumlah partikel sangat banyak, lagian kita juga tidak tahu secara pasti ada berapa jumlah partikel. Untuk mempermudah, maka kita cukup menulis titik2 (….) dan n. Simbol n melambangkan partikel yang terakhir.
Gaya gravitasi bekerja pada masing-masing partikel itu. Secara matematis bisa kita tulis sebagai berikut :
Gaya gravitasi yang bekerja pada partikel = gaya berat partikel
m1g = w1 = gaya gravitasi yang bekerja pada partikel 1
m2g = w2 = gaya gravitasi yang bekerja pada partikel 2
m3g = w3 = gaya gravitasi yang bekerja pada partikel 3
m4g = w4 = gaya gravitasi yang bekerja pada partikel 4
m5g = w5 = gaya gravitasi yang bekerja pada partikel 5 Dan seterusnya……
Mng = wn = gaya gravitasi yang bekerja pada partikel terakhir
Apabila benda berada pada tempat di mana nilai percepatan gravitasi (g) sama, maka gaya berat untuk setiap partikel bernilai sama. Arah gaya berat setiap partikel juga sejajar menuju ke permukaan bumi. Untuk mudahnya bandingkan dengan gambar di atas. Untuk kasus seperti ini, kita bisa menggantikan gaya berat pada masing-masing partikel dengan sebuah gaya berat tunggal (w = mg) yang bekerja pada titik di mana pusat massa benda berada. Jadi gaya berat ini mewakili semua gaya berat partikel. Titik di mana gaya berat bekerja (dalam hal ini pusat massa benda), di sebut titik berat. Nama lain dari titik berat adalah pusat gravitasi.
w = gaya berat = gaya gravitasi yang bekerja pada benda
m = massa benda
g = percepatan gravitasi
Bentuk benda simetris, sehingga pusat massa dengan mudah ditentukan. Pusat massa untuk benda di atas tepat berada di tengah-tengah. Jika bentuk benda tidak simetris atau tidak beraturan, maka pusat massa benda bisa ditentukan menggunakan persamaan (persamaan untuk menentukan pusat massa benda ada di pokok bahasan pusat massa).
Jika benda berada pada tempat yang memiliki nilai percepatan gravitasi (g) yang sama, maka gaya gravitasi bisa dianggap bekerja pada pusat massa benda itu. Untuk kasus seperti ini, titik berat benda berada pada pusat massa benda.
Perlu diketahui bahwa penentuan titik berat benda juga perlu memperhatikan syarat-syarat keseimbangan. Untuk kasus di atas, titik berat benda harus terletak pada pusat massa benda, agar syarat 1 terpenuhi
Syarat 2 mengatakan bahwa sebuah benda berada dalam keseimbangan statis jika tumlah semua torsi yang bekerja pada benda = 0. Ketika titik berat berada pada pusat massa, lengan gaya = 0. Karena lengan gaya nol, maka tidak ada torsi yang dihasilkan oleh gaya berat (Torsi = gaya x lengan gaya = gaya berat x 0 = 0 ). Syarat 2 terpenuhi.
Titik berat benda untuk tempat yang memiliki percepatan gravitasi (g) yang berbeda
Pada pembahasan sebelumnya, kita menganggap titik berat benda terletak pada pusat massa benda tersebut. Hal ini hanya berlaku jika benda berada di tempat yang memiliki percepatan gravitasi (g) yang sama. Benda yang berukuran kecil bisa memenuhi kondisi ini, tetapi benda yang berukuran besar tidak. Demikian juga benda yang diletakkan miring (lihat contoh di bawah).
Bagaimanapun, percepatan gravitasi (g) ditentukan oleh jarak dari pusat bumi. Bagian benda yang lebih dekat dengan permukaan tanah (maksudnya lebih dekat dengan pusat bumi), memiliki g yang lebih besar dibandingkan dengan benda yang jaraknya lebih jauh dari pusat bumi. Untuk memahami hal ini, amati ilustrasi di bawah.
Sebuah balok kayu diletakkan miring. Kita bisa menganggap balok kayu tersusun dari potongan-potongan yang sangat kecil. Potongan2 balok yang sangat kecil ini bisa disebut sebagai partikel alias titik. Massa setiap partikel penyusun balok sama. Bentuk balok simetris sehingga kita bisa menentukan pusat massanya dengan mudah. Pusat massa terletak di tengah-tengah balok (lihat gambar di atas).
Karena semakin dekat dengan pusat bumi, semakin besar percepatan gravitasi, maka partikel penyusun balok yang berada lebih dekat dengan permukaan tanah memiliki g yang lebih besar. Sebaliknya, partikel yang berada lebih jauh dari permukaan tanah memiliki g lebih kecil. Pada gambar di atas, partikel 1 yang bermassa m1 memiliki g lebih besar, sedangkan partikel terakhir yang bermassa mn memiliki g yang lebih kecil. Huruf n merupakan simbol partikel terakhir. Jumlah partikel sangat banyak dan kita juga tidak tahu secara pasti berapa jumlah partikel, sehingga cukup disimbolkan dengan huruf n. Lebih praktik.
Karena partikel yang bermassa m1 memiliki g lebih besar, maka gaya berat yang bekerja padanya lebih besar dibandingkan dengan partikel terakhir. Jika kita amati bagian balok, dari m1, hingga mn, tampak bahwa semakin ke atas, jarak bagian balok2 itu dari permukaan tanah semakin jauh. Tentu saja hal ini mempengaruhi nilai g pada masing-masing partikel penyusun balok tersebut. karena massa partikel sama, maka yang menentukan besar gaya berat adalah percepatan gravitasi (g). semakin ke atas, gaya berat (w) setiap partikel semakin kecil.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Persegi dari kardus
2. Segitiga samakaki dari kardus
3. Lingkaran dari kardus
4. Setengah lingkaran dari kardus
5. Beban
6. Benang
D. LANGKAH PERCOBAAN
1. Menyiapkan empat bentuk benda yang terbuat dari kardus
2. Membuat dua buah lubang kecil di benda tersebut
3. Memasukkan benang ke dalam salah satu lubang dan membuat simpul
4. Mengangkat salah satu ujung benang dan memberikan beban secukupnya pada ujung benang yang lain
5. Membuat garis pada kardus tersebut tepat pada garis benang
6. Mengulangi langkah 3 – 5 untuk lubang kardus yang lain
7. Menentukan titik potong kedua garis tersebut (koordinatnya)
8. Mengulangi untuk bentuk benda yang lain hingga 4x
9. Memasukkan hasil pengamatan dalam table pengamatan
E. TABEL PENGAMATAN
No Bentuk benda Koordinat titik berat hasil pengamatan Koordinat titik berat hasil perhitungan
1 Persegi 7.3 cm 7.6 cm
2 Segitiga samakaki 5.1 cm 5.08 cm
3 Lingkaran R= 9 cm 9 cm 9 cm
4 Setengah lingkaran R=7.5 cm 3.5 cm 3.18 cm
F. PEMBAHASAN
a. Pertanyaan
1. Ukurlah koordinat titik berat benda !
2. Hitunglah koordinat titik berat benda tersebut dengan menggunakan rumus!
3. Bandingkan koordinat hasil perhitungan dengan hasil pengukuran
4. Apakah titik berat hasil perhitungan dengan hasil pengukuran hasilnya sama / tidak? Berikan penjelasan!
5. Mengapa para pemain sirkus sering membujurkan / merenggangkan lengan tangannya? Bagaimana tinjauannya dengan titik berat
6. Berikan contoh (minimal 2) penggunaan titik berat dalam kehidupan sehari-hari!
b. Jawaban
1) Mengukur koordinat titik berat banda:
a) Persegi (15.2 cm x 15.2 cm)
yp = 7.3 cm
b) Segitiga samakaki
yp = 5.1 cm
c) Lingkaran
yp = 9 cm
D = 18 cm
d) Setengah lingkaran
yp = 3.5 cm
R = 7.5 cm
2) Menghitung koordinat titik berat benda dengan menggunakan rumus:
a) Persegi (15.2 cm x 15.2 cm)
yp = ½ ℓ
= ½ (15.2)
= 7.6 cm
b) Segitiga samakaki
t =
=
=
= 15.25 cm
yp = 1/3 t
= 1/3 (15.25)
= 5.08 cm
c) Lingkaran
R = 9 cm
yp = R
yp = 9 cm
d) Setengah lingkaran
R = 7.5 cm
yp = 4R/3π
= 4 . (7.5) / 3 . 3.14
= 3.18 cm
3) Berdasarkan hasil percobaan diperoleh:
• Persegi
Koordinat hasil perhitungan 7.6 cm
Koordinat hasil pengukuran 7.3 cm
• Segitiga samakaki
Koordinat hasil perhitungan 5.08 cm
Koordinat hasil pengukuran 5.1 cm
• Lingkaran
Koordianat hasil perhitungan 9 cm
Koordinat hasil pengukuran 9cm
• Setengah lingkaran
Koordinat hasil perhitungan 3.18 cm
Koordinat hasil pengukuran 3.15 cm
4) Titik berat hasil perhitungan dengan hasil pengukuran hasilnya berbeda hal itu disebabkan karena benda tersebut memiliki rongga.
5) Para pemain sirkus sering membujurkan/merenggangkan lengan tangannya untuk menjaga keseimbangan. Benda yang ditumpu pada titik beratnya akan berada dalam keseimbangan.
6) Contoh penggunaan titik berat dalam kehidupan sehari-hari adalah jungkat-jungkit, pemikul barang, timbangan dan lain-lain.
G. KESIMPULAN
Setelah dilakukan percobaan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. suatu benda memiliki titik berat pada titik keseimbangannya.
2. Titik berat suatu benda yaitu titik tangkap resultan semua gaya yang bekerja pada tiap bagian benda.
3. Letak titik berat suatu benda yang bentuknya teratur homogen berada di tengah-tengahnya.
Sabtu, 30 April 2011
Laporan Percobaan Kesetimbangan (Fisika UNIKAN Malang)
PERCOBAAN KESETIMBANGAN
A. TUJUAN
Untuk mengetahui kesetimbangan benda
B. DASAR TEORI
Kesetimbangan adalah keadaan tak bergerak atau keadaan bergerak lurus beraturan.
τ = ∑ F. ℓ
Dua syarat penting kesetimbangan benda yaitu :
Translasi : ∑fx = 0 dan ∑fy = 0
Macam – macam kesetimbangan :
1. Kesetimbangan stabil
Kesetimbangan stabil adalah kesetimbangan benda yang mantap. Pada kesetimbangan stabil jika suatu benda diberi gangguan lalu gangguan tersebut dihilangkan maka benda akan kembali ke posisi semula.kesetimbangan stabil ditandai dengan naiknya titik suatu benda diganggu.
2. Kesetimbanga labil
Kesetimbangan labil adalah kesetimbanagan benda yang jika gangguan dihilangkan, benda tidak kembali ke kedudukan semula, tetapi mengalami perubahan kedudukan. Kesetimbangan labil ditandai dengan turunnya titik berat suatu benda diganggu.
3. Keseimbangan indenferensi ( netral )
Kesetimbangan indenferensi adalah kesetimbangan benda yang jika pada benda dilakukan gangguan, maka titik berat benda selalu terdapat dalam satu garis lurus. Kesetimbangan netral ditandai dengan tidak berubahnya ketinggian titik benda walaupun ada gangguan pada benda.
C. ALAT DAN BAHAN
1. 1 set timbangan
2. Beban
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan set timbangan
2. Meletakkan beban pada lengan timbangan
3. Menimbang beban sampai lengan kiri dan kanan seimbang
4. Melakukan pada beban yang lain
5. Memasukkan data ke dalam table
E. TABEL PENGAMATAN
NO LENGAN KIRI LENGAN KANAN
M1 ℓ1 M2 ℓ2
1 30 1 10 3
2 20 2 10 4
3 20 6 30 4
F. PEMBAHASAN
τ1 = τ2
M1. ℓ1 = M2. ℓ2
30. 1 = 10. 3
30 = 30
τ1 = τ2
M1. ℓ1 = M2. ℓ2
20. 2 = 10. 4
40 = 40
τ1 = τ2
M1. ℓ1 = M2. ℓ2
20. 6 = 30. 4
120 = 120
G. KESIMPULAN
Jika lengannya pendek maka bebannya berat, sebaliknya jika lengannya panjang maka bebannya ringan.
A. TUJUAN
Untuk mengetahui kesetimbangan benda
B. DASAR TEORI
Kesetimbangan adalah keadaan tak bergerak atau keadaan bergerak lurus beraturan.
τ = ∑ F. ℓ
Dua syarat penting kesetimbangan benda yaitu :
Translasi : ∑fx = 0 dan ∑fy = 0
Macam – macam kesetimbangan :
1. Kesetimbangan stabil
Kesetimbangan stabil adalah kesetimbangan benda yang mantap. Pada kesetimbangan stabil jika suatu benda diberi gangguan lalu gangguan tersebut dihilangkan maka benda akan kembali ke posisi semula.kesetimbangan stabil ditandai dengan naiknya titik suatu benda diganggu.
2. Kesetimbanga labil
Kesetimbangan labil adalah kesetimbanagan benda yang jika gangguan dihilangkan, benda tidak kembali ke kedudukan semula, tetapi mengalami perubahan kedudukan. Kesetimbangan labil ditandai dengan turunnya titik berat suatu benda diganggu.
3. Keseimbangan indenferensi ( netral )
Kesetimbangan indenferensi adalah kesetimbangan benda yang jika pada benda dilakukan gangguan, maka titik berat benda selalu terdapat dalam satu garis lurus. Kesetimbangan netral ditandai dengan tidak berubahnya ketinggian titik benda walaupun ada gangguan pada benda.
C. ALAT DAN BAHAN
1. 1 set timbangan
2. Beban
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan set timbangan
2. Meletakkan beban pada lengan timbangan
3. Menimbang beban sampai lengan kiri dan kanan seimbang
4. Melakukan pada beban yang lain
5. Memasukkan data ke dalam table
E. TABEL PENGAMATAN
NO LENGAN KIRI LENGAN KANAN
M1 ℓ1 M2 ℓ2
1 30 1 10 3
2 20 2 10 4
3 20 6 30 4
F. PEMBAHASAN
τ1 = τ2
M1. ℓ1 = M2. ℓ2
30. 1 = 10. 3
30 = 30
τ1 = τ2
M1. ℓ1 = M2. ℓ2
20. 2 = 10. 4
40 = 40
τ1 = τ2
M1. ℓ1 = M2. ℓ2
20. 6 = 30. 4
120 = 120
G. KESIMPULAN
Jika lengannya pendek maka bebannya berat, sebaliknya jika lengannya panjang maka bebannya ringan.
LaporanPercobaan Pemantulan Cermin Cekung (Konkaf) (Fisika UNIKAN Malang)
Percobaan Pemantulan Cermin Cekung (Konkaf)
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bayangan hasil pemantulan
2. Untuk mengetahui focus cermin
3. Untuk mengetahui sifat-sifat bayangan
B. DASAR TEORI
Cermin cekung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya, permukaannya berupa cekungan, dan berupa bagian dalam dari sebuah bola.
1. Ciri-ciri cermin cekung
a. Melengkung ke dalam
b. Bagian pinggirnya tebal,sedangkan bagian tengahnya tipis
c. Dapat mengumpulkan berkas sinar
d. Titik kumpulnya disebut titik focus yang bernilai positif
e. Memiliki sinar istimewa
2. Menentukan sifat bayangan pada cermin cekung
a. Benda berada di ruang III bayangannya di ruang II
Sifat bayangannya: Nyata, terbalik, diperkecil
b. Benda berada di ruang II bayangannya di ruang III
Sifat bayangannya: Nyata, terbalik, diperbesar
c. Sifat bayangan yang terbentuk dari cermin cekung yang bendanya terletak di ruang I,bayangan benda di ruang IV, sifatnya adalah maya, tegak, diperbesar.
d. Sifat bayangan yang terbentuk dari cermin cekung yang bendanya terletak tepat di titik pusat kelengkungan cermin (M) adalah nyata, terbalik, tinggi bayangan sama dengan benda,dan terletak pada pusat kelengkungan cermin (M).
e. Sifat bayangan yang terbentuk dari cermin cekung yang bendanya terletak tepat di titik focus (F) adalah tak hingga, sebab sinar pemantulannya tidak berpotongan.
3. Rumus cermin cekung
f = R/2
1/f = 1/S + 1/S’
M = h’/h = S’/S
f = focus
R = jari-jari kelengkungan
S = jarak benda
S’ = jarak bayangan
M = perbesaran
h = tinggi benda
h’= tinggi bayangan
C. ALAT DAN BAHAN
1. Cermin cekung
2. Meja optic dan perangkatnya
3. Lilin dan korek api
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan cermin dan seperangkat meja optic
2. Mengatur posisi cermin dan lilin seperti pada gambar
3. Menyalakan lilin,meletakkan di depan cermin pada jarak S = tak hingga,dan mencari bayangannya
4. Mengukur jarak bayangan (S’),dan mengamati sifat bayangannya
5. Mengulangi untuk S = 30 cm, 40 cm, 50 cm,
6. Memasukkan data ke dalam table
E. TABEL PENGAMATAN
NO S S’ percobaan S’ perhitungan F
1 Tak hingga 10 cm 10 cm
2 30 cm 15 cm 15 cm 10 cm
3 40 cm 13 cm 13.3 cm 10 cm
4 50 cm 11 cm 12.5 cm 10 cm
F. PEMBAHASAN
a. PERTANYAAN
1. Tentukan focus cermin (S = tak hingga)
2. Tentukan letak bayangan dengan menggunakan rumus 1/S + 1/S’ = 1/f
3. Bagaimana sifat-sifat bayangan?
4. Jika letak benda semakin diletakkan ke cermin bagaimana sifat bayangan?
5. Jika letak benda semakin dijauhkan dari cermin bagaimana sifat bayangan?
b. JAWABAN
1. Menentukan focus cermin (S = tak hingga)
1/f = 1/S + 1/S’
= 1/∞ + 1/10
= 0 + 1/10
= 10 cm
2. Menentukan letak bayangan dengan rumus 1/S + 1/S’ = 1/f
1/S’ = 1/f – 1/S
= 1/10 – 1/30
= 15 cm
1/S’ = 1/f – 1/S
= 1/10 – 1/40
= 13.3 cm
1/S’ = 1/f – 1/S
= 1/10 – 1/50
= 12.5 cm
1/S’ = 1/f – 1/S
= 1/10 – 1/100
= 11.1 cm
3. Sifat – sifat bayangan yang terbentuk pada cermin cekung adalah :
a. Jika benda berada di ruang III, bayangan di ruang II, maka sifat bayangannya adalah nyata, terbalik, diperbesar
b. Jika benda berada di ruang II,bayangan di ruang III, maka sifat bayangannya adalah nyata, terbalik, diperbesar
c. Jika benda berada di ruang I, bayangannya berada di ruang IV, maka sifat bayangannya adalah maya, tegak, dan diperbesar
d. Jika benda berada di R,maka sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik, dan sama besar
4. Jika letak benda semakin didekatkan ke cermin maka sifat bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak,dan diperbesar
5. Jika letak benda semakin dijauhkan dari cermin maka sifat bayangan yang terbentuk adalah tak terhingga sebab sinar pemantulannya tidak berpotongan.
G. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa focus cermin adalah 10 cm. Jika jarak benda semakin jauh maka jarak bayangan semakin kecil.
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bayangan hasil pemantulan
2. Untuk mengetahui focus cermin
3. Untuk mengetahui sifat-sifat bayangan
B. DASAR TEORI
Cermin cekung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya, permukaannya berupa cekungan, dan berupa bagian dalam dari sebuah bola.
1. Ciri-ciri cermin cekung
a. Melengkung ke dalam
b. Bagian pinggirnya tebal,sedangkan bagian tengahnya tipis
c. Dapat mengumpulkan berkas sinar
d. Titik kumpulnya disebut titik focus yang bernilai positif
e. Memiliki sinar istimewa
2. Menentukan sifat bayangan pada cermin cekung
a. Benda berada di ruang III bayangannya di ruang II
Sifat bayangannya: Nyata, terbalik, diperkecil
b. Benda berada di ruang II bayangannya di ruang III
Sifat bayangannya: Nyata, terbalik, diperbesar
c. Sifat bayangan yang terbentuk dari cermin cekung yang bendanya terletak di ruang I,bayangan benda di ruang IV, sifatnya adalah maya, tegak, diperbesar.
d. Sifat bayangan yang terbentuk dari cermin cekung yang bendanya terletak tepat di titik pusat kelengkungan cermin (M) adalah nyata, terbalik, tinggi bayangan sama dengan benda,dan terletak pada pusat kelengkungan cermin (M).
e. Sifat bayangan yang terbentuk dari cermin cekung yang bendanya terletak tepat di titik focus (F) adalah tak hingga, sebab sinar pemantulannya tidak berpotongan.
3. Rumus cermin cekung
f = R/2
1/f = 1/S + 1/S’
M = h’/h = S’/S
f = focus
R = jari-jari kelengkungan
S = jarak benda
S’ = jarak bayangan
M = perbesaran
h = tinggi benda
h’= tinggi bayangan
C. ALAT DAN BAHAN
1. Cermin cekung
2. Meja optic dan perangkatnya
3. Lilin dan korek api
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan cermin dan seperangkat meja optic
2. Mengatur posisi cermin dan lilin seperti pada gambar
3. Menyalakan lilin,meletakkan di depan cermin pada jarak S = tak hingga,dan mencari bayangannya
4. Mengukur jarak bayangan (S’),dan mengamati sifat bayangannya
5. Mengulangi untuk S = 30 cm, 40 cm, 50 cm,
6. Memasukkan data ke dalam table
E. TABEL PENGAMATAN
NO S S’ percobaan S’ perhitungan F
1 Tak hingga 10 cm 10 cm
2 30 cm 15 cm 15 cm 10 cm
3 40 cm 13 cm 13.3 cm 10 cm
4 50 cm 11 cm 12.5 cm 10 cm
F. PEMBAHASAN
a. PERTANYAAN
1. Tentukan focus cermin (S = tak hingga)
2. Tentukan letak bayangan dengan menggunakan rumus 1/S + 1/S’ = 1/f
3. Bagaimana sifat-sifat bayangan?
4. Jika letak benda semakin diletakkan ke cermin bagaimana sifat bayangan?
5. Jika letak benda semakin dijauhkan dari cermin bagaimana sifat bayangan?
b. JAWABAN
1. Menentukan focus cermin (S = tak hingga)
1/f = 1/S + 1/S’
= 1/∞ + 1/10
= 0 + 1/10
= 10 cm
2. Menentukan letak bayangan dengan rumus 1/S + 1/S’ = 1/f
1/S’ = 1/f – 1/S
= 1/10 – 1/30
= 15 cm
1/S’ = 1/f – 1/S
= 1/10 – 1/40
= 13.3 cm
1/S’ = 1/f – 1/S
= 1/10 – 1/50
= 12.5 cm
1/S’ = 1/f – 1/S
= 1/10 – 1/100
= 11.1 cm
3. Sifat – sifat bayangan yang terbentuk pada cermin cekung adalah :
a. Jika benda berada di ruang III, bayangan di ruang II, maka sifat bayangannya adalah nyata, terbalik, diperbesar
b. Jika benda berada di ruang II,bayangan di ruang III, maka sifat bayangannya adalah nyata, terbalik, diperbesar
c. Jika benda berada di ruang I, bayangannya berada di ruang IV, maka sifat bayangannya adalah maya, tegak, dan diperbesar
d. Jika benda berada di R,maka sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik, dan sama besar
4. Jika letak benda semakin didekatkan ke cermin maka sifat bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak,dan diperbesar
5. Jika letak benda semakin dijauhkan dari cermin maka sifat bayangan yang terbentuk adalah tak terhingga sebab sinar pemantulannya tidak berpotongan.
G. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa focus cermin adalah 10 cm. Jika jarak benda semakin jauh maka jarak bayangan semakin kecil.
Laporan Percobaan Pembiasan Pada Lensa Cembung (Bikonvek) (Fisika UNIKAN Malang)
Percobaan Pembiasan Pada Lensa Cembung (Bikonvek)
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bayangan hasil pembiasan
2. Untuk mengetahui focus cermin
3. Untuk mengetahui sifat-sifat bayangan
B. DASAR TEORI
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung.Lensa cembung berbentuk tebal dibagian tengahnya dan tipis di bagian tepinya.Lensa cembung disebut juga lensa konvergen atau konveks atau positif.
1. Bentuk- bentuk lensa cembung
1) Bikonveks atau cembung- cembung (cembung rangkap)
2) Plan – konveks atau cembung datar
3) Konkaf – konveks atau cembung cekung
2. Ciri – ciri lensa cembung
a. Mengumpulkan cahaya (konvergen)
b. Fokusnya bernilai positif (+)
3. Melukis bayangan benda pada lensa cembung
a. Benda di ruang III (di belakang titik M )
Sifat bayangannya: nyata,terbalik,diperkecil
b. Benda di ruang II ( antara F – M)
Sifat bayangannya: nyata, terbalik, diperbesar
c. Benda di ruang I
Sifat bayangannya: maya, tegak, diperbesar
4. Rumus lensa cembung
f = R/2
1/f = 1/so + 1/s’
m = si/so = hi/ho
keterangan:
f = focus atau titik api
R = jari-jari atau pusat kelengkungan
So = jarak benda
Si = jarak bayangan
M = perbesaran
ho = tinggi benda
hi = tinggi bayangan
C. ALAT DAN BAHAN
1. Lensa cembung
2. Meja optic dan perangkatnya
3. Lilin dan korek api
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan lensa dan seperangkat meja optic
2. Mengatur posisi lensa dan lilin seperti pada gambar
3. Menyalakan lilin dan meletakkan di depan lensa pada jarak S =tak hingga,kemudian mencari bayangannya
4. Mengukur jarak bayangan (S’),dan mengamati sifat bayangannya
5. Mengulangi untuk S = 30 cm,40 cm, 50 cm
6. Memasukkan data ke dalam table
E. TABEL PENGAMATAN
NO S S’ percobaan S’ perhitungan F
1 Tak hingga 15 cm 15 cm
2 30 cm 27,5 cm 30 cm 15 cm
3 50 cm 21 cm 21,4 cm 15 cm
4 100 cm 17 cm 17,6 cm 15 cm
F. PEMBAHASAN
a. PERTANYAAN
1. Tentukan focus lensa (pada S = tak hingga)
2. Tentukan letak bayangan dengan menggunakan rumus 1/S + 1/S’ = 1/f
3. Bandingkan hasil pengamatan dengan hasil perhitungan
4. Bagaimana sifat-sifat bayangan?
5. Jika letak benda semakin didekatkan ke lensa bagaimana sifat bayangan?
6. Jika letak benda semakin dijauhkan dari lensa bagaimana sifat bayangan?
b. JAWABAN
1. Menentukan focus lensa (pada S = tak hingga)
1/f = 1/S + 1/S’
= 1/15 + 1/∞
= 1/15 + 0
= 15 cm
2. Menentukan letak bayangan dengan menggunakan rumus 1/S + 1/S’ = 1/f
1/S’ = 1/f – 1/S
= 1/15 – 1/30
= 30 cm
1/S’ = 1/f – 1/S
= 1/15 – 1/50
= 21.4 cm
1/S’ = 1/f – 1/S
= 1/15 – 1/100
= 17.6 cm
3. Perbandingan hasil pengamatan dengan perhitungan
% kesalahan = (30 – 27.5 / 30). 100 %
= 8.3 %
% kesalahan = (21.4 – 21 / 21.4). 100 %
= 1.8 %
% kesalahan = (17.6 – 17 / 17.6). 100 %
= 3.4 %
Dari hasil pengamatan dan hasil perhitungan tidak sama karena dalam percobaan kurang teliti dalam menentukan jarak bayangan.
4. Sifat- sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung adalah:
a. Jika benda berada di ruang III, maka sifat bayangannya adalah nyata, terbalik, diperkecil
b. Jika benda di ruang II,maka sifat bayangannya adalah nyata, terbalik, diperbesar
c. Jika benda di ruang I, maka sifat bayanannya adalah maya, tegak, diperbesar
5. Jika letak benda semakin didekatkan ke lensa maka sifat bayangan yang terjadi adalah maya (karena terletak di depan lensa), tegak, dan diperbesar
6. Jika letak benda semakin dijauhkan dari lensa maka sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata (karena erletak di belakang lensa), terbalik, dan diperkecil.
G. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa jarak focus cermin adalah 15 cm.Jika jarak benda semakin jauh maka jarak bayangan semakin kecil
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bayangan hasil pembiasan
2. Untuk mengetahui focus cermin
3. Untuk mengetahui sifat-sifat bayangan
B. DASAR TEORI
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung.Lensa cembung berbentuk tebal dibagian tengahnya dan tipis di bagian tepinya.Lensa cembung disebut juga lensa konvergen atau konveks atau positif.
1. Bentuk- bentuk lensa cembung
1) Bikonveks atau cembung- cembung (cembung rangkap)
2) Plan – konveks atau cembung datar
3) Konkaf – konveks atau cembung cekung
2. Ciri – ciri lensa cembung
a. Mengumpulkan cahaya (konvergen)
b. Fokusnya bernilai positif (+)
3. Melukis bayangan benda pada lensa cembung
a. Benda di ruang III (di belakang titik M )
Sifat bayangannya: nyata,terbalik,diperkecil
b. Benda di ruang II ( antara F – M)
Sifat bayangannya: nyata, terbalik, diperbesar
c. Benda di ruang I
Sifat bayangannya: maya, tegak, diperbesar
4. Rumus lensa cembung
f = R/2
1/f = 1/so + 1/s’
m = si/so = hi/ho
keterangan:
f = focus atau titik api
R = jari-jari atau pusat kelengkungan
So = jarak benda
Si = jarak bayangan
M = perbesaran
ho = tinggi benda
hi = tinggi bayangan
C. ALAT DAN BAHAN
1. Lensa cembung
2. Meja optic dan perangkatnya
3. Lilin dan korek api
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan lensa dan seperangkat meja optic
2. Mengatur posisi lensa dan lilin seperti pada gambar
3. Menyalakan lilin dan meletakkan di depan lensa pada jarak S =tak hingga,kemudian mencari bayangannya
4. Mengukur jarak bayangan (S’),dan mengamati sifat bayangannya
5. Mengulangi untuk S = 30 cm,40 cm, 50 cm
6. Memasukkan data ke dalam table
E. TABEL PENGAMATAN
NO S S’ percobaan S’ perhitungan F
1 Tak hingga 15 cm 15 cm
2 30 cm 27,5 cm 30 cm 15 cm
3 50 cm 21 cm 21,4 cm 15 cm
4 100 cm 17 cm 17,6 cm 15 cm
F. PEMBAHASAN
a. PERTANYAAN
1. Tentukan focus lensa (pada S = tak hingga)
2. Tentukan letak bayangan dengan menggunakan rumus 1/S + 1/S’ = 1/f
3. Bandingkan hasil pengamatan dengan hasil perhitungan
4. Bagaimana sifat-sifat bayangan?
5. Jika letak benda semakin didekatkan ke lensa bagaimana sifat bayangan?
6. Jika letak benda semakin dijauhkan dari lensa bagaimana sifat bayangan?
b. JAWABAN
1. Menentukan focus lensa (pada S = tak hingga)
1/f = 1/S + 1/S’
= 1/15 + 1/∞
= 1/15 + 0
= 15 cm
2. Menentukan letak bayangan dengan menggunakan rumus 1/S + 1/S’ = 1/f
1/S’ = 1/f – 1/S
= 1/15 – 1/30
= 30 cm
1/S’ = 1/f – 1/S
= 1/15 – 1/50
= 21.4 cm
1/S’ = 1/f – 1/S
= 1/15 – 1/100
= 17.6 cm
3. Perbandingan hasil pengamatan dengan perhitungan
% kesalahan = (30 – 27.5 / 30). 100 %
= 8.3 %
% kesalahan = (21.4 – 21 / 21.4). 100 %
= 1.8 %
% kesalahan = (17.6 – 17 / 17.6). 100 %
= 3.4 %
Dari hasil pengamatan dan hasil perhitungan tidak sama karena dalam percobaan kurang teliti dalam menentukan jarak bayangan.
4. Sifat- sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung adalah:
a. Jika benda berada di ruang III, maka sifat bayangannya adalah nyata, terbalik, diperkecil
b. Jika benda di ruang II,maka sifat bayangannya adalah nyata, terbalik, diperbesar
c. Jika benda di ruang I, maka sifat bayanannya adalah maya, tegak, diperbesar
5. Jika letak benda semakin didekatkan ke lensa maka sifat bayangan yang terjadi adalah maya (karena terletak di depan lensa), tegak, dan diperbesar
6. Jika letak benda semakin dijauhkan dari lensa maka sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata (karena erletak di belakang lensa), terbalik, dan diperkecil.
G. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa jarak focus cermin adalah 15 cm.Jika jarak benda semakin jauh maka jarak bayangan semakin kecil
Laporan Percobaan Memadukan Gaya (Fisika UNIKAN Malang)
Percobaan Memadukan Gaya
A. TUJUAN
Untuk mengetahui hasil penjumlahan gaya
B. DASAR TEORI
Gaya merupakan besaran vector. Dalam skema gaya dinyatakan dalam bentuk anak panah (vector). Besaran gaya diukur dengan menggunakan neraca pegas atau neraca gaya. Satuan gaya dalam SI adalah newton (N) dimana 1 N = 1 kg m/s2. Besaran vector adalah besaran yang memiliki nilai dan arah, misalnya kecepatan, percepatan, gaya dan momentum. Besaran scalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai saja, misalnya panjang, massa, dan waktu.
Hasil penjumlahan ataupun hasil pengurangan dari beberapa vector disebut resultan vector. Ada tiga cara mencari resultan beberapa vector pada suatu bidang yaitu : dengan metode jajar genjang, metode segitiga, dan metode polygon.
Rumusan untuk menentukan besar resultan dua vector.
R = √ v12 + v22 + 2 v1 v2 cos α
C. ALAT DAN BAHAN
1. Beban 50 gr, 20 gr, 10 gr
2. Benang
3. Katrol
4. Paku
5. Busur
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat seperti gambar dengan beban m1 = m2 = R = 50 gr
2. Mengukur berapa derajat sudat alpha
3. Mengulangi langkah 1 dan 2 dengan mengganti-ganti beban m1,m2 atau R
4. Memasukkan data ke dalam table
E. TABEL PENGAMATAN
m1 (gram) m2 (gram) R (gram) hasil pengamatan Alpha R hasil perhitungan
50 50 50 115 53.85
20 50 50 85 55.4
30 50 50 100 53.7
30 60 50 110 57.23
40 50 70 90 64.03
F. PEMBAHASAN
a. PERTANYAAN
1. Hitunglah harga R dengan rumus:
2. Bandingkan antara R hasil perhitungan dengan R hasil pengamatan!
3. Bagaimana kesimpulan saudara?
b. JAWABAN
1. Besar gaya tekan ke atas masing-masing benda
R = √ m02 + m12 + 2.m0. m1. Cos α
= √ 502 + 502 + 2.50. 50. Cos 115
= √ 2500 + 2500 + 5000. -0.42
= √ 2900
= 53.85 N
R = √ m02 + m12 + 2.m0. m1. Cos α
= √ 202 + 502 + 2.20. 50. Cos 85
= √ 400 + 2500 + 2000. 0.087
= √ 3074
= 55.4 N
R = √ m02 + m12 + 2.m0. m1. Cos α
= √ 302 + 502 + 2.30. 50. Cos 100
= √ 900 + 2500 + 3000. -0.17
= √ 2890
= 53.7 N
R = √ m02 + m12 + 2.m0. m1. Cos α
= √ 302 + 602 + 2.30. 60. Cos 110
= √ 900 + 3600 + 3600. -0.34
= √ 3276
= 57.23 N
R = √ m02 + m12 + 2.m0. m1. Cos α
= √ 402 + 502 + 2.40. 50. Cos 90
= √ 1600 + 2500 + 4000. 0
= √ 4100
= 64.03 N
2. R hasil perhitungan dan R hasil pengamatan
% kesalahan = (53.85 – 50 /53.85). 100 %
= 7.14 %
% kesalahan = (55.4 – 50 / 55.4). 100 %
= 9.74 %
% kesalahan = (53.7 – 50 / 53.7). 100 %
= 6.89 %
% kesalahan = (57.23 – 50 / 57.23). 100 %
= 12.6 %
% kesalahan = (64.03 – 70 / 64.03). 100 %
= -9.32 %
G. KESIMPULAN
Jika massa benda semakin berat dan resultan ( R ) tetap maka sudut yang dibentuk akan semakin besar pula.
A. TUJUAN
Untuk mengetahui hasil penjumlahan gaya
B. DASAR TEORI
Gaya merupakan besaran vector. Dalam skema gaya dinyatakan dalam bentuk anak panah (vector). Besaran gaya diukur dengan menggunakan neraca pegas atau neraca gaya. Satuan gaya dalam SI adalah newton (N) dimana 1 N = 1 kg m/s2. Besaran vector adalah besaran yang memiliki nilai dan arah, misalnya kecepatan, percepatan, gaya dan momentum. Besaran scalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai saja, misalnya panjang, massa, dan waktu.
Hasil penjumlahan ataupun hasil pengurangan dari beberapa vector disebut resultan vector. Ada tiga cara mencari resultan beberapa vector pada suatu bidang yaitu : dengan metode jajar genjang, metode segitiga, dan metode polygon.
Rumusan untuk menentukan besar resultan dua vector.
R = √ v12 + v22 + 2 v1 v2 cos α
C. ALAT DAN BAHAN
1. Beban 50 gr, 20 gr, 10 gr
2. Benang
3. Katrol
4. Paku
5. Busur
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat seperti gambar dengan beban m1 = m2 = R = 50 gr
2. Mengukur berapa derajat sudat alpha
3. Mengulangi langkah 1 dan 2 dengan mengganti-ganti beban m1,m2 atau R
4. Memasukkan data ke dalam table
E. TABEL PENGAMATAN
m1 (gram) m2 (gram) R (gram) hasil pengamatan Alpha R hasil perhitungan
50 50 50 115 53.85
20 50 50 85 55.4
30 50 50 100 53.7
30 60 50 110 57.23
40 50 70 90 64.03
F. PEMBAHASAN
a. PERTANYAAN
1. Hitunglah harga R dengan rumus:
2. Bandingkan antara R hasil perhitungan dengan R hasil pengamatan!
3. Bagaimana kesimpulan saudara?
b. JAWABAN
1. Besar gaya tekan ke atas masing-masing benda
R = √ m02 + m12 + 2.m0. m1. Cos α
= √ 502 + 502 + 2.50. 50. Cos 115
= √ 2500 + 2500 + 5000. -0.42
= √ 2900
= 53.85 N
R = √ m02 + m12 + 2.m0. m1. Cos α
= √ 202 + 502 + 2.20. 50. Cos 85
= √ 400 + 2500 + 2000. 0.087
= √ 3074
= 55.4 N
R = √ m02 + m12 + 2.m0. m1. Cos α
= √ 302 + 502 + 2.30. 50. Cos 100
= √ 900 + 2500 + 3000. -0.17
= √ 2890
= 53.7 N
R = √ m02 + m12 + 2.m0. m1. Cos α
= √ 302 + 602 + 2.30. 60. Cos 110
= √ 900 + 3600 + 3600. -0.34
= √ 3276
= 57.23 N
R = √ m02 + m12 + 2.m0. m1. Cos α
= √ 402 + 502 + 2.40. 50. Cos 90
= √ 1600 + 2500 + 4000. 0
= √ 4100
= 64.03 N
2. R hasil perhitungan dan R hasil pengamatan
% kesalahan = (53.85 – 50 /53.85). 100 %
= 7.14 %
% kesalahan = (55.4 – 50 / 55.4). 100 %
= 9.74 %
% kesalahan = (53.7 – 50 / 53.7). 100 %
= 6.89 %
% kesalahan = (57.23 – 50 / 57.23). 100 %
= 12.6 %
% kesalahan = (64.03 – 70 / 64.03). 100 %
= -9.32 %
G. KESIMPULAN
Jika massa benda semakin berat dan resultan ( R ) tetap maka sudut yang dibentuk akan semakin besar pula.
Laporan Percobaan Melde (Getaran Pada Tali) (Fisika UNIKAN Malang)
Percobaan Melde (Getaran Pada Tali)
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bentuk getaran pada tali
2. Untuk mengetahui panjang gelombang tali
3. Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap panjang gelombang
B. DASAR TEORI
Getaran adalah gerak bolak balik atau gerak periodic di sekitar titik tertentu secara periodic.
Laju rambat gelombang pada tali
V = √ F / μ
F = gaya tegangan tali
μ = rapat massa tali
μ = m t / l
m = massa tali
l = panjang tali
gelombang adalah getaran yang merambat
• Gelombang transversal
Gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah rambatannya.
Contoh : gelombang tali, gelombang permukaan air, gelombang cahaya
• Gelombang longitudinal
Gelombang yang arah getarnya sejajar atau berimpitan dengan arah rambatnya.
Contoh : gelombang bunyi, gelombang pada pegas
C. ALAT DAN BAHAN
1. Set melde
2. Beban (20,30,40,50)
3. Tali (besar dan kecil)
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat seperti gambar
2. Menggetarkan tali dengan menombol on, lalu mengukur panjang gelombang dan mencatat ke dalam table
3. Mengulangi langkah ke 2 dengan mengubah massa bebannya
4. Mengulangi langkah di atas dengan mengganti besarnya tali
E. TABEL PENGAMATAN
NO MASSA BEBAN TALI PANJANG GELOMBANG
1 20 Besar 20
2 30 24.5
3 40 28
4 50 30.5
5 20 Kecil 25
6 30 29
7 40 34.5
8 50 38
F. PEMBAHASAN
a. PERTANYAAN
1. Bagaimana bentuk gelombang tali?
2. Bagaimana panjang gelombang tali, jika massa beban ditambah?
3. Bagaimana panjang gelombang, jaka massa beban dikurangi?
4. Bagaimana panjang gelombang, jika tali diperbasar?
5. Bagaimana kesimpulan saudara?
b. JAWABAN
1. Gelombang tali yang terbentuk adalah gelombang transversal
2. Jika massa beban ditambahkan maka panjang gelombang semakin besar
3. Jika massa beban dikurangi maka panjang gelombang semakin kecil
4. Jika tali diperbesar maka panjang gelombang semakin kecil
5. Semakin besar tali maka panjang gelombang semakin kecil,begitu juga sebaliknya semakin kecil tali maka panjang gelombang semakin besar.Jadi antara tali dan panjang gelombang berbanding terbalik.
G. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan melde (getaran pada tali) dapat disimpulkan bahwa gelombang yang terbentuk pada getaran tali adalah gelombang transversal, kita juga dapat menghitung panjang gelombang tali, dan mengetahui factor yang mempengaruhi panjang gelombang yaitu panjang tali, besar tali, dan massa beban.
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bentuk getaran pada tali
2. Untuk mengetahui panjang gelombang tali
3. Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap panjang gelombang
B. DASAR TEORI
Getaran adalah gerak bolak balik atau gerak periodic di sekitar titik tertentu secara periodic.
Laju rambat gelombang pada tali
V = √ F / μ
F = gaya tegangan tali
μ = rapat massa tali
μ = m t / l
m = massa tali
l = panjang tali
gelombang adalah getaran yang merambat
• Gelombang transversal
Gelombang yang arah getarnya tegak lurus terhadap arah rambatannya.
Contoh : gelombang tali, gelombang permukaan air, gelombang cahaya
• Gelombang longitudinal
Gelombang yang arah getarnya sejajar atau berimpitan dengan arah rambatnya.
Contoh : gelombang bunyi, gelombang pada pegas
C. ALAT DAN BAHAN
1. Set melde
2. Beban (20,30,40,50)
3. Tali (besar dan kecil)
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat seperti gambar
2. Menggetarkan tali dengan menombol on, lalu mengukur panjang gelombang dan mencatat ke dalam table
3. Mengulangi langkah ke 2 dengan mengubah massa bebannya
4. Mengulangi langkah di atas dengan mengganti besarnya tali
E. TABEL PENGAMATAN
NO MASSA BEBAN TALI PANJANG GELOMBANG
1 20 Besar 20
2 30 24.5
3 40 28
4 50 30.5
5 20 Kecil 25
6 30 29
7 40 34.5
8 50 38
F. PEMBAHASAN
a. PERTANYAAN
1. Bagaimana bentuk gelombang tali?
2. Bagaimana panjang gelombang tali, jika massa beban ditambah?
3. Bagaimana panjang gelombang, jaka massa beban dikurangi?
4. Bagaimana panjang gelombang, jika tali diperbasar?
5. Bagaimana kesimpulan saudara?
b. JAWABAN
1. Gelombang tali yang terbentuk adalah gelombang transversal
2. Jika massa beban ditambahkan maka panjang gelombang semakin besar
3. Jika massa beban dikurangi maka panjang gelombang semakin kecil
4. Jika tali diperbesar maka panjang gelombang semakin kecil
5. Semakin besar tali maka panjang gelombang semakin kecil,begitu juga sebaliknya semakin kecil tali maka panjang gelombang semakin besar.Jadi antara tali dan panjang gelombang berbanding terbalik.
G. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan melde (getaran pada tali) dapat disimpulkan bahwa gelombang yang terbentuk pada getaran tali adalah gelombang transversal, kita juga dapat menghitung panjang gelombang tali, dan mengetahui factor yang mempengaruhi panjang gelombang yaitu panjang tali, besar tali, dan massa beban.
Laporan Percobaan Getaran Pada Zat Cair (Fisika UNIKAN Malang)
Percobaan Getaran Pada Zat Cair
A. TUJUAN
• Untuk mengetahui hubungan frekuensi (f) dengan panjang gelombang (λ)
B. DASAR TEORI
• Frekuensi adalah banyaknya getaran tiap detiki.
• Panjang gelombang adalah panjang 1 bukit dan 1 lembah atau 3 rapatan dan 2 renggangan.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Garputala 412, 426, 341 dan 288 Hz
2. Air dan gelas
3. Pemukul karet (spidol)
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan air dalam gelas penuh
2. Memukul garputala 512 Hz dengan pemukul karet lalu memasukan ke dalam air dan mengamati besar-kecilnya percikan air.
3. Mengulangi kegiatan tersebut untuk garputala 426, 341 dan 288 Hz.
4. Mencatat hasil pengamatan.
E. HASIL
Table Pengamatan
Frekuensi 512 Hz 426 Hz 341 Hz 288 Hz
Percikan air Sangat Besar Besar Kecil Sangat Kecil
λ
F. PEMBAHASAN
a. PERTANYAAN
1. Bagaimana percikan air jika frekuensi semakin rendah ?
2. Bagaimana percikan air jika frekuensi semakin tinggi ?
3. Bagaimana hubungan frekuensi dengan panjang gelombang ?
b. JAWABAN
1. Jika frekuensi semakin rendah, percikan air semakin kecil
2. Jika frekuensi semakin tinggi, percikan air semakin besar
3. V = λ f
Antara frekuensi dan panjang gelombang berbanding lurus
G. KESIMPULAN
Semakin rendah frekuensi maka percikan airnya semakin kecil,sebaliknya semakin tinggi frekuensi maka semakin besar percikan airnya.Jadi antara frekuensi dengan percikan air berbanding lurus.
A. TUJUAN
• Untuk mengetahui hubungan frekuensi (f) dengan panjang gelombang (λ)
B. DASAR TEORI
• Frekuensi adalah banyaknya getaran tiap detiki.
• Panjang gelombang adalah panjang 1 bukit dan 1 lembah atau 3 rapatan dan 2 renggangan.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Garputala 412, 426, 341 dan 288 Hz
2. Air dan gelas
3. Pemukul karet (spidol)
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan air dalam gelas penuh
2. Memukul garputala 512 Hz dengan pemukul karet lalu memasukan ke dalam air dan mengamati besar-kecilnya percikan air.
3. Mengulangi kegiatan tersebut untuk garputala 426, 341 dan 288 Hz.
4. Mencatat hasil pengamatan.
E. HASIL
Table Pengamatan
Frekuensi 512 Hz 426 Hz 341 Hz 288 Hz
Percikan air Sangat Besar Besar Kecil Sangat Kecil
λ
F. PEMBAHASAN
a. PERTANYAAN
1. Bagaimana percikan air jika frekuensi semakin rendah ?
2. Bagaimana percikan air jika frekuensi semakin tinggi ?
3. Bagaimana hubungan frekuensi dengan panjang gelombang ?
b. JAWABAN
1. Jika frekuensi semakin rendah, percikan air semakin kecil
2. Jika frekuensi semakin tinggi, percikan air semakin besar
3. V = λ f
Antara frekuensi dan panjang gelombang berbanding lurus
G. KESIMPULAN
Semakin rendah frekuensi maka percikan airnya semakin kecil,sebaliknya semakin tinggi frekuensi maka semakin besar percikan airnya.Jadi antara frekuensi dengan percikan air berbanding lurus.
Laporan Percobaan Ayunan Sederhana (Fisika UNIKAN Malang)
PERCOBAAN AYUNAN SEDERHANA
A. TUJUAN
1. Untuk menghitung periode ( T ) ayunan
2. Untuk menghiting percepatan gravitasi bumi (g)
B. DASAR TEORI
Ayunan sederhana adalah suatu sistam yang terdiri dari sebuah massa titik yang digantung dengan tali tanpa massa dan tidak dapat mulur.jika ayunan ini ditarik ke samping dari posisi setimbang, dan kemudian dilepaskan,maka massa m akan berayun dalam bidang vertikal ke bawah pengaruh gravitasi.Gerak ini adalah gerak osilasi dan periodik.
Untuk menghitung periode ayunan :
T = periode (s)
l = panjang tali (m)
g = gravitasi (m/s2)
ƒ = frekuensi ( Hz )
Periode adalah waktu yang dibentuk untuk melakukan satu kali gerak bolak balik A-B-C-B-A pada gambar.
g = 4π2l/T2
C. ALAT DAN BAHAN
1. Bandul
2. Tali
3. Statif
4. Busur dan penggaris
D. LANGKAH KERJA
1. Memasang bandul pada statif,dengan panjang tali kurang lebih 40 cm.
2. Simpangkan bandul kurang lebih bersudut 10o, lalu biarkan berayun sambil menghitung waktu dengan stopwatch untuk 5 kali ayunan
3. Mengulangi hingga 3 kali
4. Mengulangi untuk 10 ayunan dan 15 ayunan hingga 3 kali.
E. TABEL PENGAMATAN
NO Panjang Tali (L) Banyaknya Ayunan (n) Waktu (t) Periode (T) = t/n Percepatan Gravitasi (g) Rata-rata Percepatan Gravitasi (g)
1
40 cm
5 07.09 1.418 7,84 m/s2
8,42 m/s2
2 07.26 1.452 7,48 m/s2
3 06.86 1.372 8,37 m/s2
4
10 13.77 1.377 8,31 m/s2
5 13.77 1.377 8,31 m/s2
6 13.38 1.338 8,81 m/s2
7
15 19.69 1.312 9,16 m/s2
8 20.19 1.346 8,70 m/s2
9 20.07 1.338 8,81 m/s2
F. PEMBAHASAN
a. PERTANYAAN
1. Hitung periode getaran!
2. Hitung percepatan gravitasi bumi!
3. Hitung rata-rata percepatan gravitasi bumi!
b. JAWABAN
1. T1 = t/n
= 07.09 / 5
= 1,418 s
T2 = t/n
= 07.26 / 5
= 1,452 s
T3 = t/n
= 06.86 / 5
= 1,372 s
T4 = t/n
= 13.77 / 10
=1,377 s
T5 = t/n
= 13.77 /10
= 1,377 s
T6 = t/n
= 13,38 /10
= 1,338 s
T7 = t/n
= 19.69 / 15
= 1,312 s
T8 = t/n
= 20.19 / 15
= 1,346 s
T9 = t/n
= 20.07 /15
= 1,338 s
2. Percepatan gravitasi bumi
g1 = 4π2l/T2
= 4. (3,14)2. 0,4 / (1,418)2
=7,84 m/s2
g2 = 4π2l/T2
= 4. (3,14)2. 0.4 / (1,452)2
= 7,48 m/s2
g3 = 4π2l/T2
= 4. (3,14)2. 0,4 / (1,372)2
= 8,37 m/s2
g4 = 4π2l/T2
= 4. (3,14)2. 0,4 / (1,377)2
= 8,31 m/s2
g5 = 4π2l/T2
= 4. (3,14)2. 0,4 / (1,377)2
= 8,31 m/s2
g6 = 4π2l/T2
= 4. (3,14)2. 0,4 / (1,338)2
= 8,81 m/s2
g7 = 4π2l/T2
= 4. (3,14)2. 0,4 / (1,312)2
= 9,16 m/s2
g8 = 4π2l/T2
= 4. (3,14)2. 0,4 / (1,346)2
= 8,70 m/s2
g9 = 4π2l/T2
= 4. (3,14)2. 0,4 / (1,338)2
= 8,81 m/s2
3. Rata-rata percepatan gravitasi bumi
grata-rata = g1 + g2 + g3 + g4 + g5 + g6 + g7 + g8 + g9
9
= 7,84 + 7,48 + 8,37 + 8,31 + 8,31 + 8,81 + 9,16 + 8,70 + 8,81
9
= 8,42 m/s2
G. KESIMPULAN
Pada panjang tali yang sama, semakin banyak ayunan, waktu yang diperlukan juga semakin lama dan percepatan gravitasinya tergantung pada periode dan panjang tali.
A. TUJUAN
1. Untuk menghitung periode ( T ) ayunan
2. Untuk menghiting percepatan gravitasi bumi (g)
B. DASAR TEORI
Ayunan sederhana adalah suatu sistam yang terdiri dari sebuah massa titik yang digantung dengan tali tanpa massa dan tidak dapat mulur.jika ayunan ini ditarik ke samping dari posisi setimbang, dan kemudian dilepaskan,maka massa m akan berayun dalam bidang vertikal ke bawah pengaruh gravitasi.Gerak ini adalah gerak osilasi dan periodik.
Untuk menghitung periode ayunan :
T = periode (s)
l = panjang tali (m)
g = gravitasi (m/s2)
ƒ = frekuensi ( Hz )
Periode adalah waktu yang dibentuk untuk melakukan satu kali gerak bolak balik A-B-C-B-A pada gambar.
g = 4π2l/T2
C. ALAT DAN BAHAN
1. Bandul
2. Tali
3. Statif
4. Busur dan penggaris
D. LANGKAH KERJA
1. Memasang bandul pada statif,dengan panjang tali kurang lebih 40 cm.
2. Simpangkan bandul kurang lebih bersudut 10o, lalu biarkan berayun sambil menghitung waktu dengan stopwatch untuk 5 kali ayunan
3. Mengulangi hingga 3 kali
4. Mengulangi untuk 10 ayunan dan 15 ayunan hingga 3 kali.
E. TABEL PENGAMATAN
NO Panjang Tali (L) Banyaknya Ayunan (n) Waktu (t) Periode (T) = t/n Percepatan Gravitasi (g) Rata-rata Percepatan Gravitasi (g)
1
40 cm
5 07.09 1.418 7,84 m/s2
8,42 m/s2
2 07.26 1.452 7,48 m/s2
3 06.86 1.372 8,37 m/s2
4
10 13.77 1.377 8,31 m/s2
5 13.77 1.377 8,31 m/s2
6 13.38 1.338 8,81 m/s2
7
15 19.69 1.312 9,16 m/s2
8 20.19 1.346 8,70 m/s2
9 20.07 1.338 8,81 m/s2
F. PEMBAHASAN
a. PERTANYAAN
1. Hitung periode getaran!
2. Hitung percepatan gravitasi bumi!
3. Hitung rata-rata percepatan gravitasi bumi!
b. JAWABAN
1. T1 = t/n
= 07.09 / 5
= 1,418 s
T2 = t/n
= 07.26 / 5
= 1,452 s
T3 = t/n
= 06.86 / 5
= 1,372 s
T4 = t/n
= 13.77 / 10
=1,377 s
T5 = t/n
= 13.77 /10
= 1,377 s
T6 = t/n
= 13,38 /10
= 1,338 s
T7 = t/n
= 19.69 / 15
= 1,312 s
T8 = t/n
= 20.19 / 15
= 1,346 s
T9 = t/n
= 20.07 /15
= 1,338 s
2. Percepatan gravitasi bumi
g1 = 4π2l/T2
= 4. (3,14)2. 0,4 / (1,418)2
=7,84 m/s2
g2 = 4π2l/T2
= 4. (3,14)2. 0.4 / (1,452)2
= 7,48 m/s2
g3 = 4π2l/T2
= 4. (3,14)2. 0,4 / (1,372)2
= 8,37 m/s2
g4 = 4π2l/T2
= 4. (3,14)2. 0,4 / (1,377)2
= 8,31 m/s2
g5 = 4π2l/T2
= 4. (3,14)2. 0,4 / (1,377)2
= 8,31 m/s2
g6 = 4π2l/T2
= 4. (3,14)2. 0,4 / (1,338)2
= 8,81 m/s2
g7 = 4π2l/T2
= 4. (3,14)2. 0,4 / (1,312)2
= 9,16 m/s2
g8 = 4π2l/T2
= 4. (3,14)2. 0,4 / (1,346)2
= 8,70 m/s2
g9 = 4π2l/T2
= 4. (3,14)2. 0,4 / (1,338)2
= 8,81 m/s2
3. Rata-rata percepatan gravitasi bumi
grata-rata = g1 + g2 + g3 + g4 + g5 + g6 + g7 + g8 + g9
9
= 7,84 + 7,48 + 8,37 + 8,31 + 8,31 + 8,81 + 9,16 + 8,70 + 8,81
9
= 8,42 m/s2
G. KESIMPULAN
Pada panjang tali yang sama, semakin banyak ayunan, waktu yang diperlukan juga semakin lama dan percepatan gravitasinya tergantung pada periode dan panjang tali.
Laporan Percobaan Lensa Plan Paralel (Fisika UNIKAN Malang)
PERCOBAAN LENSA PLAN PARALEL
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui letak bayangan pada lensa plan paralel
2. Untuk mengetahui sifat bayangan pada lensa plan paralel
3. Untuk mengetahui jalannya sinar pada lensa plan parallel
B. DASAR TEORI
Besarnya pergeseran ( t ) dihitung dengan persamaan :
Kaca plan parallel adalah kaca tebal yang permukaannya rata
Ada 2 pembiasan yang terjadi pada kaca plan paralel,yakni:
1. Pembiasan pertama, ketika sinar datang menuju kaca plan paralel
2. Pembiasan kedua, ketika sinar datang meninggalkan plan paralel
i = r dan r = i’
i = sudut sinar datang
r = sudut sinar bias
i’ = sudut sinar datang
r’ = sudut sinar bias
C. ALAT DAN BAHAN
1. Kertas kuarto
2. Kaca plan paralel
3. Jarum pentul
4. Busur
D. LANGKAH KERJA
1. Meletakkan lensa plan paralel di kertas kuarto dan membuat blok lensa plan paralel
2. Menancapkan 2 jarum pentul di depan lensa plan paralel dengan tempat sembarang
3. Menancapkan 2 jarum pentul di sisi yang lain sehingga keemapat jarum pentul tersebut membentuk satu garis lurus
4. Melepaskan lensa plan paralel dan jarum pentul
5. Membuat garis dari 2 jarum pentul di sisi yang sama
6. Membuat garis normal
7. Mengukur sudut datangnya ( i ) dan sudut bias ( r ), serta sudut bias yang keluar dari lensa ( r’ )
8. Mengukur pergeseran sinar yang datang mula-mula dan yang keluar (d )
9. Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel.
E. TABEL PENGAMATAN
No I r i’ r’ d
1 32 19 19 30 6 cm
2
F. PEMBAHASAN
a. PERTANYAAN
1. Bandingakan sudut i dengan r, mana yang lebih besar ? Apakah sudut r menjauhi garis normal ? mengapa?
2. Bandingkan sudut r dengan sudut i’ ,manakah yang lebih besar? Mengapa demikian?
3. Bandingkan sudut i dengan sudut r’, manakah yang lebih besar? Mengapa demikian?
4. Berapa cm pergeseran sinar datang ke sinar bias?
5. Bagaimana kesimpulan saudara?
b. JAWABAN
1. Antara sudut i dan sudut r yang lebih besar adalah sudut i, sudut r tidak menjauhi garis normal tetapi menjauhi garis normal, karena sesuai dengan sifat pembiasan pada optic, dari medium yang renggang ke medium yang rapat mendekati garis normal.
2. Sudut r dan sudut i’ adalah sama besar yaitu 19o, karena sudutnya berseberangan.
3. Sudut i dan sudut r’ adalah sama besar, karena terjadi pergeseran sinar yang masuk dengan sinar yang keluar.
4. Pergeseran sinar datang ke sinar bias :
t = d sin ( i – r ) / cos r
= 6 sin (32 – 19 ) / cos 19
= 6 sin 13 / cos 19
= 6. 0.22 / 0.94
= 1.32 / 0.94
= 1.4 cm
5. Antara sudut bias ( r ) dan sudut datang yang keluar dari lensa ( i’ ) adalah sama, karena sudutnya berseberangan.
G. KESIMPULAN
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa pada lensa plan paralel mengalami pergeseran sinar datang ke sinar bias.
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui letak bayangan pada lensa plan paralel
2. Untuk mengetahui sifat bayangan pada lensa plan paralel
3. Untuk mengetahui jalannya sinar pada lensa plan parallel
B. DASAR TEORI
Besarnya pergeseran ( t ) dihitung dengan persamaan :
Kaca plan parallel adalah kaca tebal yang permukaannya rata
Ada 2 pembiasan yang terjadi pada kaca plan paralel,yakni:
1. Pembiasan pertama, ketika sinar datang menuju kaca plan paralel
2. Pembiasan kedua, ketika sinar datang meninggalkan plan paralel
i = r dan r = i’
i = sudut sinar datang
r = sudut sinar bias
i’ = sudut sinar datang
r’ = sudut sinar bias
C. ALAT DAN BAHAN
1. Kertas kuarto
2. Kaca plan paralel
3. Jarum pentul
4. Busur
D. LANGKAH KERJA
1. Meletakkan lensa plan paralel di kertas kuarto dan membuat blok lensa plan paralel
2. Menancapkan 2 jarum pentul di depan lensa plan paralel dengan tempat sembarang
3. Menancapkan 2 jarum pentul di sisi yang lain sehingga keemapat jarum pentul tersebut membentuk satu garis lurus
4. Melepaskan lensa plan paralel dan jarum pentul
5. Membuat garis dari 2 jarum pentul di sisi yang sama
6. Membuat garis normal
7. Mengukur sudut datangnya ( i ) dan sudut bias ( r ), serta sudut bias yang keluar dari lensa ( r’ )
8. Mengukur pergeseran sinar yang datang mula-mula dan yang keluar (d )
9. Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel.
E. TABEL PENGAMATAN
No I r i’ r’ d
1 32 19 19 30 6 cm
2
F. PEMBAHASAN
a. PERTANYAAN
1. Bandingakan sudut i dengan r, mana yang lebih besar ? Apakah sudut r menjauhi garis normal ? mengapa?
2. Bandingkan sudut r dengan sudut i’ ,manakah yang lebih besar? Mengapa demikian?
3. Bandingkan sudut i dengan sudut r’, manakah yang lebih besar? Mengapa demikian?
4. Berapa cm pergeseran sinar datang ke sinar bias?
5. Bagaimana kesimpulan saudara?
b. JAWABAN
1. Antara sudut i dan sudut r yang lebih besar adalah sudut i, sudut r tidak menjauhi garis normal tetapi menjauhi garis normal, karena sesuai dengan sifat pembiasan pada optic, dari medium yang renggang ke medium yang rapat mendekati garis normal.
2. Sudut r dan sudut i’ adalah sama besar yaitu 19o, karena sudutnya berseberangan.
3. Sudut i dan sudut r’ adalah sama besar, karena terjadi pergeseran sinar yang masuk dengan sinar yang keluar.
4. Pergeseran sinar datang ke sinar bias :
t = d sin ( i – r ) / cos r
= 6 sin (32 – 19 ) / cos 19
= 6 sin 13 / cos 19
= 6. 0.22 / 0.94
= 1.32 / 0.94
= 1.4 cm
5. Antara sudut bias ( r ) dan sudut datang yang keluar dari lensa ( i’ ) adalah sama, karena sudutnya berseberangan.
G. KESIMPULAN
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa pada lensa plan paralel mengalami pergeseran sinar datang ke sinar bias.
Laporan Percobaan Dispersi Cahaya (Fisika UNIKAN Malang)
PERCOBAAN DISPERSI CAHAYA
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui letak bayangan pada prisma
2. Untuk mengetahui sudut disperse
3. Untuk mengetahui jalannya sinar pada prisma
B. DASAR TEORI
Prisma adalah benda bening yang terbuat dari gelas yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu.
Ada 2 macam prisma yaiu:
• Prisma siku-siku sama kaki yang bersudut 900 dan 450
• Prisma sama sisi yang bersudut 600
Jalannya sinar pembiasan pada prisma :
δ (sudut deviasi) adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan sinar bias yang meninggalkan prisma.besar sudut deviasi (δ) dapat dihitung dari persamaan:
Keterangan:
δ = sudut deviasi
i1 = sudut sinar datang
r2 = sudut sinar bias yang keluar dari prisma
β = sudut pembiasan prisma
C. ALAT DAN BAHAN
1. Kertas kuarto
2. Kaca prisma
3. Jarum pentul
4. Busur
D. LANGKAH KERJA
1. Meletakkan lensa prisma di kertas kuarto dan membuat blok prrisma
2. Menancapkan 2 jarum pentul di depan lensa prisma dengan tempat sembarang
3. Menancapkan lagi 2 jarum pentul di sisi yang lain sehingga keempat jarum pentul tersebut membentuk satu garis lurus
4. Melepaskan lensa prisma dan jarum pentul
5. Membuat garis dari 2 jarum pentul di sisi yang sama dan membuat garis normal
6. Mengukur sudut datangnya ( i ) dan sudut bias ( r ) serta sudut bias yang keluar dari lensa ( r’ )
7. Mengukur sudut dispersinya (d )
8. Mencatat hasil pengamatan.
E. TABEL PENGAMATAN
No I r i’ r’ d
1 46 54 42
2 50 49 41
F. PEMBAHASAN
a. PERTANYAAN
1. Hitunglah sudut disprsi dengan rumus d = i + r – 60o!
2. Bandingkan d hasil pengamatan dengan d hasil perhitungan!
b. JAWABAN
1. Sudut dispersi
d = i + r – 60o
= 46o + 54o – 60o
= 40o
d = i + r – 60o
= 50o + 49o – 60o
= 39o
2. Untuk data 1:
d hasil pengamatan bersudut 42o sedangkan d hasil perhitungan bersudut 40o
untuk data 2:
d hasil pengamatan bersudut 41o sedangkan d hasil perhitungan bersudut 39o
3. Sudut disperse hasil pengamatan dan hasil perhitungan tidak sama, hal ini disebabkan karena penentuan letak bayangan yang kurang tepat, dan dalam mengukur kurang teliti.
G. KESIMPULAN
Dari percobaan disperse cahaya yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kita dapat mengetahui letak bayangan, jalannyan sinar, dan sudut disperse pada prisma. Untuk menghitung sudut disperse pada kaca prisma dengan menjumlah sudut datang ( i ) dan sudut bias ( r ) dikurangi sudut pembias prisma ( α ).
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui letak bayangan pada prisma
2. Untuk mengetahui sudut disperse
3. Untuk mengetahui jalannya sinar pada prisma
B. DASAR TEORI
Prisma adalah benda bening yang terbuat dari gelas yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu.
Ada 2 macam prisma yaiu:
• Prisma siku-siku sama kaki yang bersudut 900 dan 450
• Prisma sama sisi yang bersudut 600
Jalannya sinar pembiasan pada prisma :
δ (sudut deviasi) adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan sinar bias yang meninggalkan prisma.besar sudut deviasi (δ) dapat dihitung dari persamaan:
Keterangan:
δ = sudut deviasi
i1 = sudut sinar datang
r2 = sudut sinar bias yang keluar dari prisma
β = sudut pembiasan prisma
C. ALAT DAN BAHAN
1. Kertas kuarto
2. Kaca prisma
3. Jarum pentul
4. Busur
D. LANGKAH KERJA
1. Meletakkan lensa prisma di kertas kuarto dan membuat blok prrisma
2. Menancapkan 2 jarum pentul di depan lensa prisma dengan tempat sembarang
3. Menancapkan lagi 2 jarum pentul di sisi yang lain sehingga keempat jarum pentul tersebut membentuk satu garis lurus
4. Melepaskan lensa prisma dan jarum pentul
5. Membuat garis dari 2 jarum pentul di sisi yang sama dan membuat garis normal
6. Mengukur sudut datangnya ( i ) dan sudut bias ( r ) serta sudut bias yang keluar dari lensa ( r’ )
7. Mengukur sudut dispersinya (d )
8. Mencatat hasil pengamatan.
E. TABEL PENGAMATAN
No I r i’ r’ d
1 46 54 42
2 50 49 41
F. PEMBAHASAN
a. PERTANYAAN
1. Hitunglah sudut disprsi dengan rumus d = i + r – 60o!
2. Bandingkan d hasil pengamatan dengan d hasil perhitungan!
b. JAWABAN
1. Sudut dispersi
d = i + r – 60o
= 46o + 54o – 60o
= 40o
d = i + r – 60o
= 50o + 49o – 60o
= 39o
2. Untuk data 1:
d hasil pengamatan bersudut 42o sedangkan d hasil perhitungan bersudut 40o
untuk data 2:
d hasil pengamatan bersudut 41o sedangkan d hasil perhitungan bersudut 39o
3. Sudut disperse hasil pengamatan dan hasil perhitungan tidak sama, hal ini disebabkan karena penentuan letak bayangan yang kurang tepat, dan dalam mengukur kurang teliti.
G. KESIMPULAN
Dari percobaan disperse cahaya yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kita dapat mengetahui letak bayangan, jalannyan sinar, dan sudut disperse pada prisma. Untuk menghitung sudut disperse pada kaca prisma dengan menjumlah sudut datang ( i ) dan sudut bias ( r ) dikurangi sudut pembias prisma ( α ).
Laporan Eksperimen I PERCOBAAN ARCHIMEDES (Pend. fisika UNIKAN)
PERCOBAAN ARCHIMEDES
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui besar gaya tekan air ke atas
2. Untuk mengetahui volume benda
3. Untuk mengetahui massa jenis benda
B. DASAR TEORI
Hukum Archimedes mengatakan bahwa Bila sebuah benda dicelupkan ke dalam zat cair maka benda tersebut akan mendapat gaya angkat ke atas (gaya Archimedes) sebesar volume benda yang tercelup atau sama dengan berat fluida (zat cair) yang dipindahkan.
Keterangan: F = gaya Archimedes
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = gravitasi (m/s2)
V = volume (m3)
C. ALAT DAN BAHAN
1. Gelas ukur
2. Benda/beban
3. Neraca
4. Air
5. Benang
D. LANGKAH PERCOBAAN
1. Menyiapkan gelas ukur,kemudian mengisi dengan air dan mencatat volume air mula-mula
2. Menimbang benda di udara dengan neraca,kemudian mencatat massa benda tersebut
3. Mencelupkan benda tersebut ke dalam gelas ukur yang sudah terisi air,kemudian mencatat volume airnya dan massa benda setelah dimasukkan ke dalam air
4. Ulangi untuk benda yang lainnya
E. TABEL PENGAMATAN
NO BENDA Volume air
mula-mula
(V0) Volume air
Setelah benda dimasukkan
(V1) V =
(V0)–(V1) Massa benda
mula-mula
(m0) Massa benda
di air
(m1) m =
m0 – m1 ρ = m/V
1 40 gr 120 ml 124 ml 4 ml 60 gr 45 gr 15 gr 0,3 g/ml
2 60 gr 120 ml 128 ml 8 ml 75 gr 65 gr 10 gr 1,25 g/ml
3 80 gr 120 ml 130 ml 10 ml 105 gr 80 gr 25 gr 2,5 g/nl
4 100 gr 120 ml 132 ml 12 ml 135 gr 100 gr 35 gr 2,9 g/ml
F. PEMBAHASAN
a. PERTANYAAN
1. Hitunglah volume masing-masing benda!
2. Hitunglah besar gaya tekan ke atas untuk masing-masing benda!
3. Hitunglah massa jenis benda ( ρ = m/V )!
b. JAWABAN
1. Volume masing-masing benda
V = V1 – V0
= 124 – 120
= 4 ml
V = V1 – V0
= 128 – 120
= 8 ml
V = V1 – V0
= 130 – 120
= 10 ml
V = V1 – V0
= 132 – 120
= 12 ml
2. Besar gaya tekan ke atas masing-masing benda
F = ∆m
= m0 – m1
= 60 – 45
= 15 gr
F = ∆m
= m0 – m1
= 75 – 65
= 10 gr
F = ∆m
= m0 – m1
= 105 – 80
= 25 gr
F = ∆m
= m0 – m1
= 135 – 100
= 35 gr
3. Massa jenis masing-masing benda
ρ = m/V
= 15/4
= 0.3 g/ml
ρ = m/V
= 10/8
= 1.25 g/ml
ρ = m/V
= 25/10
= 2.5 g/ml
ρ = m/V
= 35/12
= 2.9 g/ml
G. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan Archimedes dapat disimpulkan bahwa, kita dapat mengetahui besar gaya tekan air ke atas, volume benda, dan massa jenis benda tersebut, hal ini terbukti sesuai dengan hokum Archimedes.
A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui besar gaya tekan air ke atas
2. Untuk mengetahui volume benda
3. Untuk mengetahui massa jenis benda
B. DASAR TEORI
Hukum Archimedes mengatakan bahwa Bila sebuah benda dicelupkan ke dalam zat cair maka benda tersebut akan mendapat gaya angkat ke atas (gaya Archimedes) sebesar volume benda yang tercelup atau sama dengan berat fluida (zat cair) yang dipindahkan.
Keterangan: F = gaya Archimedes
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = gravitasi (m/s2)
V = volume (m3)
C. ALAT DAN BAHAN
1. Gelas ukur
2. Benda/beban
3. Neraca
4. Air
5. Benang
D. LANGKAH PERCOBAAN
1. Menyiapkan gelas ukur,kemudian mengisi dengan air dan mencatat volume air mula-mula
2. Menimbang benda di udara dengan neraca,kemudian mencatat massa benda tersebut
3. Mencelupkan benda tersebut ke dalam gelas ukur yang sudah terisi air,kemudian mencatat volume airnya dan massa benda setelah dimasukkan ke dalam air
4. Ulangi untuk benda yang lainnya
E. TABEL PENGAMATAN
NO BENDA Volume air
mula-mula
(V0) Volume air
Setelah benda dimasukkan
(V1) V =
(V0)–(V1) Massa benda
mula-mula
(m0) Massa benda
di air
(m1) m =
m0 – m1 ρ = m/V
1 40 gr 120 ml 124 ml 4 ml 60 gr 45 gr 15 gr 0,3 g/ml
2 60 gr 120 ml 128 ml 8 ml 75 gr 65 gr 10 gr 1,25 g/ml
3 80 gr 120 ml 130 ml 10 ml 105 gr 80 gr 25 gr 2,5 g/nl
4 100 gr 120 ml 132 ml 12 ml 135 gr 100 gr 35 gr 2,9 g/ml
F. PEMBAHASAN
a. PERTANYAAN
1. Hitunglah volume masing-masing benda!
2. Hitunglah besar gaya tekan ke atas untuk masing-masing benda!
3. Hitunglah massa jenis benda ( ρ = m/V )!
b. JAWABAN
1. Volume masing-masing benda
V = V1 – V0
= 124 – 120
= 4 ml
V = V1 – V0
= 128 – 120
= 8 ml
V = V1 – V0
= 130 – 120
= 10 ml
V = V1 – V0
= 132 – 120
= 12 ml
2. Besar gaya tekan ke atas masing-masing benda
F = ∆m
= m0 – m1
= 60 – 45
= 15 gr
F = ∆m
= m0 – m1
= 75 – 65
= 10 gr
F = ∆m
= m0 – m1
= 105 – 80
= 25 gr
F = ∆m
= m0 – m1
= 135 – 100
= 35 gr
3. Massa jenis masing-masing benda
ρ = m/V
= 15/4
= 0.3 g/ml
ρ = m/V
= 10/8
= 1.25 g/ml
ρ = m/V
= 25/10
= 2.5 g/ml
ρ = m/V
= 35/12
= 2.9 g/ml
G. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan Archimedes dapat disimpulkan bahwa, kita dapat mengetahui besar gaya tekan air ke atas, volume benda, dan massa jenis benda tersebut, hal ini terbukti sesuai dengan hokum Archimedes.
Senin, 18 April 2011
CONTOH SURAT LAMARAN PEKERJAAN
Malang, 05 Januari 2011
Lampiran : .......
Hal : Lamaran Pekerjaan
Yth. Pimpinan ………………………
Macdonald
Jl. ………..
Malang
Assalamualaikum wr.wb.,
Berkenaan dengan adanya informasi lowongan yang datangnya dari teman kuliah, maka saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : ……………………………………………………………………
Pendidikan Terakhir : …………………………………………………………………….
Alamat : ……………………………………………………………………..
Bermaksud mengajukan diri sebagai ……………….. di……….
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan hal-hal berikut :
1. Satu lembar pas foto ukuran 4x6
2. Fotocopi KTP + KTM
3. Fotocoi ijazah terakhir
4. Daftar Riwayat Hidup
5. Fotocopi Sertifikat-sertifikat
Demikian surat ini saya sampaikan. Atas perhatian dan pertimbangannya, saya haturkan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb.,
Atas Nama Pelamar
Lampiran : .......
Hal : Lamaran Pekerjaan
Yth. Pimpinan ………………………
Macdonald
Jl. ………..
Malang
Assalamualaikum wr.wb.,
Berkenaan dengan adanya informasi lowongan yang datangnya dari teman kuliah, maka saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : ……………………………………………………………………
Pendidikan Terakhir : …………………………………………………………………….
Alamat : ……………………………………………………………………..
Bermaksud mengajukan diri sebagai ……………….. di……….
Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan hal-hal berikut :
1. Satu lembar pas foto ukuran 4x6
2. Fotocopi KTP + KTM
3. Fotocoi ijazah terakhir
4. Daftar Riwayat Hidup
5. Fotocopi Sertifikat-sertifikat
Demikian surat ini saya sampaikan. Atas perhatian dan pertimbangannya, saya haturkan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb.,
Atas Nama Pelamar
KALIMAT MUTIARA HATI
# Lebih baik menjadi orang penting tapi lebih penting menjadi orang baik !!!
# Mulailah dari hal yang terkecil niscaya kelak akan kamu dapatkan semua yang hal terbesar !!!
# Janganlah sekali-kali kamu menunda-nunda waktu untuk mengerjakan kebaikan karena kesempatan itu tidak akan datang keduakalinya !!!
# Kerjakan apa-apa yang kamu anggap penting sekarang meskipun sangat sepele ketimbang kamu melayang dalam angan-angan untuk mengerjakan suatu hal sangat besar yang belum tentu akan kamu kerjakan kelak !!!
# Berusahalah dan bertawakkallah untuk mencapai ridho-Nya, karena Allah akan memberikan kepadamu apa-apa yang kamu minta sebab kamu mau berusaha dan bertawakkal kepada-Nya !!!
# janganlah kamu sekali-kali menunggu bola untuk datang kepadamu, jemputlah dia karena masih lebih banyak lagi yang menunggu selain kamu !!!
# Rencanakan sekarang masa depanmu, untuk menyongsong masa depan yang brilliant bright your future !!!
Cara Mengganti Template di Blog
Yang sudah pakai New Blogger Template :
1. Seperti biasa Anda Login ke blogger.com dan akan masuk ke dasbor.
2. Kemudian klik Tata Letak.
3. Anda kemudian klik Pilih Template Baru.
4. Di sini akan muncul berbagai macam template baru, Anda tinggal pilih dengan cara klik di lingkaran kecil di bawah tampilan template.
5. Setelah Anda menentukan pilihan kemudian tinggal klik Simpan Template.
6. Nah sekarang tampilan blog Anda sudah berubah dengan tampilan baru. Kalau Anda masih belum puas juga dengan tampilan blog Anda, tinggal ganti template lagi dengan mengulangi lagi panduan di atas.
Demikian Panduan Cara Mengganti Template di Blog. Mudah-mudahan bermanfaat untuk Anda. Tunggu artikel dari saya selanjutnya.
Cara Mengatur Huruf dan Warna
Untuk para blogger baru, Anda akan menikmati layanan baru dari blogger.com, yaitu Anda bisa mengatur jenis font (hurup) serta warna font dengan sangat mudah. Di bawah ini panduan untuk mengatur Fonts And Colors (khusus untuk blogger baru dengan template baru, sedangkan untuk blogger yang memakai template klasik, menu ini tidak disediakan).
Klik menu "Huruf dan Warna", maka akan muncul beberapa pengaturan :
(ini khusus untuk template "minima") :
1. Seperti biasa Anda login dulu. Dan kemudian akan masuk ke dasbor.
2. Kemudian Anda klik Tata Letak.
3. Anda akan memasuki halaman baru dan cari Font dan Warna, kemudian klik. Kemudian akan muncul pilihan font dan warna, silahkan pilihg sesuka Anda :
o Text Color --> pengaturan warna hurup dari posting-an
o Link Color --> pengaturan warna hurup yang di link
o Blog Title Color --> pengaturan warna hurup judul Blog
o Blog Description Color --> pengaturan warna hurup deskripsi blog
o Post Title Color --> pengaturan warna hurup judul posting-an
o Border Color --> pengaturan warna kotak yang mengelilingi judul blog, serta garis pemisah
o Sidebar Title Color --> pengaturan warna hurup judul yang anda di sidebar (kolom samping)
o Sidebar Title Color --> pengaturan warna hurup yang ada di sidebar(kolom samping)
o Visited link Color --> pengaturan warna hurup link ketika pengunjung mengarahkannya ke tulisan yang mengandung link
o Text Font --> pengaturan jenis hurup,berlaku untuk hurup hasil dari posting-an ataupun hurup yang ada di sidebar
o Sidebar Title Font --> pengaturan jenis hurup untuk judul yang ada di sidebar serta tanggal postingan
o Blog Title Font --> pengaturan jenis hurup Judul blog
o Blog Description Font --> Pengaturan jenis hurup dekripsi blog
o Post Footer Font --> pengaturan jenis hurup footer (contoh : posted by )
4. Klik “ Simpan ” untuk mengakhiri pengaturan. Selesai
Untuk template-template selain template "minima", pada dasarnya sama aja, hanya saja ada sedikit perbedaan, tapi itu tidak sulit. Untuk mengetahui tulisan mana yang sedang di rubah oleh anda, anda cukup melihat mana yang berubah tulisannya pada preview yang terletak sebelah bawah.
1. Seperti biasa Anda Login ke blogger.com dan akan masuk ke dasbor.
2. Kemudian klik Tata Letak.
3. Anda kemudian klik Pilih Template Baru.
4. Di sini akan muncul berbagai macam template baru, Anda tinggal pilih dengan cara klik di lingkaran kecil di bawah tampilan template.
5. Setelah Anda menentukan pilihan kemudian tinggal klik Simpan Template.
6. Nah sekarang tampilan blog Anda sudah berubah dengan tampilan baru. Kalau Anda masih belum puas juga dengan tampilan blog Anda, tinggal ganti template lagi dengan mengulangi lagi panduan di atas.
Demikian Panduan Cara Mengganti Template di Blog. Mudah-mudahan bermanfaat untuk Anda. Tunggu artikel dari saya selanjutnya.
Cara Mengatur Huruf dan Warna
Untuk para blogger baru, Anda akan menikmati layanan baru dari blogger.com, yaitu Anda bisa mengatur jenis font (hurup) serta warna font dengan sangat mudah. Di bawah ini panduan untuk mengatur Fonts And Colors (khusus untuk blogger baru dengan template baru, sedangkan untuk blogger yang memakai template klasik, menu ini tidak disediakan).
Klik menu "Huruf dan Warna", maka akan muncul beberapa pengaturan :
(ini khusus untuk template "minima") :
1. Seperti biasa Anda login dulu. Dan kemudian akan masuk ke dasbor.
2. Kemudian Anda klik Tata Letak.
3. Anda akan memasuki halaman baru dan cari Font dan Warna, kemudian klik. Kemudian akan muncul pilihan font dan warna, silahkan pilihg sesuka Anda :
o Text Color --> pengaturan warna hurup dari posting-an
o Link Color --> pengaturan warna hurup yang di link
o Blog Title Color --> pengaturan warna hurup judul Blog
o Blog Description Color --> pengaturan warna hurup deskripsi blog
o Post Title Color --> pengaturan warna hurup judul posting-an
o Border Color --> pengaturan warna kotak yang mengelilingi judul blog, serta garis pemisah
o Sidebar Title Color --> pengaturan warna hurup judul yang anda di sidebar (kolom samping)
o Sidebar Title Color --> pengaturan warna hurup yang ada di sidebar(kolom samping)
o Visited link Color --> pengaturan warna hurup link ketika pengunjung mengarahkannya ke tulisan yang mengandung link
o Text Font --> pengaturan jenis hurup,berlaku untuk hurup hasil dari posting-an ataupun hurup yang ada di sidebar
o Sidebar Title Font --> pengaturan jenis hurup untuk judul yang ada di sidebar serta tanggal postingan
o Blog Title Font --> pengaturan jenis hurup Judul blog
o Blog Description Font --> Pengaturan jenis hurup dekripsi blog
o Post Footer Font --> pengaturan jenis hurup footer (contoh : posted by )
4. Klik “ Simpan ” untuk mengakhiri pengaturan. Selesai
Untuk template-template selain template "minima", pada dasarnya sama aja, hanya saja ada sedikit perbedaan, tapi itu tidak sulit. Untuk mengetahui tulisan mana yang sedang di rubah oleh anda, anda cukup melihat mana yang berubah tulisannya pada preview yang terletak sebelah bawah.
9 Kiat Menjadi Supervisor Handal
9 Kiat Menjadi Supervisor Handal
Supervisor adalah seseorang yang ditugasi untuk membuat perencanaan, melakukan pengawasan dan pengelolaan terhadap orang-orang yang ada di bawahnya berdasarkan hierarki jabatan. Berikut ini adalah kiat untuk menjadi supervisor yang lebih baik khususnya dalam kaitannya menghadapi mereka yang disupervisi.
1. Perhatikan betul momen interaksi Anda.
Bersikaplah lebih cermat dari biasanya di setiap interaksi dan komunikasi antara Anda dan anak buah. Lebih cermat di sini dalam artian bersikap reflektif dan awas: “Apakah aku mau manakala disuruh atau dinasehatin dengan cara seperti ini?”, “Apakah aku sudah menunjukkan rasa hormat kepada mereka yang aku suruh ataukah aku terkesan mentang-mentang dan sok?”, “Apakah cara ngomong yang seperti ini bisa dipahami oleh mereka?”
Ada kalanya anak buah enggan membuka mulut terhadap supervisor karena mereka khawatir terlihat bodoh atau mereka bermaksud mencari tahu sendiri apa-apa yang sebenarnya mereka tidak mengerti. Maka bersikaplah cermat dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif seperti di atas. Baca juga bahasa tubuhnya, apakah bola matanya melihat ke kiri samping atau atas selama beberapa saat lalu sesudah itu dia mengernyitkan dahi? Itu tandanya dia tak punya suatu pengalaman pun dari ingatannya yang membuat dia bisa pahami omongan Anda. Apakah dia mendengarkan Anda sambil menutupi mulutnya dengan telapak tangan setelah itu dia silangkan tangan di depan dada apalagi sambil menatap Anda sambil tundukkan kepala? Itu artinya dia awalnya ragu dengan apa yang Anda sampaikan, dia membandingkan dengan apa-apa yang dia ketahui dan lalu tidak bersepakat dengan Anda.
2. Dapatkan masukan langsung dari anak buah Anda.
Terutama di saat momen informal, coba tanyakan kepada anak buah tentang apa-apa yang bisa membuat Anda bisa lakukan tugas dengan lebih baik;
• Kamu pernah nggak punya supervisor yang sip? Dia orangnya kayak gimana? dan apa yang biasa dia lakukan?
• Kamu masih inget nggak pujian paling indah yang pernah kamu dapatkan dari supervisor kamu? Itu pujian atas apa?
• Pernah nggak kamu nemui supervisor kamu lagi menjengkelkan atau bersikap apapun yang kamu jadi bener-bener nggak suka? Kalau nggak pernah, kira-kira apa yang bakal mbikin kamu jengkel ama supervisor kamu?
• Menurut kamu sendiri, apa yang kamu butuhkan untuk membuat kerjaanmu jadi tambah bagus?
• Menurutmu aku punya sifat apa yang bisa mbikin temen-temenmu benci atau gak betah sama aku?
Seluruh pertanyaan di atas pada dasarnya menanyakan persepsi anak buah terhadap supervisor sehingga bisa ditemukan informasi yang spesifik dari tiap orang. Anda tidak sebaiknya menghabiskan seluruh pertanyaan itu pada satu orang. Atau jikapun Anda memang punyai karyawan yang amat kritis, jangan tanyakan itu semua pada satu waktu. Untuk karyawan yang kurang kritis (atau kurang cerdas), Anda sebaiknya berikan dia waktu untuk menjawab; entah beberapa jam atau hingga keesokan harinya.
3. Dengarkan dengan lebih baik
Semakin Anda handal dalam mendengarkan kebutuhan orang lain, semakin orang lain akan merasa dihargai, hingga kemudian semakin juga mereka menghargai dan mendengarkan Anda. Tidak hanya itu, mereka akan lebih permisif atas kesalahan atau khilaf yang Anda pernah lakukan.
Terkadang anak buah sekedar ingin agar suaranya didengarkan (terutama perempuan) tanpa kemudian menuntut ada penyelesaian dari apa-apa yang mereka sampaikan. Maka jangan selalu terbebani bahwa Anda harus mengakhiri sesi obrolan Anda dengan solusi. Yang wajib Anda lakukan adalah membiarkan dia berbicara hingga rampung, melakukan parafrase sewajarnya, mengorek informasi yang relevan dari apa yang sekiranya belum disampaikannya, dan tidak mempersalahkan apa-apa yang dia rasakan.
Mendengarkan orang lain juga berarti tidak hanya terpaku pada sampaian lesan. Perhatikan juga sikap tubuhnya, perhatikan juga apa kebutuhan yang dia punya yang terungkap dari sumber-sumber yang lain, terutama dari teman satu wilayah kerja.
4. Ciptakan atmosfer yang aman untuk berbicara lepas
Supervisor yang sedemikian tampak berkuasa bisa membuat anak buah sungkan atau malah sampai tak berani bersuara. Jika Anda bersungguh-sungguh ingin meminta umpan balik dari anak buah, maka Anda harus membuat mereka merasa aman dulu untuk bersuara dengan jujur. Hal ini Anda lakukan dengan sejak awal mengatakan betapa Anda menghargai kejujuran yang disampaikan dengan cara yang baik (misal untuk bicara keburukan, jangan di depan umum). Setelah ada yang benar-benar bersuara kepada Anda, maka jangan pernah hukum. Jika memang dia menyampaikan dengan cara yang kurang santun, atau bahkan informasi yang dia sampaikan ternyata bohong, maka jangan sampai para anak buah salah mengira bahwa Anda membenci sikap keterbukaannya.
5. Jika memang ada perilaku atau performa buruk, tangani dengan cepat dan tegas
Perilaku yang buruk (berbohong, menyalahgunakan kewenangan, memanipulasi, korupsi) harus diberantas sejak masih berupa tindakan-tindakan sederhana. Kepedulian Anda dalam menangani “dosa-dosa” kecil akan membuat anak buah Anda sungkan dan ragu sekedar untuk merencanakan “dosa-dosa” besar. Di sinilah letak ketegasan. Sementara itu, manakala umpan balik atau penyikapan diberikan setelah kesalahan terjadi berlarut-larut, maka bisa jadi banyak hal yang sudah tidak lagi diingat dan tidak terasa urgen lagi perihalnya. Oleh karenanya, lakukan evaluasi dengan segera.
6. Berlatihlah dalam menemukan kebaikan orang lain
Semakin Anda terampil dalam menemukan kebaikan dan performa baik anak buah, sekecil apapun itu, dan lalu mengungkapkan kepada mereka –apalagi di hadapan orang banyak, itu akan membuat reputasi Anda semakin meningkat di hadapan anak buah. Bahkan mereka yang belum tampakkan performa baik pun menjadi hormat dan suka pada Anda.
Yang biasanya terjadi adalah, performa buruk dikecam dan diungkit-ungkit, namun performa baik dianggap sudah biasa karena sudah selayaknya memang begitu. Saya sendiri mengalaminya, memang tidak mudah untuk memuji kebaikan-kebaikan kecil dan tidak selalu menggaris bawah pada kesalahan-kesalahan. Namun itulah kualitas yang diharapkan oleh anak buah.
7. Jangan Jai’m secara berlebihan
Jaga image atau ja’im memang diperlukan. Berbicara dengan bahasa indonesia formal dan mengenakan pakaian resmi memang bisa mengundang rasa hormat, yang mana itu penting untuk dipunya seorang supervisor. Namun jangan lantas keterusan. Ingatlah bahwa rasa hormat anak buah harusnya bukan sekedar dari busana dan cara bicara (tapi itu tetap penting), melainkan sejak awal sang supervisor perlu miliki pengetahuan, skill, dan mentalitas yang lebih baik atau yang memang bisa diteladani. Maka manakala di luar kantor, jangan terus terbawa kondisi formal, karena toh masih ada hal lain yang bisa datangkan hormat selain dari formalitas. Banyak sekali perihal yang bisa digali dari anak buah manakala mereka sedang tidak terkondisikan secara formal dan tidak sedang merasa ada jarak yang jauh antara mereka dan Anda sang supervisor.
8. Tunjukkan bahwa Anda peduli pada anak buah sebagai manusia
Dalam bisnis yang kian kompetitif seperti sekarang ini, bersikap tegas dan selalu bercara pandang “ini bisnis, jangan main-main” mudah sekali untuk dilakukan. Yang lebih sulit adalah menyeimbangkannya dengan cara pandang bahwa anak buah bagaimanapun juga manusia; mereka punya kebutuhan untuk dihargai, dimengerti kebutuhan dan emosinya, serta diperhatikan. Penelitian yang dilakukan oleh Gallup menunjukkan bahwa bagaimana sikap dan perasaan sang atasan terhadap anak buah memberi dampak positif yang besar pada bagaimana anak buah akan bersikap dan berperforma pada pekerjaan mereka.
Karyawan yang merasa dirinya diperhatikan akan merasa enggan untuk meninggalkan tanggung jawab, semakin kecil peluangnya mengalami kecelakaan kerja, semakin kecil kemungkinannya mengajukan komplain atau klaim, menjadi enggan untuk berbuat buruk seperti mencuri, lebih susah untuk berhenti, dan tentunya akan lebih berpeluang bicara baik tentang supervisor mereka ke rekanan, teman, dan keluarga.
Bentuk konkrit yang menunjukkan Anda peduli semisal adalah:
• Mengetahui siapa anak buah Anda di luar pekerjaan; keluarganya, hobinya, anaknya sekarang berapa, dan apa-apa yang tidak relevan dengan urusan pekerjaan.
• Menanyakan bagaimana kabar anak buah Anda, misal ketika tampak sakit, bingung, sangat bergembira atau emosi intens lainnya.
• Manakala anak buah Anda tak sungkan untuk menanyakan informasi yang tak terkait kerja; misal tentang tempat rekreasi yang cocok untuk keluarga, tempat rental kendaraan yang bagus dan murah, dsb.
• Menunjukkan ketertarikan pada karir profesional anak buah Anda
• Membantu anak buah Anda memecahkan masalah terkait pekerjaan
9. Teladankan sikap sopan dan menghormati
Di tengah lingkungan kerja yang sedemikian padat urusan, karyawan bisa tenggelam dalam pekerjaan mereka dengan bertumpuk email, SMS, dan dokumen kerja. Terkadang itu semua bisa membuat seseorang lupa untuk menanggapi dengan cara-cara yang baik hingga akhirnya menimbulkan perasaan tak nyaman di pihak lain. Hal ini semisal saja:
• Tidak membalas panggilan telepon, email, atau SMS. Ini membuat pihak lain jadi geregetan, utamanya untuk urusan yang mendesak.
• Tidak memberitahu bahwa Anda sudah benar-benar membaca pesan email yang telah terkirim atau apakah yang sudah dikirimkan itu memang betul-betul sesuai dengan apa yang diinginkan.
• Malas berucap “Minta tolong” dan “Terima kasih”
• Hadir rapat terlambat
Dan kiat terakhir ini lah yang secara umum perlu dijadikan pegangan: jadilah teladan, dalam perihal sekecil apapun.
Supervisor adalah seseorang yang ditugasi untuk membuat perencanaan, melakukan pengawasan dan pengelolaan terhadap orang-orang yang ada di bawahnya berdasarkan hierarki jabatan. Berikut ini adalah kiat untuk menjadi supervisor yang lebih baik khususnya dalam kaitannya menghadapi mereka yang disupervisi.
1. Perhatikan betul momen interaksi Anda.
Bersikaplah lebih cermat dari biasanya di setiap interaksi dan komunikasi antara Anda dan anak buah. Lebih cermat di sini dalam artian bersikap reflektif dan awas: “Apakah aku mau manakala disuruh atau dinasehatin dengan cara seperti ini?”, “Apakah aku sudah menunjukkan rasa hormat kepada mereka yang aku suruh ataukah aku terkesan mentang-mentang dan sok?”, “Apakah cara ngomong yang seperti ini bisa dipahami oleh mereka?”
Ada kalanya anak buah enggan membuka mulut terhadap supervisor karena mereka khawatir terlihat bodoh atau mereka bermaksud mencari tahu sendiri apa-apa yang sebenarnya mereka tidak mengerti. Maka bersikaplah cermat dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif seperti di atas. Baca juga bahasa tubuhnya, apakah bola matanya melihat ke kiri samping atau atas selama beberapa saat lalu sesudah itu dia mengernyitkan dahi? Itu tandanya dia tak punya suatu pengalaman pun dari ingatannya yang membuat dia bisa pahami omongan Anda. Apakah dia mendengarkan Anda sambil menutupi mulutnya dengan telapak tangan setelah itu dia silangkan tangan di depan dada apalagi sambil menatap Anda sambil tundukkan kepala? Itu artinya dia awalnya ragu dengan apa yang Anda sampaikan, dia membandingkan dengan apa-apa yang dia ketahui dan lalu tidak bersepakat dengan Anda.
2. Dapatkan masukan langsung dari anak buah Anda.
Terutama di saat momen informal, coba tanyakan kepada anak buah tentang apa-apa yang bisa membuat Anda bisa lakukan tugas dengan lebih baik;
• Kamu pernah nggak punya supervisor yang sip? Dia orangnya kayak gimana? dan apa yang biasa dia lakukan?
• Kamu masih inget nggak pujian paling indah yang pernah kamu dapatkan dari supervisor kamu? Itu pujian atas apa?
• Pernah nggak kamu nemui supervisor kamu lagi menjengkelkan atau bersikap apapun yang kamu jadi bener-bener nggak suka? Kalau nggak pernah, kira-kira apa yang bakal mbikin kamu jengkel ama supervisor kamu?
• Menurut kamu sendiri, apa yang kamu butuhkan untuk membuat kerjaanmu jadi tambah bagus?
• Menurutmu aku punya sifat apa yang bisa mbikin temen-temenmu benci atau gak betah sama aku?
Seluruh pertanyaan di atas pada dasarnya menanyakan persepsi anak buah terhadap supervisor sehingga bisa ditemukan informasi yang spesifik dari tiap orang. Anda tidak sebaiknya menghabiskan seluruh pertanyaan itu pada satu orang. Atau jikapun Anda memang punyai karyawan yang amat kritis, jangan tanyakan itu semua pada satu waktu. Untuk karyawan yang kurang kritis (atau kurang cerdas), Anda sebaiknya berikan dia waktu untuk menjawab; entah beberapa jam atau hingga keesokan harinya.
3. Dengarkan dengan lebih baik
Semakin Anda handal dalam mendengarkan kebutuhan orang lain, semakin orang lain akan merasa dihargai, hingga kemudian semakin juga mereka menghargai dan mendengarkan Anda. Tidak hanya itu, mereka akan lebih permisif atas kesalahan atau khilaf yang Anda pernah lakukan.
Terkadang anak buah sekedar ingin agar suaranya didengarkan (terutama perempuan) tanpa kemudian menuntut ada penyelesaian dari apa-apa yang mereka sampaikan. Maka jangan selalu terbebani bahwa Anda harus mengakhiri sesi obrolan Anda dengan solusi. Yang wajib Anda lakukan adalah membiarkan dia berbicara hingga rampung, melakukan parafrase sewajarnya, mengorek informasi yang relevan dari apa yang sekiranya belum disampaikannya, dan tidak mempersalahkan apa-apa yang dia rasakan.
Mendengarkan orang lain juga berarti tidak hanya terpaku pada sampaian lesan. Perhatikan juga sikap tubuhnya, perhatikan juga apa kebutuhan yang dia punya yang terungkap dari sumber-sumber yang lain, terutama dari teman satu wilayah kerja.
4. Ciptakan atmosfer yang aman untuk berbicara lepas
Supervisor yang sedemikian tampak berkuasa bisa membuat anak buah sungkan atau malah sampai tak berani bersuara. Jika Anda bersungguh-sungguh ingin meminta umpan balik dari anak buah, maka Anda harus membuat mereka merasa aman dulu untuk bersuara dengan jujur. Hal ini Anda lakukan dengan sejak awal mengatakan betapa Anda menghargai kejujuran yang disampaikan dengan cara yang baik (misal untuk bicara keburukan, jangan di depan umum). Setelah ada yang benar-benar bersuara kepada Anda, maka jangan pernah hukum. Jika memang dia menyampaikan dengan cara yang kurang santun, atau bahkan informasi yang dia sampaikan ternyata bohong, maka jangan sampai para anak buah salah mengira bahwa Anda membenci sikap keterbukaannya.
5. Jika memang ada perilaku atau performa buruk, tangani dengan cepat dan tegas
Perilaku yang buruk (berbohong, menyalahgunakan kewenangan, memanipulasi, korupsi) harus diberantas sejak masih berupa tindakan-tindakan sederhana. Kepedulian Anda dalam menangani “dosa-dosa” kecil akan membuat anak buah Anda sungkan dan ragu sekedar untuk merencanakan “dosa-dosa” besar. Di sinilah letak ketegasan. Sementara itu, manakala umpan balik atau penyikapan diberikan setelah kesalahan terjadi berlarut-larut, maka bisa jadi banyak hal yang sudah tidak lagi diingat dan tidak terasa urgen lagi perihalnya. Oleh karenanya, lakukan evaluasi dengan segera.
6. Berlatihlah dalam menemukan kebaikan orang lain
Semakin Anda terampil dalam menemukan kebaikan dan performa baik anak buah, sekecil apapun itu, dan lalu mengungkapkan kepada mereka –apalagi di hadapan orang banyak, itu akan membuat reputasi Anda semakin meningkat di hadapan anak buah. Bahkan mereka yang belum tampakkan performa baik pun menjadi hormat dan suka pada Anda.
Yang biasanya terjadi adalah, performa buruk dikecam dan diungkit-ungkit, namun performa baik dianggap sudah biasa karena sudah selayaknya memang begitu. Saya sendiri mengalaminya, memang tidak mudah untuk memuji kebaikan-kebaikan kecil dan tidak selalu menggaris bawah pada kesalahan-kesalahan. Namun itulah kualitas yang diharapkan oleh anak buah.
7. Jangan Jai’m secara berlebihan
Jaga image atau ja’im memang diperlukan. Berbicara dengan bahasa indonesia formal dan mengenakan pakaian resmi memang bisa mengundang rasa hormat, yang mana itu penting untuk dipunya seorang supervisor. Namun jangan lantas keterusan. Ingatlah bahwa rasa hormat anak buah harusnya bukan sekedar dari busana dan cara bicara (tapi itu tetap penting), melainkan sejak awal sang supervisor perlu miliki pengetahuan, skill, dan mentalitas yang lebih baik atau yang memang bisa diteladani. Maka manakala di luar kantor, jangan terus terbawa kondisi formal, karena toh masih ada hal lain yang bisa datangkan hormat selain dari formalitas. Banyak sekali perihal yang bisa digali dari anak buah manakala mereka sedang tidak terkondisikan secara formal dan tidak sedang merasa ada jarak yang jauh antara mereka dan Anda sang supervisor.
8. Tunjukkan bahwa Anda peduli pada anak buah sebagai manusia
Dalam bisnis yang kian kompetitif seperti sekarang ini, bersikap tegas dan selalu bercara pandang “ini bisnis, jangan main-main” mudah sekali untuk dilakukan. Yang lebih sulit adalah menyeimbangkannya dengan cara pandang bahwa anak buah bagaimanapun juga manusia; mereka punya kebutuhan untuk dihargai, dimengerti kebutuhan dan emosinya, serta diperhatikan. Penelitian yang dilakukan oleh Gallup menunjukkan bahwa bagaimana sikap dan perasaan sang atasan terhadap anak buah memberi dampak positif yang besar pada bagaimana anak buah akan bersikap dan berperforma pada pekerjaan mereka.
Karyawan yang merasa dirinya diperhatikan akan merasa enggan untuk meninggalkan tanggung jawab, semakin kecil peluangnya mengalami kecelakaan kerja, semakin kecil kemungkinannya mengajukan komplain atau klaim, menjadi enggan untuk berbuat buruk seperti mencuri, lebih susah untuk berhenti, dan tentunya akan lebih berpeluang bicara baik tentang supervisor mereka ke rekanan, teman, dan keluarga.
Bentuk konkrit yang menunjukkan Anda peduli semisal adalah:
• Mengetahui siapa anak buah Anda di luar pekerjaan; keluarganya, hobinya, anaknya sekarang berapa, dan apa-apa yang tidak relevan dengan urusan pekerjaan.
• Menanyakan bagaimana kabar anak buah Anda, misal ketika tampak sakit, bingung, sangat bergembira atau emosi intens lainnya.
• Manakala anak buah Anda tak sungkan untuk menanyakan informasi yang tak terkait kerja; misal tentang tempat rekreasi yang cocok untuk keluarga, tempat rental kendaraan yang bagus dan murah, dsb.
• Menunjukkan ketertarikan pada karir profesional anak buah Anda
• Membantu anak buah Anda memecahkan masalah terkait pekerjaan
9. Teladankan sikap sopan dan menghormati
Di tengah lingkungan kerja yang sedemikian padat urusan, karyawan bisa tenggelam dalam pekerjaan mereka dengan bertumpuk email, SMS, dan dokumen kerja. Terkadang itu semua bisa membuat seseorang lupa untuk menanggapi dengan cara-cara yang baik hingga akhirnya menimbulkan perasaan tak nyaman di pihak lain. Hal ini semisal saja:
• Tidak membalas panggilan telepon, email, atau SMS. Ini membuat pihak lain jadi geregetan, utamanya untuk urusan yang mendesak.
• Tidak memberitahu bahwa Anda sudah benar-benar membaca pesan email yang telah terkirim atau apakah yang sudah dikirimkan itu memang betul-betul sesuai dengan apa yang diinginkan.
• Malas berucap “Minta tolong” dan “Terima kasih”
• Hadir rapat terlambat
Dan kiat terakhir ini lah yang secara umum perlu dijadikan pegangan: jadilah teladan, dalam perihal sekecil apapun.
Tips Menjadi Moderator dalam Sebuah Presentasi
Tips Menjadi Moderator dalam Sebuah Presentasi
Sebenarnya sih pengennya aku nyari referensi di internet tentang bagaimana caranya menjadi seorang moderator yang baik dalam sebuah presentasi…utamanya buat mendukung my competencies saat ngajar teknik presentasi pada Diklat Pim Tingkat IV. Sebenarnya saya sendiri sudah punya pedoman bagaimana menjadi moderator yang baik…yang saya dapat dari Mr. Marpaung saat ngikut diklat di Jakarta Mei kemaren…. but terus terang saja saya seringkali kurang marem saat hanya punya sebuah referensi… so dengan seksama saya kemudian search di Paman Google dengan kata kunci moderator….Tapi referensi moderator yang ada di internet ternyata bagaimana menjadi moderator di mils-mils diskusi di internet, sedangkan moderator untuk presentasi lisan gak kutemukan…. Sehingga aku yang semula pengen ngesearch…jadinya malah posting yang kudapat selama kursus….buat ngisi khazanah tentang topik itu sekalian minta masukan kalau ada yang bersedia ngasih….
Moderator dalam sebuah presentasi lisan ternyata cukup penting bahkan menjadi orang kedua dalam sebuah presentasi…Bahkan saya sendiri berpendapat lancar tidaknya jalannya sebuah presentasi yang diikuti dengan diskusi sangat tergantung pada pengaturan sang moderator….mulai dari ngatur waktu presentasi, waktu tanya jawab, serta menarik tidaknya sebuah presentasi….Oleh karena itu antara presenter dan moderator sebisa mungkin harus menjalin komunikasi terlebih dahulu sebelum memulai jalannya diskusi guna merancang skenario presentasi…dan saat pelaksanaan diskusi moderator dan presentasi juga harus saling membantu….Walaupun demikian moderator harus tetap setia dengan pakemnya sebagai orang kedua dalam sebuah presentasi…. sehingga moderator dalam hal ini tidak akan mengeluarkan pernyataan yang bertentangan dengan presenter apalagi sampai menjatuhkan sang presenter…..karena namanya juga presentasi maka presenter lah aktor utamanya….
Ada beberapa urutan langkah yang harus dilakukan moderator dalam sebuah presentasi, yakni : 1) Pembukaan; 2) Ucapan Selamat Datang pada Peserta; 3) Uraian singkat latar belakang dan tujuan presentasi; 4) Perkenalan Penyaji dan Tema Presentasi; 5) Penentuan waktu dan mekanisme tanya jawab; 6) Mengundang Pembicara menyajikan presentasi; 7) Rangkuman umum inti presentasi penyaji; Mengundang pendengar untuk bertanya; 9) Ucapan terimakasih kepada penyaji dan pendengar; 10) Moderator menutup presentasi
1. Pembukaan
Tugas pertama Moderator adalah membuka jalannya presentasi, diskusi, seminar, lokakarya. Sebagai contoh saya sajikan kalimat pembuka sebagai berikut :
Selamat Pagi….Ass. Wr. Wb…..
Baiklah Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu, marilah kita buka pertemuan pagi ini dengan terlebih dahulu mengucap puji syukur kehadlirat Tuhan YME…..
2. Ucapan Selamat Datang Peserta
Tugas berikut adalah mengucapkan selamat datang pada peserta. Disini upayakan agar peserta mendapat kesan yang menyenangkan terhadap acara presentasi sekaligus sedikit memberi kesan bahwa Anda adalah seorang moderator yang baik. Contoh kalimatnya adalah
Selamat datang bagi para eksekutif muda yang hadir dalam acara Diskusi yang menarik ini dan dilaksanakan di gedung yang juga ekslusif, yaitu…..
3. Uraian singkat latar belakang dan tujuan presentasi
Upayakan peserta merasa tertarik dengan materi presentasi dengan menceritakan latar belakang dan tujuan presentasi. Disini moderator harus berusaha agar topik yang disajikan itu seolah-olah merupakan hal yang penting, up to date sekaligus dekat dengan kehidupan keseharian peserta. Contoh kalimatnya adalah
Diskusi yang menarik ini dilatarbelakangi oleh adanya keprihatinan kita pada……..Oleh karena itu, diskusi kita hari ini akan bertujuan untuk…..
4. Perkenalan Penyaji dan Tema Presentasi
Dalam memperkenalkan presenter, upayakan agar audiens merasa yakin dengan kualitas dan kapabilitas si pembicara, utamanya kelayakan kompetensi sehubungan dengan makalah yang hendak disajikan. Contoh kalimatnya adalah….
Untuk menyemarakkan acara diskusi, sengaja kami undang seorang pakar…….bernama…….beliau lahir di…….jabatan yang pernah disandangnya adalah…..Dan hari ini Beliau telah siap dengan makalahnya yang bertajuk…………..Untuk memperlancar kegiatan presentasi kali ini, saya (nama modertor) akan berusaha memandu acara sampai selesai….
5. Penentuan waktu dan mekanisme tanya jawab
Waktu yang diatur meliputi waktu presentasi dan pengaturan sesi tanya jawab, termasuk alokasi waktu serta jumlah sesi yang akan direncanakan. Contohnya
Agar diskusi kita berjalan dengan lancar, maka penyaji akan kita persilakan untuk menyajikan makalahnya selama…..menit. Sedangkan untuk sesi tanya jawab akan kita beri waktu selama……menit, setelah Bapak…….menyajikan makalahnya.
6. Mengundang Pembicara menyajikan presentasi
Contohnya….Saya persilakan pakar kita, Bapak…..menyajikan makalahnya…
7. Rangkuman umum inti presentasi penyaji
Rangkuman presentasi yang mungkin sering Anda lihat di televisi adalah pada akhir kegiatan…tetapi ada manfaat khusus jika moderator menyampaikan kesimpulan setelah presenter menyajikan makalah, yakni untuk menarik peserta buat memberikan pertanyaan…terutama jika presenternya monoton, terlalu teks book atau secara umum kurang baik dalam menampilkan makalah. Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut.
Demikianlah sajian yang menarik dari Bapak……Sajian tadi saya yakin akan merangsang kita untuk berfikir arti pentingnya…… Jalan keluar yang ditawarkan antara lain adalah………….
8. Mengundang pendengar untuk bertanya
Lebih baik jika sesi tanya jawab dibagi dalam beberapa sesi dengan satu sesi maksimum 3 penanya. Contohnya
Untuk memperjelas makalah yang telah disajikan, kami undang Bapak dan Ibu untuk memberikan pertanyaan. Untuk kesempatan pertama, kami akan buka termin pertama dengan 3 penanya…..Mohon Bapak – Ibu menyebutkan nama dan asal instansi sebelum mulai bertanya…..serta mohon agar pertanyaan yang diberikan singkat, tepat sasaran. Kami persilakan…..
9. Ucapan terimakasih kepada penyaji dan pendengar
Sampaikan dengan ramah, tulus dan penuh senyum.Contohnya….
Terima kasih atas Bapak…..yang telah sudi membagi sedikit pengalamannya pada acara diskusi hari ini…..Rasa terimakasih juga saya sampaikan kepada para hadirin sekalian, utamanya atas partisipasi aktif selama diskusi berlangsung….
10. Moderator menutup presentasi
Tutup dengan ucapan yang bersemangat atau kalimat-kalimat yang bernada optimis atas pemecahan masalah yang telah didiskusikan. Contohnya….
Kita tutup diskusi kita hari ini dengan ucapan Semoga Indonesia tetap maju…..serta tepuk tangan untuk kita semua……
Sebenarnya sih pengennya aku nyari referensi di internet tentang bagaimana caranya menjadi seorang moderator yang baik dalam sebuah presentasi…utamanya buat mendukung my competencies saat ngajar teknik presentasi pada Diklat Pim Tingkat IV. Sebenarnya saya sendiri sudah punya pedoman bagaimana menjadi moderator yang baik…yang saya dapat dari Mr. Marpaung saat ngikut diklat di Jakarta Mei kemaren…. but terus terang saja saya seringkali kurang marem saat hanya punya sebuah referensi… so dengan seksama saya kemudian search di Paman Google dengan kata kunci moderator….Tapi referensi moderator yang ada di internet ternyata bagaimana menjadi moderator di mils-mils diskusi di internet, sedangkan moderator untuk presentasi lisan gak kutemukan…. Sehingga aku yang semula pengen ngesearch…jadinya malah posting yang kudapat selama kursus….buat ngisi khazanah tentang topik itu sekalian minta masukan kalau ada yang bersedia ngasih….
Moderator dalam sebuah presentasi lisan ternyata cukup penting bahkan menjadi orang kedua dalam sebuah presentasi…Bahkan saya sendiri berpendapat lancar tidaknya jalannya sebuah presentasi yang diikuti dengan diskusi sangat tergantung pada pengaturan sang moderator….mulai dari ngatur waktu presentasi, waktu tanya jawab, serta menarik tidaknya sebuah presentasi….Oleh karena itu antara presenter dan moderator sebisa mungkin harus menjalin komunikasi terlebih dahulu sebelum memulai jalannya diskusi guna merancang skenario presentasi…dan saat pelaksanaan diskusi moderator dan presentasi juga harus saling membantu….Walaupun demikian moderator harus tetap setia dengan pakemnya sebagai orang kedua dalam sebuah presentasi…. sehingga moderator dalam hal ini tidak akan mengeluarkan pernyataan yang bertentangan dengan presenter apalagi sampai menjatuhkan sang presenter…..karena namanya juga presentasi maka presenter lah aktor utamanya….
Ada beberapa urutan langkah yang harus dilakukan moderator dalam sebuah presentasi, yakni : 1) Pembukaan; 2) Ucapan Selamat Datang pada Peserta; 3) Uraian singkat latar belakang dan tujuan presentasi; 4) Perkenalan Penyaji dan Tema Presentasi; 5) Penentuan waktu dan mekanisme tanya jawab; 6) Mengundang Pembicara menyajikan presentasi; 7) Rangkuman umum inti presentasi penyaji; Mengundang pendengar untuk bertanya; 9) Ucapan terimakasih kepada penyaji dan pendengar; 10) Moderator menutup presentasi
1. Pembukaan
Tugas pertama Moderator adalah membuka jalannya presentasi, diskusi, seminar, lokakarya. Sebagai contoh saya sajikan kalimat pembuka sebagai berikut :
Selamat Pagi….Ass. Wr. Wb…..
Baiklah Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu, marilah kita buka pertemuan pagi ini dengan terlebih dahulu mengucap puji syukur kehadlirat Tuhan YME…..
2. Ucapan Selamat Datang Peserta
Tugas berikut adalah mengucapkan selamat datang pada peserta. Disini upayakan agar peserta mendapat kesan yang menyenangkan terhadap acara presentasi sekaligus sedikit memberi kesan bahwa Anda adalah seorang moderator yang baik. Contoh kalimatnya adalah
Selamat datang bagi para eksekutif muda yang hadir dalam acara Diskusi yang menarik ini dan dilaksanakan di gedung yang juga ekslusif, yaitu…..
3. Uraian singkat latar belakang dan tujuan presentasi
Upayakan peserta merasa tertarik dengan materi presentasi dengan menceritakan latar belakang dan tujuan presentasi. Disini moderator harus berusaha agar topik yang disajikan itu seolah-olah merupakan hal yang penting, up to date sekaligus dekat dengan kehidupan keseharian peserta. Contoh kalimatnya adalah
Diskusi yang menarik ini dilatarbelakangi oleh adanya keprihatinan kita pada……..Oleh karena itu, diskusi kita hari ini akan bertujuan untuk…..
4. Perkenalan Penyaji dan Tema Presentasi
Dalam memperkenalkan presenter, upayakan agar audiens merasa yakin dengan kualitas dan kapabilitas si pembicara, utamanya kelayakan kompetensi sehubungan dengan makalah yang hendak disajikan. Contoh kalimatnya adalah….
Untuk menyemarakkan acara diskusi, sengaja kami undang seorang pakar…….bernama…….beliau lahir di…….jabatan yang pernah disandangnya adalah…..Dan hari ini Beliau telah siap dengan makalahnya yang bertajuk…………..Untuk memperlancar kegiatan presentasi kali ini, saya (nama modertor) akan berusaha memandu acara sampai selesai….
5. Penentuan waktu dan mekanisme tanya jawab
Waktu yang diatur meliputi waktu presentasi dan pengaturan sesi tanya jawab, termasuk alokasi waktu serta jumlah sesi yang akan direncanakan. Contohnya
Agar diskusi kita berjalan dengan lancar, maka penyaji akan kita persilakan untuk menyajikan makalahnya selama…..menit. Sedangkan untuk sesi tanya jawab akan kita beri waktu selama……menit, setelah Bapak…….menyajikan makalahnya.
6. Mengundang Pembicara menyajikan presentasi
Contohnya….Saya persilakan pakar kita, Bapak…..menyajikan makalahnya…
7. Rangkuman umum inti presentasi penyaji
Rangkuman presentasi yang mungkin sering Anda lihat di televisi adalah pada akhir kegiatan…tetapi ada manfaat khusus jika moderator menyampaikan kesimpulan setelah presenter menyajikan makalah, yakni untuk menarik peserta buat memberikan pertanyaan…terutama jika presenternya monoton, terlalu teks book atau secara umum kurang baik dalam menampilkan makalah. Contoh kalimatnya adalah sebagai berikut.
Demikianlah sajian yang menarik dari Bapak……Sajian tadi saya yakin akan merangsang kita untuk berfikir arti pentingnya…… Jalan keluar yang ditawarkan antara lain adalah………….
8. Mengundang pendengar untuk bertanya
Lebih baik jika sesi tanya jawab dibagi dalam beberapa sesi dengan satu sesi maksimum 3 penanya. Contohnya
Untuk memperjelas makalah yang telah disajikan, kami undang Bapak dan Ibu untuk memberikan pertanyaan. Untuk kesempatan pertama, kami akan buka termin pertama dengan 3 penanya…..Mohon Bapak – Ibu menyebutkan nama dan asal instansi sebelum mulai bertanya…..serta mohon agar pertanyaan yang diberikan singkat, tepat sasaran. Kami persilakan…..
9. Ucapan terimakasih kepada penyaji dan pendengar
Sampaikan dengan ramah, tulus dan penuh senyum.Contohnya….
Terima kasih atas Bapak…..yang telah sudi membagi sedikit pengalamannya pada acara diskusi hari ini…..Rasa terimakasih juga saya sampaikan kepada para hadirin sekalian, utamanya atas partisipasi aktif selama diskusi berlangsung….
10. Moderator menutup presentasi
Tutup dengan ucapan yang bersemangat atau kalimat-kalimat yang bernada optimis atas pemecahan masalah yang telah didiskusikan. Contohnya….
Kita tutup diskusi kita hari ini dengan ucapan Semoga Indonesia tetap maju…..serta tepuk tangan untuk kita semua……
Minggu, 17 April 2011
Cara Posting Artikel di Blog
Setelah Anda selesai membuat blog untuk pertama kali, sekarang Anda coba melakukan posting artikel sesuai topik yang telah Anda sediakan sebelumnya.
Langkah-langkah dalam memposting suatu artikel:
1. Pertama kali Anda login di blog Anda masuk ke Dasbor blog.
2. Kemudian Anda klik Edit Baru / New Post di bawah judul blog Anda.
3. Kemudian akan terbuka menu Posting dan kotak kosong tempat Anda mengisi artikel Anda.
4. Setelah sampai di menu Posting. Terdapat 3 item posting yaitu Edit HTML dan Tulis. Dan di bawahnya Pratinjau.
5. Anda copy artikel yang telah Anda siapkan sebelumnya, kemudian paste di kotak kosong postingan.
Apa fungsi dari ke-3 item tersebut :
1. Edit HTML : Dibanding dengan item Tulis, menggunakan Edit HTML jauh lebih sulit bagi yang belum pernah belajar HTML. Tapi untuk hasil posting jauh lebih tertata rapi dan bagus di lihat dibanding dengan item Tulis. Untuk belajar dasar-dasar HTML Anda bisa download : Belajar HTML.
2. Untuk yang posting langsung Tulis, lebih mudah karena toolbar diatas siap membantu Anda. Anda tinggal melakukan pengaturan tulisan sesuai keinginan Anda. Dan sebaiknya Anda menggunakan yang ini dahulu, nanti kalau sudah belajar HTML Anda bisa menyempurnakan tulisan Anda.
3. Anda bisa melihat tulisan Anda sebelum di publikasikan dengan klik Pratinjau. Di sini Anda bisa melihat dan mengkoreksi mana tulisan yang kurang/tidak sesuai dengan keinginan Anda.
Anda bisa menggunakan bantuan Toolbar yang sudah di sediakan, seperti :
--> Untuk merubah jenis hurup yang di gunakan
--> Untuk merubah ukuran hurup (heading)
--> Untuk Menebalkan hurup
--> Untuk memiringkan hurup
--> Untuk merubah warna hurup
--> Untuk membuat link
--> Untuk membuat artikel menjadi rata kiri
--> Untuk membuat tulisan menjadi di tengah
--> Untuk membuat artikel menjadi rata kanan
--> Untuk membuat artikel menjadi rata kiri dan kanan
--> Untuk membuat sub bahasan oleh angka
--> Untuk membuat sub bahasan oleh bullet
--> Untuk mengecek spelling
--> Untuk memasukan gambar(upload gambar)
--> Untuk membuat artikel dalam kode HTML
--> Untuk membuat artikel dalam mode Compose (biasa)
--> Untuk me review (melihat) artikel / Pratinjau.
Langganan:
Postingan (Atom)